27 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Ekspresi Tasawuf dalam Sastra Sufistik – Ulasan Buku Danarto: “Ikan-Ikan dari Laut Merah”

Ferry Fansuri by Ferry Fansuri
February 2, 2018
in Ulasan
8
SHARES

MENGENAL seorang Danarto pasti dihubungkan dengan sastra sufistik, cerita-cerita yang disuguhkan bertema religius sebagai ciri khasnya. Ini juga terlihat pada buku “Ikan-ikan dari Laut Merah”, sebuah antologi kumpulan cerpen yang berisikan 19 cerita pendek dari jejak sastrawan kelahiran Sragen seangkatan Hamsad Rakuti atau Budi Dharma ini. Ekspresi tasawuf Danarto dijabarkan dengan menempatkan nilai-nilai mistis secara simbolik dalam tulisan dan ini terlihat pada “Ikan-ikan dari Laut Merah”, “O,Yerusalem “atau “Pantura”.

Pada cerita “Ikan-ikan dari Laut Merah” dalam antologi yang diterbitkan Diva Press ini, sebelumnya pernah terbit dengan nama Kacapiring, menceritakan seorang pemuda nelayan yang hidup dalam jaman Kanjeng Rasul Muhammad SAW. Begitu cinta pada junjungan ini ia rela mempersembahkan ikan tangkapannya. Bahkan saat pemuda itu pergi melaut didapati seekor ikan besar dan ikan ini meminta ditemukan ke Kanjeng Rasul. Terjadi dialog kecil antara pemuda nelayan dan si ikan

“Untuk apa kamu kepingin banget dipersembahkan kepada Kanjeng Rasul?”

“Supaya Kanjeng Rasul berkenan menyentuh tubuh saya”

“Untuk apa sentuhan tangan Kanjeng Rasul?”

“Suapaya saya bisa masuk surga” hal 98

Lain lagi dengan cerita “O,Yerusalem”. Dalam cerita ini sepertinya terlihat perjalanan spritual Danarto yang dicurahkan di sini. Sebuah cerita menyusuri tentang Yerusalem, tanah suci yang diperebutkan Israel dan Palestina. Melihat masa lalu purba dan mistik dilakoni tokoh utamanya, ada pesan sakral dalam caritanya.

“Yerusalem milik kita bertiga. Jangan ada yang Loba” hal 148

Pada kisah “Pantura” ini mengisahkan banjir melanda kota-kota yang berjajar di jalur pantai utara macam Pati atau Kudus hingga terjebak macet memanjang. Sang tokoh membuat rakit untuk menyusuri banjir demi menemui Kiai Zaman yang diyakini dapat membantu dia dan masyarakat pantura serta jawaban atas bencana ini. Ada kata-kata mutiara yang disematkan pada cerita ini.

“Dalam  hati saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya atas semua kebaikan kiai yang mumpuni ini. Kapan seoarang awam seperti saya bisa membalas kebaikan dan jasa-jasanya dengan tulus seperti selembar sajadah kepada sebongkah kepala yang sujud diatasnya” hal 162

Danarto selalu menyajikan cerita dengan mencengangkan dan tidak mudah ditebak. Banyak ide-ide cerita yang digarap oleh Danarto, itupun diambil dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di negeri ini. Sebuah tanggal Ahad 26 Desember 2004, tsunami yang meluluhlantakkan Aceh kala itu. Ia ceritakan apik dalam “Nistagmus”, “Pohon yang Satu Itu” dan “Laut dari Langit”.

“Nistagmus” menuturkan cerita seorang penulis obituari, profesi menuliskan riwayat hidup seseorang setelah meninggal dunia dalam surat kabar. Profesi yang langka karena harus bergelut masa lalu dan interview keluarga tapi profesi ini membuat sang tokoh dihindari orang-orang sekitarnya. Jika dekat si penulis obituari sepertinya bisa meramal kematian masa depan.

“Mereka berebut duluan menyerahkan selembar kertas diatas meja sehingga sekejap bertumpuk, berserak, lalu semuanya bergegas pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata diucapkan. Lembaran-lembaran apakah ini? Ternyata riwayat hidup dengan tanggal lagir dan Masya Allah..tanggal akhir hayat,Ahad,26 Desember 2004…..

….Entah berapa lama saya pingsan.Waktu saya siuman,seluruh kota telah hancur lebur rata dengan tanah. Mayat-mayat berkaparan di seluruh kawasan…

….Saya berdiri sendirian disamping sebuah kapal yang terdampar di tengah kota. Hal 76 

Begitu juga pada kisah “Pohon yang Satu Itu”, sebagai sebuah pohon kehidupan yang hidup setelah tsunami melanda. Tiba-tiba muncul di tengah kota yang luluh lantah diterjang tsunami Ahad tersebut. Berduyun-duyun orang berdatangan ke pohon itu untuk melihat keajaiban setelah bencana bahkan mendirikan tenda dan beranak pinak sekitar pohon kehidupan itu.

“Untuk sejenak,kesedihan dilupakan.Hidup sebenarnya tidak sesederhana malapetaka tsunami.Hidup adalah sebuah pertanyaan panjang” hal 83 

Cerita Tsunami ditutup dengan “Lauk dari Langit” berkisahkan hujan ikan di bukit yang ditempati keluarga kecil. Hal yang ajaib yang tidak pernah mereka lihat, lauk yang melimpah dari langit. Apakah ini pemberian Tuhan bagi mereka? Karena begitu melimpahnya ikan itu, rumah mereka penuh. Sang kepala keluarga mencetuskan ide brilian untuk menjual tapi saat turun dari bukit ke kota didapati sebuah kenyataan yang mengejutkan.

“Begitu sampai di bibir bukit dan menatap kota di depannya, sang ayah dan anaknya jatuh terduduk, kekuatan mereka terlolosi.

Ikan yang dipanggulnya berserakan di tanah. Keduanya meraung sejadi-jadinyanya, kota telah musnah,ribuan mayat bergelimpangan di mana-mana. Hal 92

Tapi dari semua cerpen yang ditulis dalam antologi, ada cerpen “panjang” dan ini yang saya suka dalam judul “Alhamdulillah, Masih Ada Dangdut dan Mi Instan”. Ini layaknya berkisah sejarah Danarto yang hidup empat jaman mulai dari 1945,1949, 1965 sampai 1998 yang dimana tahun-tahun terjadi kejadian bersejarah di republik ini.

Danarto berandai-andai dirinya ada dalam 4 masa ini dalam tubuh sebuah anak bernama Slamet. Bocah ini menjelajahi masa lalu sampai masa depan, pertemuannya dengan founder negeri ini Soekarno sebagai pembawa surat dari jendral Sudirman. Mengikuti pergerakan nasional mulai proklamasi kemerdekaan di Jakarta sampai agresi Belanda setelah melanggar perjanjian Renville. Bergelut dengan kerasnya kehidupan, menemukan tambatan jodohnya Sri Rejeki, membuka usaha dari sate sampai orkes dangdut. Tidak memiliki tempat tinggal permanen dari rela digusur sana digusur sini

“Hari itu memang hari akhir warga untuk pindah karena batas waktu untuk tinggal dikolong tol sudah habis.Slamet,yang mencoba menghalangi-halangi petugas, diringkus. Ia diseret pergi. Slamet, si kakek buyut yang gigih, 77 tahun (pada tahun 2007) terkapar pingsan…..”Alhamdulillah, kita digusur lagi” bisik Slamet setelah sadar.“ Hal 208

Umur 77 tahun itu sama dengan history Danarto dalam dunia penulisan. Danarto menjelaskan dengan gamblang peristiwa-peristiwa dalam kisah itu. Bak mini novel, pembaca diajak untuk menyelami getirnya perjalanan Slamet dari masa ke masa tapi tetap tegar.

Bahkan Danarto sendiri berharap dan berdoa kepada penciptanya berkenan menambahkan sepuluh tahun lagi untuk bisa melihat dunia dan menuliskan yang tersirat dalam tersurat dalam cerpen-cerpen hingga para pembaca bisa mengalami hikmah dan langgam nilai melimpah ruah didalamnya. Apakah anda siap menerima kasyful wujud (penyingkapan realitas)? (T)

Tags: BukuCerpenDanartokumpulan cerpenresensi
Ferry Fansuri

Ferry Fansuri

Lahir di Surabaya, 23 Maret 1980. Penulis, fotografer dan entreprenur lulusan Fakultas Sastra jurusan Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Pernah bergabung dalam teater Gapus-Unair dan ikut dalam pendirian majalah kampus Situs dan cerpen pertamanya "Roman Picisan" (2000) termuat. Mantan redaktur tabloid Ototrend (2001-2013) Jawa Pos Group. Sekarang menulis freelance dan tulisannya tersebar di berbagai media Nasional

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Kolaborasi Erick Est, Bayak dan Pohon Tua dalam Hyena
Kilas

Kolaborasi Erick Est, Bayak dan Pohon Tua dalam Hyena

Di Mesir kuno, tak jarang heyna didokumentasikan, digemukan dan dimakan, dan pada gilirannya, manusia memiliki kesempatan untuk menjadi makanan bagi ...

February 3, 2020
Ulasan

Hujjah Literatif Bagi Para Perokok

Judul: In Difense of Smokers (Pembelaan Para Perokok) Penulis: Lauren A. Colby Penerjemah: Ronny Hendrawan Penerbit: Indonesia Berdikari Tahun terbit: ...

February 2, 2018
Presiden Jokowi di Gedung Kesenian Singaraja. Foto: PM
Peristiwa

Jokowi di Buleleng: Resminya Bagikan Sertifikat, tapi Yang Asyik Bagi-bagi Buku dan Sepeda

  “Siapa yang mau sepeda, angkat tangan?” Itu kata Presiden Joko Widodo kepada ribuan siswa di Gedung Kesenian Gde Manik, ...

February 2, 2018
Foto: koleksi Noorca
Esai

Panggung Jawab Teater – Catatan untuk Diskusi Federasi Teater Indonesia 2016

*Tulisan ini adalah Catatan untuk Diskusi Federasi Teater Indonesia, TIM, Senin 26 Desember 2016 HARUSKAH teater bertanggungjawab? Mengapa? Kepada siapa? ...

February 2, 2018
Salah satu karya yang dipamerkan dalam Pameran Seni Rupa 4 Panel di Bentara Budaya Bali
Khas

Pameran Empat Panel: Padu-Padan 40 Mahasiswa dari 4 Perguruan Tinggi

Empat puluh mahasiswa Jurusan Seni dari empat perguruan tinggi di Bali berkolaborasi mewujudkan sebuah pameran bersama yang diselenggarakan di Bentara ...

June 28, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Hilangnya Peran Notaris Dalam Pendirian PT UMKM

by I Made Pria Dharsana
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1413) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In