ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange” yang berlangsung di The Ambengan Tenten (TAT) Art Space. Tempat santai untuk makan dan minum serta gym dan yoga yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Gang Rahayu, Kota Denpasar, Bali, itu menampilkan karya-karya I Komang Martha Sedana atau yang akrab disapa Gennetik.
Acara diawali dengan pemaparan Gennetik, khususnya membahas karya seni yang dipamerkan kali ini. Saat itu, ia ditemani Savitri Sastrawan yang turut mengkomentari karya-karya dalam pameran itu. Setelah turut berbicara terkait dengan pameran itu, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Bali yang diwakili oleh Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Prof. Dr. A.A. Gde Bagus Udayana akhitnya membuka pameran “Jaruh” itu, Sabtu 24 Mei 2025.
Para pengunjung dipersilahkan memasuki ruang pameran secara bergiliran sebanyak 4 orang, dan 4 orang di kemudiannya. Para pengunjung yang memasuki ruang pameran dikejutkan dengan karya seni lukis itu. Lukisan yang disajikan menampilkan objek wanita dalam posisi telanjang, yang hanya memakai celana dalam saja. Bahkan, ada sosok wanita yang tidak memakai penutup susu. Bahkan, ada objek wanita yang benar-benar telanjang.

Sejumlah lukisan karya I Komang Martha Sedana di TAT Art Space | Foto: tatkala.co/Bud
Walau demikian, karya lukis itu tak tampak porno, karena disajikan dalam bentuk goresan seni dengan warna memberi nilai artistik yang indah. Pameran ini menampilkan sebanyak 15 karya lukis manual dan digital dalam berbagai ukuran yang memenuhi ruangan TAT Art Space yang 5 x 6 meter. Gennetik menampilkan karya dengan gaya uniknya, yakni ARTGASM!. “Gennetik adalah perupa yang telah lama mengeksplorasi cerita keintiman dan capaian spiritualitas, yang di saat yang sama bisa menjadi sebuah ungkapan kritik sosial,” kata Savitri Sastrawan.
Pameran “Secret Energy Xchange” ini merupakan hasil pendalaman Gennetik pada kekaryaan yang memakai gaya ARTGASM, istilah yang menggabungkan kata art (seni) dan orgasm (puncak kenikmatan), menunjukkan betapa kuatnya dampak estetika yang dirasakan seseorang.
“ARTGASM tidak hanya sekadar kenikmatan sensori, tetapi juga merupakan perasaan spiritual atau filosofis yang mempengaruhi emosional seseorang secara mendalam,” ujar Savitri yang konon membaca WA Gennetik di bulan Desember 2024.
Maka, Secret Energy Xchange menjadi konsep terbaru yang Gennetik kembangkan lewat gaya ARTGASM. Pengunjung diajak menuju suatu bilik dan menjadi saksi akan pertukaran serta transformasi energy. Energi seksual sebenarnya sudah lama menjadi bentuk energi yang sangat kuat – kesuburan, purusa-pradana, lingga-yoni. “Mengingatkan juga pada istilah estetika polisentris yang saya baca, menekankan estetika tradisi non-Barat datang dari narasi tubuh, seksualitas, spiritualitas dan kehidupan kolektif,” bebernya.
Menariknya, saat masuk ruang dalam ruangan itu, maka bertemu si “Jaruh” yang merupakan gabungan dari kata Jangin (memberi) dan Ruh (roh). Karya revolusioner ini mengajak audiens untuk melihatnya secara teliti, bagai melihat lukisan Bali pada umumnya. Apalagi “Jaruh” menjadi karya gaya ARTGASM yang mengkombinasikan gaya lukis Bali dan ilustrasi komik. Dalam karyanya ini, Gennetik juga menawarkan penggambaran pencapaian spiritualitas dalam kehidupan secara kontemporer.
Jika disimak karya lukis ini terkesan porno. Karena, objek yang ada dalam karya seni lukis itu hampir semuanya wanita dalam posisi telanjang. Ada yang hanya mengenakan celana dalam, dan penutup susu. Bahkan, ada objek yang benar-benar telanjang. “Jaruh, kalau orang Bali pasti tahu artinya. Jaruh artinya pikiran mesum dan semua orang memilikinya, namun “takaran” beda-beda. Jaruh tidak semuanya berkonotasi negative, loh,” sebut Gennetik.

Sejumlah lukisan karya I Komang Martha Sedana di TAT Art Space | Foto: tatkala.co/Bud
Karya lukis yang disajikan itu dengan berbagai ukuran. Ketika memasuki ruangan, maka dapat menyaksikan karya seni rupa dengan berbagai ukuran. Ada pula sebuah karya instalasi berjudul “Awal mula Peradaban” dengan menggunakan bahan kayu tua berbentuk alat kamaluan laki-laki.
Satu karya menarik yang mengandung spiritual ketika memasuki ruangan dalam rungan. Karya ini dikemas menarik dengan memberikan pantulan cahaya lampu, sehingga karya lukis itu memiliki warna yang berubah-ubah, namun tampak hidup dengan pesan yang disampaikan. Karya lukis ini dipasang dengan segi empat yang sisinya tidak tegak lurus. Objeknya, yak hanya manusia, tetapi juga ada simbol-simbol Dewa. Sementara di bagian sisi, penuh dengan wanita-wanita berbagai fose yang melambangkan keindahan. Lukisan itu berjudul Jaruh.
“Dalam karya seni visual berjudul Jaruh ini lebih menarah kepada konsep spiritual, karena sexsualitas merupakan salah satu meditasi tertinggi pencapaiannya (kamasastra) adanya dua energy yang menyatu, sehingga menciptakan sebuah kehidupan, bersatunya lingga yoni, purusa pradana (laki-perempuan),” papar seniman yang akrab disapa Gennetik ini.

Karya I Komang Martha Sedana di TAT Art Space | Foto: tatkala.co/Bud
Sementara Pengurus TAT Art Space Denpasar, Yurison Suryantara mengatakan, ini baru pertamakalinya TAT Art Spies menggelar pameran ruangan dalam ruangan. Ini memberikan hal baru tang sangat menarik, sehingga dapat menginspirasi bagi pecinta seni khususnya seni rupa.
Karya tang disajikan tak hanya indah, tetapi menawarkan pesan sosial yang mesti perlu sebuah perenungan. “TAT Art Space Denpasar memiliki komitman untuk terus mendorong kreativitas seniman, khususnya seniman local,” ungkapnya.
Saat pameran dibuka, juda diisi dengan penjualan baju, tas dan tumbler dengan gambar-gambar seperti yang ada di dalam pameran itu. Para pengunjung tertarik, sehingga mereka tak hanya melihat saja, tetapi juga membelinya. [T]
Reporter/Penulis: Nyoman Budarsana
Editor: Adnyana Ole
- BACA JUGA: