2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Oi, Band Kosong Satu, Dengarkan Iwan Fals tentang Fanatisme Panjang-Lebar

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inEsai

Foto: Istimewa

73
SHARES

SAYA melihat melalui laman facebook, sejumlah teman saya dari Singaraja sedang berada di Lampung. Dari foto-foto yang saya lihat saya yakin mereka sedang berbahagia. Mereka tersenyum dan wajahnya menunjukkan mereka sedang bersiap memperjuangkan sesuatu yang penting, mungkin perjuangan untuk Nusa dan Bangsa, mungkin juga dibarengi dengan tujuan pengembangan diri mereka sendiri.

Penting? Tentu saja. Mereka sedang mengikuti Musyarawarah Nasional (Munas) Oi VI, 21-23 April 2017. Apa itu Oi? Jangan cerewet. Tak baik jadi orang cerewet saat melihat orang lain sedang bergembira, bersemangat dan tentu saja berbahagia.

Oi memang sebuah ormas nasional yang pengurus dan anggotanya sebagian besar (untuk tidak menyebut semuanya) adalah penggemar penyayi dan tokoh nasional Iwan Fals. Tapi saya tahu, para penggemar Iwan Fals yang kumpul di Lampung itu bukan sedang memuja-muja Iwan Fals, bukan juga sedang memperjuangkan Iwan Fals, misalnya untuk menjadi Presiden. Bukan.

Awalnya, memang, mereka disatukan oleh naluri fanatisme terhadap lagu-lagu Iwan Fals, lalu dikuatkan lagi oleh ketokohan Iwan Fals, namun kemudian mereka direkatkan oleh hal-hal yang jauh lebih panjang dan lebih lebar dari sekadar urusan musik dan senang-senang, yakni niat bersama memperbaiki Indonesia melalui aksi sosial, perbaikan lingkungan dan penyebaran nilai-nilai kemanusiaan.

Saya menyebutkan dengan istilah fanatisme panjang-lebar, tentu untuk membedakan dengan istilah fanatisme sempit. Fanatisme sempit, kita tahu, sering digunakan untuk memberi cap pada seseorang yang mengidolakan selebritis atau tokoh tertentu secara membabi-buta. Si selebritis pakai cukuran cepak, sang fans ikutan cepak. Si selebritis pakai lipstick ungu karena dia janda, eh, si penggemar ikut, padahal masih perawan ting-ting. Di sisi lain banyak juga selebritis yang menikmati “kesetiaan” para penggemarnya dengan menunjukkan fanatisme semacam itu.

Fans Iwan Fals jauh dari kesan seperti itu. Meski pun mereka memiliki fanatisme yang kuat terhadap Iwan, namun jangkauannya tidaklah sesempit urusan lipstick atau model cukuran rambut. Fanatisme mereka melebar ke urusan yang lebih besar. Bukan lagi urusan mode dan trend terhadap tubuh, melainkan jauh kepada urusan kemanusiaan.

Tentu saja karakter penggemar semacam itu tidak tercipta dengan sendirinya. Iwan Fals bersama istrinya, Rosana, turut serta membentuk karakter penggemar dengan fanatisme panjang-lebar seperti itu. Iwan dan sang istri membentuk Oi. Programnya, salah satu, memang menularkan semangat berkarya di bidang musik. Tapi program lain jauh lebih dianggap penting, yakni menularkan obsesi-obsesi luhur Iwan Fals terhadap perbaikan alam dan lingkungan, perjuangan sosial, dan peningkatan sumber daya manusia.

Band Kosong Satu

Oktober 2016, Iwan Fals menularkan secara nyata obsesi luhurnya kepada anggota Oi Bali di Kota Singaraja. Dalam rangkaian acara Tour Silaturahmi Oi, Iwan bersama pasukan BPP Oi menggelar berbagai kegiatan bertajuk Jaga Bumi, mulai dari bersih-bersih pantai, ngobrol bareng, hingga konser musik.

Iwan membagi pemikirannya secara alami dengan ngobrol di warung, duduk bersama penggemar di mana saja, sekaligus ikut melakukan apa yang dilakukan pengemarnya.

Di tengah guyub itulah Iwan mendengar ada Band Oi di Singaraja yang selama ini pentas dengan membawakan lagu-lagu Iwan Fals. Sebagai selebritis Iwan tentu senang, namun sebagai seorang tokoh yang bukan sekadar selebritis, ia kemudian memberi pengertian: bahwa Ormas Oi dibentuk untuk mengembangkan sedalam-dalamnya potensi diri dari masing-masing anggota Oi. Jadi, anggota Oi tidak harus meniru Iwan Fals. Tak harus membawakan lagu-lagu Iwan Fals. Jika itu dilakukan, maka kreativitas akan mandeg, dan potensi diri anggota Oi tak akan berkembang.

Sikap Iwan Fals itu sebagai satu bukti penting betapa ia adalah tokoh yang tak egois, tak suka memanfaatkan penggemarnya sendiri, dan sekaligus tak berjarak dengan penggemar. Ia punya visi jauh ke depan untuk mengembangkan potensi dan karakter masing-masing orang-orang. Tujuannya sudah pasti, Iwan ingin melihat anggota Oi berkembang melebihi dirinya sendiri.

Dengan begitu, Band Oi akhirnya berubah menjadi Band Kosong Satu atau Kosong Satu Band. Nama Kosong Satu tentu merupakan reinkarnasi dari Oi. Jika diangkakan, 01 tentu saja masih bisa dibaca seperti kata Oi.

Petuah Iwan Fals sungguh dicerna dengan baik. Band Kosong Satu, meski sesekali masih membawakan lagu Iwan Fals (misalnya karena diminta oleh penggemarnya), kini band yang mengusung tema Pop Rock itu menunjukkan karakter matang, mandiri, dan punya keinginan terus untuk berubah menjadi lebih baik.

Band ini digawangi lima personil yang terdiri dari Andik (vokal), Angga Pratangga (gitar), Agung Indrayana (gitar), Dedy Yastika(bass) dan Ojes (Drum). Dan mereka sepakat mengusung lagu berbahasa Bali dengan tetap mempertahankan cirri-ciri modern dan kontemporer dalam musiknya.

Band ini punya potensi besar untuk maju dan mengembangkan diri sebagaimana spirit yang ditular Iwan Fals. Apalagi personil band ini sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia musik, seperti Angga yang merupakan gitaris blues yang pernah melanglang dalam hiruk-pikuk dan lalu-lintas permusikan di ibukota, bahkan pernah bergabung dalam manajemen dengan label nasional ternama di Jakarta.

Single perdana Kosong Satu berjudul “Jak Mekejang Menyama” yang menceritakan tentang pesan kekompakan sebagai mahkluk sosial untuk menciptakan hidup yang harmonis. Diharapkan dengan karya-karya yang mereka gagas dapat memberikan warna serta meramaikan belantika Musik di Bali.

Dengan pengalaman dan semangat yang terus hidup, Kosong Satu bisa jadi akan melanglang sebagai band dengan karakter yang kuat.

Jika suatu kali Iwan Fals sempat menonton Kosong Satu, ia pasti senang. Karena ia akan melihat betapa visi Oi sudah dijalankan dengan benar, yakni visi untuk mengembangkan kebudayaan daerah (bahasa Bali), sekaligus visi untuk mengembangkan musik nasional, sekaligus juga visi untuk mengembangkan potensi emas di masing-masing anggota Oi.

Selamat, Kosong Satu. Selamat bermunas teman-teman Oi di Lampung. (T)

Tags: baliIwan FalsmusikSingaraja
Previous Post

Uang Baru Bikin Mata Biru, Uang Kuno Bikin Hati Tergetar

Next Post

Arnata Pakangraras# Kota Ini Hanya Cahaya

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Arnata Pakangraras# Kota Ini Hanya Cahaya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co