12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

In Memoriam Durpa: Merdekalah di Sorga Seperti Kemerdekaan dalam Berkesenian

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inKhas

Foto: Ole

1.1k
SHARES

KASAR itu kebebasan yang indah dan menghibur. Tak percaya? Dengarlah ungkapan-ungkapan kasar tak terduga dari karakter-karakter Bondres Dwi Mekar, Buleleng, (terkenal juga dengan nama Bondres Susi) ketika bermain di atas panggung.

Kata-kata kasar itu tak menyakiti, tak melukai, tak menyinggung rasa sentimen personal, apalagi sentimen suku dan ras. Karena justru kata-kata kasar itu sejatinya mengejek diri sendiri: diri sebagai manusia (termasuk sebagai manusia Bali) dengan berbagai perilaku dan karakter.

Benar, kata-kata jika diolah dengan karakter yang kuat membuat pendengar tiba-tiba shock, terguncang jiwa atau terguncang secara budaya. Orang yang terbiasa mendengar kalimat alus penuh unggah-ungguh-inggih, akan terguncang jiwa budayanya begitu mendengar Bondres Dwi Mekar yang bergelimang kata kasar apa adanya.

Kata bungut nanine (mulut kau), polone (kepalanya), dan sejenisnya diucapkan secara cair seperti buang air besar di sungai berair deras. Tapi mereka (para penonton) tertawa sesudah itu. Karena apa? Karena mereka sesungguhnya “merindukan” kemerdekaan – rasa lepas dari batas-batas yang menekannya dalam pergaulan sebagai manusia penuh norma.

Mereka senang ada seseorang yang mengejek seseorang yang lain dengan bahasa yang melampaui batas-batas kekasaran. Padahal mereka sendirilah si pengejek itu, atau merekalah korban ejekan itu. Panggung adalah perwakilan dari rasa merdeka.

Tampaknya dengan kredo semacam itulah Nyoman Durpa membangun Bondres Dwi Mekar sehingga grup kesenian itu berhasil mengguncang dunia seni pertunjukan di Bali, justru pada saat banyaknya jenis seni pertunjukan lain mati suri. Durpa berhasil memboyong “kemerdekaan berbahasa” orang-orang Buleleng ke dalam seni pertunjukan dan menjadi cara ampuh untuk menghidupkan karakter tokoh sekaligus karakter lawakan.

Tokoh Susi, yang kemudian menjadi ikon dalam bondres itu, bahkan menjadi ironi justru karena hanya tokoh itu yang berusaha menjadi “alus”. Susi dengan gaya cengengesan mengatakan “iyang” untuk menyebut “saya”, di tengah lontaran kata-kata “ake” dan awake” yang juga berarti “saya”. Jelas sekali, “iyang” itu menjadi sinisme, karena terkesan sebagai sindiran bagi orang yang berusaha untuk menghaluskan bahasa untuk dirinya dengan menyebut “iyang” sebagai bentuk gaya-gayaan dari kata “tiang”, “tiyang” atau “titiang”.

Bukan hanya bahasa. Durpa mengadopsi kemerdekaan berpakaian dalam seni bondres. Tak semua pemain menggunakan kain kamben, tapih, saput gede, udeng, dan awir sebagaimana kostum dalam seni petopengan. Sejumlah karakter dibebaskan menggunakan kostum modern seperti celana panjang, baju kemeja, topi koboi, atau long dress yang kerap digunakan karakter Susi. Semua “keliaran” itu tentu bisa disebut sebagai guncangan dalam seni pertunjukan.

Guncangan jiwa dalam olah-seni adalah kekuatan untuk menghibur, seperti juga ketakutan, kengerian dan keterkejutan saat menonton drama calonarang lengkap dengan bangke matah-nya, seperti juga kesedihan dan keterharuan saat menonton tragedi Jayaprana-Layonsari dalam seni arja yang mendayu-dayu. Dalam Bondres Dwi Mekar, bahasa dan kostum “apa adanya” adalah guncangan ampuh untuk menghibur orang-orang yang “tak terbebaskan” dari bahasa dan aturan penampilan. Itu bisa disebut katarsis.

Tapi guncangan yang dipertunjukkan Durpa pada Selasa, 15 November 2016, sekitar pukul 06.00 wita, memberi rasa kaget dan kesedihan yang senyata-nyatanya. Ketika banyak orang sedang menunggu jadwal pementasannya di berbagai daerah, ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Kerta Usadha Singaraja. Bukan hanya penggemar Bondres Dwi Mekar yang berduka, namun juga duka bagi para pecinta kemerdekaan dalam berkesenian.

Seniman serba bisa itu memang sejak sepuluh tahun lalu berjuang mengatasi penyakit diabetes. Namun kepergiannya dipicu luka di jempol kaki kanannya yang kemudian diserang tetanus. Ia bukan hanya meninggalkan keluarganya yang berbahagia, tapi juga keluarga besarnya di Sanggar Dwi Mekar.

Nyoman Durpa kini benar-benar merdeka dari dunia yang dibangunnya dengan susah payah sejak ia SMA. Sanggar Dwi Mekar di kawasan Jalan Pulau Komodo Banyuning Singaraja yang dibangun sejak sekitar 26 tahun lalu, kini diserahkan kepada para pewaris di dunia seni pertunjukan. Salah satu warisannya, tentu saja kebebasannya dalam berkesenian.

Merdekalah, Guru, selamat berbahagia di surga …

Tags: bulelengin memoriamSeniseni pertunjukan
Previous Post

Kelak, Mungkin Kiamat Disebabkan Punahnya Akal Sehat Manusia

Next Post

Anak SD dan Motor “Keren”-nya

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Anak SD dan Motor “Keren”-nya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co