10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bercakap-Cakap dengan Pencuri

Raudal Tanjung BanuabyRaudal Tanjung Banua
February 2, 2018
inCerpen

Potongan dari lukisan I Nyoman Wirata

8
SHARES

Cerpen: Raudal Tanjung Banua

SELEPAS sholat tahajud di sepertiga malam, Nenek Syaodah mendengar keok ayam ribut di kandang. Meski sudah tua, telinganya tetap awas dan waspada. Hanya saja ia belum bisa memastikan apakah bunyi krosok di tanah, lalu suara keok ayam, itu disebabkan pencuri atau musang.

Kalau mendengar bunyi di tanah lantaran gesekkan kaki diseret, sepertinya ini langkah orang, si pencuri; namun menyimak halusnya gerakan di kandang mungkin ini musang. Tapi di tempat ia tinggal sudah lama musang punah, sejak pohon bambu dan pohonan di pinggir sungai habis ditebangi. Atau ular?

Dulu, waktu suaminya masih hidup, pernah mereka mendapati seekor ular kembang bergelung dalam kandang, dan segera dapat ditangkap seorang pawang. Tapi, sebagaimana musang, juga buaya, di Sungai Ijogading, ular berukuran besar juga sudah tak pernah ada lagi. Jadi dapat dipastikan pencuri sedang beraksi.

Apakah Nenek Syaodah akan berteriak membangunkan tetangga? Dia memang sendirian tinggal di rumah panggung-nya yang berusia tak kurang seratus tahun tapi masih kukuh berdiri itu. Anak-cucunya tinggal di kampung sebelah dalam rumah beton yang baru.

Jadi, apakah ia akan minta bantuan pada tetangga? Tak. Menyalakan senter saja ia tak akan. Padahal ia bisa saja menyorotkan senter dari atas melalui jendela dapur, maka yang beraksi di kandang akan terlihat terang-benderang. Itu cara gampang mengetahui wajah si pencuri.

Setiap malam Nenek Syaodah sholat tahajud dalam waktu yang terbaik, sepertiga malam. Dan ia akan melanjutkan dengan mendaras zikir serta doa-doa munajat yang hikmat hingga masuk waktu subuh. Apakah dengan keteguhan iman seperti itu ia akan membuat seorang pencuri merasa malu dengan menyenteri wajahnya? Atau membuat si pencuri digebuki orang sekampung karena teriakannya? Tak. Tidak akan.

Kasihan dia yang mencuri karena harus mencuri. Sebab mungkin tak ada lagi akal yang bisa digunakan untuk mengatasi keadaan. Barangkali ia dan keluarganya sedang lapar, tak punya uang untuk membeli apa-apa yang sekarang mahal. Cara terbaik adalah membiarkan si pencuri mengambil ayam-ayam di kandang. Jika ia pencuri yang kelaparan, pastilah ia akan mengambil sebatas yang bisa membuatnya kenyang. Jika ia pencuri yang membutuhkan uang untuk membeli kebutuhan anak-anaknya, ia pasti juga bisa memperkirakan seberapa yang perlu dibawanya pulang.

Nenek Syaodah yakin sudah.

Tapi tiba-tiba ia ingat induk ayam kesayangannya, si Pelor, yang sedang mengeram di sudut kandang. Terbit keraguan Nenek Syaodah untuk tidak bertindak, menyelamatkannya. Ya, induk ayam berwarna kelabu terang itu ia sebut si Pelor karena telurnya banyak, seolah ditembakkan begitu saja dari perutnya, dan setiap telur dalam eramannya menetas dengan baik menurunkan berpasang-pasang anak ayam hingga tumbuh berkembang-biak. Bagaimana jika ayam kesayangan itu digasak juga oleh si pencuri?

Maka muncullah keinginan Nenek Syaodah untuk mengingatkan si pencuri di kandang, di bawah kolong rumah.

“Jangan kau ambil induk ayam yang mengeram, Mat,” kata Nenek Syaodah membuka percakapan, sekaligus memberi peringatan. “Mat” yang ia maksud adalah “Amat”, panggilan setiap anak lelaki, tua-muda, di Kampung Loloan, Bali Barat.

Hening. Tak ada jawaban. Bahkan suara krosok-krosok pun hilang.

“Mat, o, Mat! Kau masih di kandang? Induk di sudut tu sedang mengeram. Kasihan nanti telur-telurnya jadi busuk tak menetas,” katanya lagi, dengan logat Melayu-nya yang kental. Kampung Loloan memang memiliki warisan bahasa Melayu leluhur dari Trengganu.

Di luar dugaan, ada jawaban terdengar. Suara laki-laki yang sengaja diubah dengan cara membuat dengung lewat hidung—semacam idgham bighunnah. Sebagai guru mengaji, Nenek Syaodah paham cara itu mengubah penekanan suara dan cocok untuk penyamaran. Toh Nenek Syaodah tetap bisa menangkap maksudnya.

“Ndak, Mak, yang mengeram ndak awak sentoh.”

“Yang terlalu kecil sebaiknya juga jangan dibawa, Mat.”

“Ndak, Mak, biarlah ia besar…”

“Jangan banyak-banyak beri bawang, Mat, kasihan ayamnya bisa pusing,” Nenek Syaodah tahu bahwa dengan menyebar aroma bawang, ayam-ayam tak akan bersuara ketika seorang pencuri menangkapnya.

“Sedikit saja ni, Mak, supaya tak ribut saja.”

“Kau bawa sarung?”

“Iya, Mak. Bawa karung juga. ”

“Nah, bungkus baik-baik dalam sarung, jangan sampai bergerak-gerak ntar orang-orang tahu. Jangan sampai sarungmu kena kotorannya, tak bisa buat sembahyang ntar. Najis.”

“Ada karung pupuk, Mak, sudah disiapkan.”

“Jangan pakai itu. Nanti kau jumpa dengan orang ke masjid, orang akan bertanya bawa apa. Lagian ayamnya bisa mati sesak nafas.”

“Oiya, Mak, Amat masukkan sarung saja kalau begitu.”

“Cepatlah. Sudah subuh.”

Lalu hening. Suara ayam di kandang diam. Suara krosok diam. Tak lama, bergemalah suara azan dari Masjid Baitul Qodim, masjid tertua di Loloan. Lalu disambut masjid dan mushala lain sepenuh kampung.

(Itulah yang diceritakan Pak Malanca—tetangga Nenek Syaodah—ketika kami duduk-duduk di warung kopi dan melihat di televisi seorang koruptor kakap digiring turun dari pesawat. Seperti melewati karpet merah, si korputor yang sudah lari ke luar negeri selama tiga belas tahun itu, disambut Jaksa Agung serta dikawal langsung Kepala BIN. Apakah setelah berfoto dan tersenyum-senyum, mereka juga bercakap-cakap? Apakah yang mereka percakapkan? Tidak ada yang tahu. Juga kami yang terheran takjub malam itu!). (T)

Catatan: – Cerpen ini pernah dimuat Lombok Post tahun 2016, tanggal dan bulan lupa. – Paragraf terakhir boleh dibaca, boleh juga tidak.

Tags: Cerpen
Previous Post

Pilgub Jakarta, Rasa Pilpres atau Hanya Simulakra Dunia Televisi

Next Post

Berlayar Bersama Cerita Cinta hingga Gelinjang Seksualitas

Raudal Tanjung Banua

Raudal Tanjung Banua

Lahir di Sumatera Barat, pernah merantau ke Bali dan kini tinggal di Yogyakarta. Menulis cerpen dan puisi sembari mengelola Komunitas Rumah Lebah, Penerbit Akar Indonesia, dan Jurnal Cerpen Indonesia.

Next Post

Berlayar Bersama Cerita Cinta hingga Gelinjang Seksualitas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co