3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ririn Main “Sepi”, Dayu Fortuna “Pidato Gila” – Semangat Pentas Teater Kampus

Wayan SumahardikabyWayan Sumahardika
February 2, 2018
inUlasan

Ida Ayu Fortuna Ningrum (Dayu Fortuna) memainkan naskah Pidato Gila di Kampus Undiksha. /Foto-foto: Putu Satria Kusuma

102
SHARES

KAMIS, 27 April malam, dua buah lakon telah dimainkan oleh Teater Kampus Seribu Jendela, Undiksha, serangkaian Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya. Mereka memainkan naskah “Sepi” dan “Pidato Gila”. Jika Maret lalu, kita disuguhi pentas dari bapak ibu peteater kawakan seperti Putu Satriya Koesuma,Hardiman Adiwinata,Kadek Sonia Piscayanti, dan Luh Arik Sariadi, pada Kamis malam itu, kawan-kawan muda kita, menunjukan kebolehannya.

Pentas “Sepi” dimainkan oleh Ririn Purnama Sari dan disutradarai oleh Gede Dharma Wijaya. Menceritakan tentang seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya. Sang anak yang frustasi ini, kemudian meminta bantuan dokter untuk mentranspalasi kemaluan ayahnya untuk dipasang di kepalanya sendiri.

Sedangkan pentas “Pidato Gila” dimainkan oleh Ida Ayu Fortuna Ningrum dan disutradarai oleh Yusna Safitri, menceritakan tentang seorang gila yang berpidato tentang hal-hal gila di dunia ini. Isi pidato dengan segala logika terbalik yang disampaikannya, membuat kita merenungi perihal norma dan nilai yang melekat pada masing-masing makhluk hidup di dunia ini.

Di tengah panggung yang minimalis, dengan kursi, properti seadanya, dan sayup-sayup riuh mahasiswa yang keluar kelas tanda jam kuliah malam berakhir, suguhan pentas malam itu nampak sederhana. Namun, begitu terasa, ada bara yang diam-diam memercik di setiap laku yang ditunjukkan.

Adik-adik ini, yang seharinya saya tahu hanya menjadi pendengar, peserta, pengisi ruang kosong belakang panggung setiap pentas kakak mereka, membuat saya tercengang. Mereka berhasil menunjukan laku akting yang begitu “manusiawi”. Laku akting, yang oleh kawan seumuran mereka kebanyakan, ditinggalkan demi mengejar estika baru, tawaran baru, bentuk baru, wacana baru, yang kadang-kadang, sejatinya membuat sebagian dari mereka, tak lagi mengenal naskah, bahkan tubuh dan pikiran mereka sendiri.

Adik-adik ini, Fortuna dan Ririn, tampak sangat mengenal dirinya masing-masing. Bermain sangat rileks, santai, tanpa tedeng aling-aling. Tak ada upaya “pemperbesar” tubuh, sebagaimana yang tampak pada aktor-aktor yang baru berteater.

Saya tak menyaksikan sosok panggung dalam setiap laku yang mereka bawakan. Saya juga tak menyaksikan “diri mereka sendiri”. Tokoh yang mereka bawakan, hadir begitu saja di hadapan saya. Sebagaimana biasanya kita bertemu dengan orang baru dalam kehidupan sehari-hari. Berjumpa, berkenalan, berteman, dan tahu-tahu saja menjadi akrab, dekat,dan menjadi bagian penting dalam hidup kita.

Saya benar-benar dibuat penasaran, bagaimana mereka akan berkembang setelah ini. Tentu, hal ini tak bisa dilepaskan dari konsistensi Teater Kampus Seribu Jendela untuk menggelar pertunjukan selanjutnya.

Luar daripada itu, adalah sebuah optimisme yang juga tak kalah menarik untuk didiskusikan, terutama dalam konteks Kongres Teater yang rencananya akan diselenggarakan oleh kawan-kawan peserta Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya. Sejauh mana kehadiran teater kampus dan teater sekolah memegang peranan dalam kehidupan teater di Bali?

Pentas monolog “Sepi” dimainkan oleh Ririn Purnama Sari di Kampus Undiksha

Acara Festival Monolog perdana di wilayah Denpasar, Jumat 28 April malam, pula akan dibuka oleh teater kampus dan sekolah. Adalah Teater Orok Universitas Udayana yang memainkan naskah “Ibu Sejati” dan Teater Angin SMA N 1 Denpasar memainkan naskah “Mulut”. Acara digelar di Phalam Batik, Jalan W R Supratman No.333, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Denpasar, pukul 19.00 Wita.

Kedua teater ini, juga bukan teater kemarin sore. Paling tidak, teater ini pernah urun peran dalam percaturan teater Bali. Teater Orok dengan Pekan Performing Art (PPA) di tahun 2000-an dan pentas-pentas yang yang digelar secara militant telah menyumbangkan (jika tak bisa dibilang gagasan baru), paling tidak menumbuhkan api teater pada generasi yang lahir setelahnya, seperti Teater 108 dan Teater Topeng SMA 2 Denpasar.

Sampai kini, mereka masih (diam-diam) membawa semangat teater Bali pada setiap event teater mahasiswa nasional yang kerapkali digelar di luar Bali. Pun Teater Angin yang sempat menjadi garda depan teater sekolah Bali lewat ajang PSR, MAS, dan event teater lainnya. Yang juga (diam-diam) tetap berproses dengan caranya sendiri.

Tentu, saya bukannya bermaksud menggali kenangan lalu. Sebab dulu, tentu beda dengan sekarang. Zaman akan senantiasa berubah. Sadar atau tidak, kita juga (diam-diam) terus bergerak. Saya sendiri, juga (diam-diam) menuju ke depan. Melupakan kenangan tentang teater sekolah dan teater kampus yang pernah saya alami. Namun apa yang (diam-diam) saya lupakan ini, oleh adik2, serasa diingatkan kembali tentang kehadiran teater kampus dan teater sekolah di Bali. Inilah teater kampus! Inilah teater sekolah! (T)

Singaraja, 2017

Tags: Festival Monolog Bali 100 Putu WijayakampusMonologsekolahseni pertunjukanTeater
Previous Post

Matahari, Krayon Kuning dan Krayon Orange – Dongeng Pendidikan tentang Warna

Next Post

Bandem dan Dibya Bicarakan Ida Bagus Oka Blangsinga di Bentara Budaya

Wayan Sumahardika

Wayan Sumahardika

Sutradara Teater Kalangan (dulu bernama Teater Tebu Tuh). Bergaul dan mengikuti proses menulis di Komunitas Mahima dan kini tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Pasca Sarjana Undiksha, Singaraja.

Next Post

Bandem dan Dibya Bicarakan Ida Bagus Oka Blangsinga di Bentara Budaya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co