3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Catatan Harian Sugi Lanus: Pura Gaduh, Bukan Tempat Terjadi Kegaduhan

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai

Pura Gaduh di Tenganan. / Foto dari intrenet

76
SHARES

DI sebuah seminar di sebuah pura di Kelan, Tuban, Kabupaten Badung, ada seorang peserta seminar bercerita dengan polos dan percaya diri bahwa: “Pura Gaduh dulunya tempat atau lokasi terjadinya kegaduhan (keributan), maka didirikanlah di tempat itu Pura Gaduh”.

Sungguh mengagetkan pernyataan yang disampaikan di muka umum itu.

Begitulah, dalam membahas sejarah Bali dan keberadaan bangunan suci peninggalan, juga pembahasan trah dan soroh, sangat berbahaya ‘tebak-tebakan’ dan ‘interpretasi tanpa dasar’ tersebut. Biasanya yang bersangkutan tidak membaca literatur yang cukup, kalaupun membaca, biasanya hanya kutipan atau tidak langsung ke naskah lontar atau prasasti, sehingga informasinya sangat minim.

Situasi ini banyak terjadi, dan ini telah mengaburkan keberadaan sejarah Bali, serta telah banyak ‘memakan korban’.

Pura Gaduh bukanlah tempat membuat kegaduhan atau terjadinya keributan.

Dalam lontar-lontar disebutkan ‘gagaduhan’, lama kelamaan menjadi Pura Gaduh. Etimologi kata ‘Gagaduhan’ adalah ‘Ga+gaduh+an’ artinya‘tempat pemujaan’.

Sebagai contoh, bisa kita lihat pemakaian kata ‘gaduh’dalam lontar berjudul“Aksara Gagaduhan Pande”.Lontar ini berisi tentang aksara yang menjadi pedoman mantra dan puja bagi para pande. “Iki aksarane kagaduh antuk sira pande..,” demikian pembuka lontar ini.

Kata ‘kagaduh’berarti ‘diuncarkan’, ‘dilafalkan’, ‘dibaca-dieja’ sebagaimana mengucapkan mantra’. Asal kata ‘kagaduh’ adalah ‘gaduh’ yang mendapat awalan ‘ka’.

‘Gaduh’ sendiri berasal dari ‘aduh’ yang berarti “berucap, merintih, mengayat-ayat, dan mengadu”. Dalam hal ini berarti ‘mengaduh’. Mengadu dan mengaduh dalam konteks spiritual Bali adalah mengadu kepada para leluhur dan para dewata.

Pura Gaduh bermakna “tempat suci untuk mengadu pada para leluhur dan dewata”.

Kembali ke lontar“Aksara Gagaduhan Pande”dalam hal ini bermakna “aksara yang menjadi pedoman pemujaan Pande”.

Demikian juga salah satu versi tua lontar“Kusuma Dewa”mengatakan bahwa lontar ini adalah“pangungrahan Kuturan kagaduh antuk Sang Amangku Kul Putih”.Dengan kata lain bahwa lontar tersebut adalah ajaran Mpu Kuturan untuk pedoman puja bagi pemangku Sang Kul Putih.

Sementara itu, lontar lain yang sangat relevan dengan keberadaan dan konteks Pura Gaduh adalah lontar“Usana Bali”.

Disebutkan:“Sang Mpu Kuturan makarya bandungan, mwang gagaduhan maring sadesa-desan Sang Ratu Bali, kang umungguh ring Raja-Purana, ring Prasasti aci-acin ing desa”.

Dalam lontar ini dikisahkan bahwa Sang Mpu Kuturan membangun bendungan dan ‘gagaduhan’ di setiap desa-desa yang dikuasai oleh Yang Dipertuan (Sang Ratu) di Bali.

Dari beberapa lontar contoh tersebut, pada masanya kata atau istilah ‘gagaduhan’sinonim atau persamaan dari ‘parahyangan’, yang bermakna tempat memuja atau kini lebih dikenal sebagai ‘pura’.

Sampai kini kita temui di beberapa desa di Bali masih berdiri Pura Gaduh, yang kemungkinan merupakan jejak-jejak ‘gagaduhan’yang dibangun oleh Mpu Kuturan.

Pura Gaduh yang terkenal seperti Pura Gaduh di Desa Blahbatu, Gianyar Bali; Pura Taman Beji Gaduh di Desa Adat Padang Luwih, Dalung, Badung; Pura Gaduh, Desa Sesetan, Denpasar; Pura Gaduh di Binoh, Ubung, Denpasar; Pura Gaduh di Desa Tenganan, Karangasem, dll. Desa-desa tua di Bali masih banyak mewarisi Pura Gaduh yang berdampingan (kadang berfungsi sama) dengan Pura Puseh Desa.

Pura Gaduh di Blahbatuh (Gianyar) dan Pura Gaduh di Sangsit (Buleleng) banyak meninggalkan peninggalan arkeologi yang memberikan banyak gambaran bahwa Pura Gaduh adalah peninggalan bangunan suci yang telah ada jauh sebelum Majapahit berdiri dan merentangkan sayapnya ke Bali. Pura Gaduh di Sangsit meninggalkan jejak arkeologi pemujaan Ganesa atau Bhatara Ganapati.

Sementara Pura Gaduh di Blahbatuh dikabarkan terkait dengan keberadaan Raja Sri Jaya Katong. Pura ini adalah ‘gagaduhan Sri Jaya Katong’. Kitab Pararatonmenyebut keberadaan beliau sebagai raja di Jawa, namun sekaligus muncul di Bali, entah tokoh yang sama atau tidak, perlu kajian terpisah. Yang jelas data ini tidak mengurangi makna kehadiran Pura Gaduh sebagai pura Bali Mula, atau Prebali, atau sebelum masuknya pengaruh Majapahit.

Pura Gaduh di beberapa tempat ini juga berkaitan keberadaannya dengan keberadaan keluarga Prebali Gaduh, sebagaimana disebutkan dalam lontarUsana Bali, yang kini dikenal sebagai keluarga Pasek Gaduh.

Sebagai penutup catatan singkat ini, sekali lagi perlu ditegaskan dan diluruskan pendapat peserta seminar yang saya kutip di awal tulisan ini, bahwa Pasek Gaduh dan Pura Gaduh tidak ada hubungannya dengan kegaduhan atau keributan.

Pura Gaduh adalah tempat suci pemujaan untuk‘angaduh’ atau‘mangaduh’(menguncarkan puja dan doa) dan secara tradisional umumnya keluarga Pasek Gaduh adalah keluarga yang bertanggungjawab mengampu kelangsungan puja dan doa untuk ‘ngastiti’(mendoakan) keselamatan krama desa dan kehidupan umumnya di Pura Gaduh yang ada. (T)

Catatan Harian, 12 April 2017

 

Tags: baliPura Gaduhsejarah
Previous Post

Mengungsi ke Wanagiri & Mahapralaya Jawa

Next Post

Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? – Berceritalah Ibu kepada Ratna

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? – Berceritalah Ibu kepada Ratna

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co