12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Guru Inspiratif Masa Kini: Pemberi Nilai Kehidupan, Bukan Sekadar Nilai ABCD

Julio SaputrabyJulio Saputra
February 2, 2018
inOpini

Foto: koleksi Surya Pratama

65
SHARES

GURU, diketahui atau tidak, disadari atau tidak dan diakui atau tidak, merupakan salah satu sosok yang paling berpengaruh bagi setiap orang. Merekalah, salah satunya, sebagai peletak dasar atau pondasi dalam bangunan kehidupan seseorang. Sejatinya, guru bukan hanya sesosok pengajar yang melakukan kegiatan mengajar atau transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, namun lebih dari itu, guru adalah seorang pahlawan.

Ya, seorang pahlawan. Guru lebih dikenal sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Kalau dipikir-pikir lagi, guru memiliki jasa yang jauh sangat berguna daripada sebagian wakil rakyat yang sepertinya tidak banyak menyelesaikan masalah tapi malah kadang menambah masalah dan kadang juga membuat masalah tambah runyam.

Di samping itu, dari dulu masyarakat sudah melabel status sosial seorang guru sebagai sosok yang memiliki martabat yang tinggi, yang memiliki nilai yang tinggi, dan kehormatan yang tinggi pula.

Perhatikanlah salah satu lirik dari lagu yang berjudul Pergi Belajar karya Ibu Sud, “Hormati gurumu sayangi teman itulah tandanya kau murid budiman”.

Lho, Ibu Sud yang terkenal sebagai pengarang lagu anak-anak pun sampai ikut mengajarkan peserta didik agar senantiasa selalu menghormati para guru. Kenapa? Lagi-lagi jawabannya karena guru adalah seorang pahlawan.

Lalu, kenapa seorang guru disebut sebagai pahlawan? Singkat saja, karena seorang guru tidak hanya menransfer ilmu, tetapi juga menransfer nilai. Nilai yang dimaksud bukanlah nilai-nilai yang didapat saat ujian atau tentamen tertentu, tapi nilai yang lebih berarti dan bahkan jauh lebih berharga, yaitu nilai kehidupan.

Nah, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa peran guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Mendidik dalam artian memberikan nilai-nilai kehidupan itu sendiri, bukan sekadar member nilai 10 atau 100, bukan nilai A, B, C, D atau E. Di samping itu, guru adalah sosok yang sangat mulia karena senantiasa menyumbang sebagian tenaganya, pikirannya dan waktunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Karena itulah guru disebut sebagai pahlawan, dan guru yang benar-benar memberikan nilai kehidupan dapat menjadi inspirasi bagi yang lain. Seperti kata orang bijak, anak-anak yang berhasil di masa depan adaah anak-anak yang diajarkan oleh orang tua dan guru-guru yang luar biasa, bukan karena sekolah yang besar dan terkenal. Maka dari itu, sudah sepantasnya guru menjadi sumber inspirasi.

Guru atau Pendidik yang Bagaimana Disebut Menginspirasi?

Sebenarnya, profesi guru sendiri sudah bisa disebut sebagai sebuah inspirasi. Kenapa? Karena disadari atau tidak, gurulah yang memajukan dan mengarahkan hidup peserta didiknya menjadi lebih baik. Karena guru sudah menggunakan ilmu pengetahuannya untuk kemajuan orang lain.

Sama seperti dokter, tak ada bedanya, mereka sama-sama menggunakan pengetahuan yang mereka punya untuk membantu orang ain, untuk memajukan hidup orang lain.

Sebenarnya lagi, setiap tindakan yang dilakukan seorang guru bisa menjadi sebuah inspirasi. Seperti yang sudah diketahui banyak orang, guru dapat menjadi teladan dalam hal apapun, dimulai dari hal kecil. Misalnya, dalam hal-hal kecil, guru bisa menjadi contoh bagi peserta didiknya, seperti misalnya berucap yang terjaga kejujurannya, memberikan nasehat dan motivasi yang tentu saja bersifat membangun dan akan menjadi sangat berarti bagi peserta didik, tentu saja agar mereka tidak kehilangan semangat dalam belajar.

Jika sudah seperti itu, artinya guru sudah memposisikan dirinya dalam keadaan yang ideal atau pantas, karena gurulah yang akan diperhatikan, dicontoh dan diikuti oleh peserta didiknya. Dalam hal ini, guru dapat diartikan sebagai seseorang yang dapat digugu (dipercaya dan dipegang ucapannya) dan ditiru (diikuti dan dicontoh tindakannya).

Bahkan, ada pula istilah yang mengatakan bahwa guru adalah The Living Curriculum, yaitu kurikulum hidup yang memang sepantasnya menjadi inspirasi karena akan dijadikan contoh oleh peserta didiknya.

Nah, betapa mulianya sosok seorang guru atau seorang pendidik, tapi sayang sekali. Kata tak selalu lebih indah dari rupa. Harapan kadang tak selamanya sama seperti realita dan kenyataan yang ada dan diinginkan.

Di tengah masyarakat tenyata masih ada dan masih bisa dijumpai oknum guru atau pendidik yang tidak mencerminkan kemuliaan dan kehormatan profesinya. Bukannya menjaga nama baik, malah mencemari dan mengurangi arti dan ungkapan yang ada dari sosok guru itu sendiri, seperti pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan pembangun insan cendikian dan masih banyak lagi.

Bermula dari adanya peningkatan alokasi APBN dalam bidang pendidikan, pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan juga program sertifikasi guru, yang juga merupakan bagian dari Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, serta regulasi kependidikan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Kependidikan, membuat profesi guru menjadi menarik di mata masyarakat.

Label yang diberikan pun ikut-ikutan berubah. Profesi guru justru semakin diminati. Banyak yang memperbincangankan, dan tak sedikit juga yang menjadikan hal ini sebagai topik pembicaraan.

Kata kebanyakan orang, dulu menjadi seorang guru bukanlah pilihan utama. Banyak yang terpaksa menjadi seorang guru karena sempitnya peluang kerja yang ada. Kesejahteraannya juga kurang memadai, katanya. Maka dengan adanya perhatian pemerintah terhadap status dan kesejahtaeraan guru inilah, profesi ini mulai dicemburui.

Kenapa dicemburui? Karena ternyata banyak guru yang terlena dalam zona nyaman yang dibenaknya hanya mengajar untuk memenuhi kewajiban jam mengajar sebagaimana yang dipersyaratkan dalam sertifikasi. Yang terjadi adalah guru menjadi seorang yang datang ke sekolah, mengajar, menyampaikan materi kepada murid-muridnya di depan kelas dan kemudian selesai. Tidak ada apa-apa lagi.

Tujuan utama adalah memenuhi jam mengajar, dan manjaga kesejahteraan yang diberikan pemerintah. Masih beruntung jika guru tersebut masih mau datang meluangkan waktu dan tenaga untuk mengajar selain memenuhi jam mengajar. Bagaimana jadinya jika guru hanya datang untuk mengisi daftar hadir kemudian pergi dengan berbagai alasan tertentu?

Tentu akan lebih buruk lagi jika guru tersebut pergi tanpa tugas untuk peserta didiknya, tanpa pemberitahuan yang jelas. Tentu ada saja yang seperti itu, seperti sebuah kasus di sebuah universitas atau lembaga perguruan tinggi, ada dosen (dosen bisa juga disebut guru atau pendidik, hanya ranahnya saja yang berbeda) yang seharusnya mengajar 16 kali tetapi pada kenyataannya hanya mengajar 5 kali dan sisa 11 kali pertemuan ditutupi hanya dengan menandatangani jurnal dan daftar hadir dosen.

Nah, oknum yang seperti inilah yang akan mencemari dan mengurangi makna dan arti dari sebuah profesi seorang guru atau pendidik. Padahal mereka seharusnya tidak boleh tidak mengajar, apalagi tanpa kejelasan apa-apa. Karena apa? Karena mereka dibayar, dan karena peserta didik juga membayar.

Masalah ini tentu saja membuat masyarakat menuntut agar orang-orang yang menyandang profesi sebagai guru atau pendidik mau tidak mau benar-benar menunjukan kompetensi dan ketrampilannya, bukan malah terlena di zona nyaman seperti yang sudah disebutkan tadi.

Masih Banyak Guru Inspiratif

Kembali ke pertanyaan sebelumnya, sebenarnya guru atau pendidik bagaimana yang disebut menginspirasi? Sebenarnya guru atau pendidik bagaimana yang dapat disebut sebagai guru atau pendidik inspiratif?

Meihat situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat, sepertinya jawabannya adalah guru atau pendidik yang masih sadar diri, dalam artian sadar tanggung jawab, sadar bahwa ia adalah seorang guru dan seorang guru memiliki kemuliaan dan kehormatan yang tinggi, dan sadar memposisikan dirinya secara idealis, yang mendidik dan membina peserta didiknya yang merupakan anak-anak bangsa. Guru yang bukan hanya datang ke sekolah untuk memenuhi jam mengajar, tetapi juga mendidik hal-hal kecil, seperti keteladanan dalam berbagai sikap, tutur kata yang sopan dan santun, atau kebiasaan baik lainnya seperti membuang sampah pada tempatnya.

Guru yang masih senantiasa menyumbang sebagian tenaganya, pikirannya dan waktunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang tentu saja memiliki semangat untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan cerdas, bukan hanya untuk naik kelas, bukan hanya untuk lulus, tetapi untuk menjadi pribadi yang terpuji dan mampu meraih mimpi-mimpinya, dan tentu saja yang paling penting adalah ketulusan, karena ketulusan itulah nantinya akan membuat sosok guru tetap menjadi inspirasi . Itulah yang cocok disebut sebagai guru inspiratif atau guru yang menginspirasi saat ini.

Apakah guru atau pendidik seperti itu masih ada? Jangan berkecil hati. Tentu saja di Indonesia, atau di sekitar kita masih ada guru-guru seperti yang disebutkan di atas. Mereka juga bisa ada di daerah-daerah terpelosok, terluar dan terpencil.

Di daerah dekat perbatasan, dekat pantai dan tidak menutup kemungkinan mereka ada di tengah-tengah kota, baik kota kecil maupun yang besar sekalipun. Tentu saja mereka juga memiliki peran lain yang bermacam-macam. Ada yang petani, ada yang peternak, ada juga sastrawan, budayawan dan seniman.

Saya sendiri memiliki salah seorang pendidik yang merupakan seniman dan sastrawan, dan ia mangajar bukan hanya sebagai tukang didik, tetapi sebagai seniman. Ia bukan hanya mengajar, tetapi juga memberikan bekal inspirasi yang tak pernah mati sampai kapanpun. (T)

Tags: guruPendidikansekolahsekolah dasar
Previous Post

Ekspresi Tasawuf dalam Sastra Sufistik – Ulasan Buku Danarto: “Ikan-Ikan dari Laut Merah”

Next Post

Wasiat Pohon Apel dan Cacing Tanah – Sebuah Dongeng Pendidikan

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post

Wasiat Pohon Apel dan Cacing Tanah – Sebuah Dongeng Pendidikan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co