14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ruang Putih dan Wanita di Luar Jendela

HidayatbyHidayat
February 2, 2018
inCerpen

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

28
SHARES

Cerpen: Hidayat

AKU berada dalam kamar yang serba putih dengan kaos dan celana jins berwarna hitam. Pintu, dinding, langit-langit, meja, kursi, kasur, gorden, lemari, semua berwarna putih.Ya, semua serba putih. Bahkan cerminpun putih. Entah dicat atau bagaimana. Aku tak bisa melihat diriku sendiri. Aku tidak tahu bagaimana bisa sampai ke tempat ini. Tempat yang asing. Tak pernah kulihat di hari-hari sebelumnya, di bulan-bulan sebelumnya, di tahun-tahun sebelumnya.

Aku merasa ketidakadaan diriku. Aku tidak menghirup oksigen meskipun ada ventilasi udara. Mulutku terkunci .Apakah aku bisu? Kurasa, hari-hari lalu masih bisa meneriakkan nama. Nama siapa? Aku tidak ingat. Tak ada yang bisa kuingat dari hari-hari lalu. Ingatanku hanya mampu mengingat citra visual. Ada foto-foto perempuan melayang di ingatan. Satu, dua, tiga, dan seterusnya. Semakin banyak. Aku tidak bisa menghitung jumlahnya.

Aku memuta rtubuhku searah jarum jam. Memandang seisi ruangan yang serba putih dengan terheran-heran. Aku berhenti memutar tubuhku. Berhenti menghadappintu. Kupandang gagang pintu. Aku ingin segera keluar dari ruangan asing ini. Pintu tak bisa dibuka. Tidak terbuka. Aku putus asa. Kuhampiri jendela yang tertutup gorden. Kutarik gorden ke arah kanan. Dan, astaga, aku melihat pantai.

Tapi kenapa aku tidak bisa mendengar debur ombak? Pasir putih yang tak nampak satu sampah pun. Air berwarna biru muda yang segar. Buih ombak berwarna putih. Dan matahari terbenam yang aneh. Senja berwarna putih. Dunia macam apa ini? Kuputar lagi ingatan visual tentang senja. Semua senja yang pernah kulihat berwarna kuning kemerah-merahan. Tak ada senja putih dalam ingatan visualku.

Dengan penuh kekaguman sekaligus terheran-heran, kuambil kursi putih dan kuhadapkan ke jendela.Aku duduk. Kupandangi pantai dan senja yang aneh. Pandangku tertuju pada sesosok wanita berambut sebahu berwarna pirang, berkaos hitam. Ia sedang duduk di atas pasir berwarna putih. Di ujung bibir pantai. Ia tak memedulikan ombak yang mengenai tubuhnya. “Tenang sekali wanita itu” pikirku dalam hati.

Aku merasa nyaman berada di kamar ini. Aku merasa perlu membuka isi lemari. Aku berdiri dari kursi putih, melangkah ke lemari putih. Lemari setinggi peti mati. Kubuka. Kosong. Mataku tertuju ke bawah. Ada kotak kecil berwarna putih. Aku tak tahu ukurannya berapa. Dengan penuh rasa penasaran. Aku buka kotak itu. Aku terkejut. Isinya hanya satu benda sepanjang jari telunjuk, sebesar jari kelingking. Seperti kretek. Kuendus benda itu, tak berbau.

Kurasa ini bukan racun. Kuraba seluruh kantong jinsku. Mencari korek untuk menyulut benda tersebut. Tidak kutemukan apa-apa selain kunci. Ha kunci? Kunci berwarna hitam. Kunci siapa? Aku tak pernah membawa kunci kemana pun. Dengan rasa penassaran, aku melangkah ke arah pintu. Mencoba memasukkan kunci tersebut pada lubang pintu.Kurasa pas. Kuputar kunci tersebut. Ceklek, ceklek, dan pintu terbuka.

Aku keluar dari kamar aneh serba putih. Lega sekali. Di bawah kakiku pasir. Ya, ternyata di luar adalah pantai. Permadani biru yang mahaluas. Tanganku masih memegang benda serupa kretek. Aku ingin merokok tapi tidak ada api untuk menyulut.

Kupandangi pantai dari kiri ke kanan. Wanita yang kulihat dari jendela masih ada. Posisinya masih sama. Aku ingin menghampiri, tapi aku ragu. Aku tidak bernafas. Tapi aku tidak normal. Tidak, aku normal. Tapi aku tidak bisa bicara. Ingatanku kacau. Tak bisa mengingat nama, alamat, dan lain-lain. Ingatan hanya sebatas ingatan visual. Dalam ingatanku hanya ada foto-foto perempuan yang berputar tiada henti. Dan aku tidak bisa menghitung jumlahnya.

Ah, aku tidak peduli. Kuberanikan diri menghampiri wanita di ujung pantai itu. Aku berjalan dengan langkah agak cepat. Saat aku sudah dekat dengannya, ia menoleh ke belakang.

“Hai,” sapanya.

Aku yang tidak dapat bicara. Hanya menganggukkan kepala. Ia tersenyum ramah. “Aku sudah menunggumu sejak pagi tadi, seharusnya senja ini berwarna kuning kemerah-merahan seperti di duniamu jika kau bangun daritadi.” tambahnya.

Aku semakin bingung. Tiba-tiba berada dalam ruangan serba putih, melihat keluar jendela di luar pantai, membuka lemari hanya ada kotak berisi benda semacam kretek, meraba korek di kantong jins malah dapat kunci.

Sekarang bertemu wanita yang asing. Yang tidak pernah kukenal. Menyapaku lalu menyalahkanku atas fenomena senja berwarna putih.

Ia berdiri, menghadapkan muka padaku lalu berkata:

“Semalam kita berada di ruang itu. Kau dan aku.Adam dan Vina. Akan aku ceritakan yang sesungguhnya. Semalam kau ingin menulis sebuah cerpen tentangku. Tapi kau bilang selalu tidak bisa. Kau kebingungan. Pertama, masalah muka. Kau terus berpikir tokoh vina seperti apa. Apakah dia berambut panjang, pendek, berwarna hitam atau pirang. Bermuka lonjong atau bulat. Bermata sipit atau hitam. Bermata biru atau hitam. Berkulit putih atau kuning langsat. Dan sebagainya.

Kedua, masalah sifat. Antagonis atau protagonis. Pendiam atau periang. Dan masih banyak lagi masalah-masalah yang kaupikirkan. Aku yang terus terusan kaupikirkan merasa tidak tahan. Jengkel. Aku membentuk sendiri muka dan sifatku. Aku kacaukan pikiranmu hingga benar-benar kacau. Sampai lupa ingatan. Kemudian aku membawamu ke duniaku, ya inilah duniaku. Ruang putih dan pantai ini, sebuah dunia kecil yang kaulukis lewat tulisan-tulisanmu. Tapi kau tidak sadar.

Saat kau berada dalam ketidaksadaran, aku keluar ruangan. Aku mengunci pintu. Kebetulan kuncinya ada dua. Satu aku bawa, satunya aku selipkan di saku jinsmu. Menjelajahi dunia kecil yang kaulukiskan lewat tulisan-tulisanmu. Aku senang sekali, kulihat bintang-bintang tanggal. Bulan berwarna biru. Tapi sayang, aku sangat kesepian tak ada teman. Aku takut membangunkanmu.

Aku takut kau marah lalu menghapusku sebagai wanita khayalmu. Aku tidur di pasir ini, di sini. Hangat sekali. Aku tidak merasa dingin. Saat bulan sudah menghilang. Aku mau kembali ke ruangan putih. Tapi aku lebih baik menunggumu di sini. Diterpa sinar matahari dari pagi sampai sore. Matahari putih. Matahari yang dingin. Aku tidak merasa kepanasan. Sebenarnya aku ingin matahari hitam. Aku suka warna hitam”.

Kemudian ia memelukku. “Aku Vina, wanita khayalanmu. Dan kau tidak pernah berani menuliskan namaku dalam buku harian putihmu,” katanya. (T)

Tags: Cerpen
Previous Post

Catatan Kecil Putu Wijaya: Kritik Teater, Bukan Sekedar Hujatan-Pujian

Next Post

Budi Baik Ayah dan Ibu tak akan Bisa Dibalas Lunas – Tentang Tradisi Ceng Beng

Hidayat

Hidayat

Berasal dari ujung timur pulau Jawa alias Banyuwangi. Sedang terdampar di sisi utara Pulau Dewata. Bercita-cita memiliki kedai kopi lengkap dengan perpus, tempat nonton film serta tempat diskusi. Bisa dijumpai di akun inatagram : cethe21

Next Post

Budi Baik Ayah dan Ibu tak akan Bisa Dibalas Lunas – Tentang Tradisi Ceng Beng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co