13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
May 12, 2025
inEsai
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

Ilustrasi tatkala.co | Rusdy

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang baru bisa mimpi basah. Dan kekerasan semacam bullying bukan lagi menyoal apa yang robek dari kulit si korban atau baju seragamnya. Tapi juga bagaimana psikologisnya pasti terguncang hebat.

Ini mesti disadari mengapa kasus buli atau perundungan itu menjadi ancaman mengkhawatirkan.

Karena gemetar jiwanya si korban bukan lagi dirasakan ketika darah mengalir dari kulit atau hidung akibat dipukul itu, tapi bagaimana pukulan itu datang dan terekam jelas di ingatan si korban adalah kengerian.

Mungkin luka fisik bisa sembuh satu minggu atau satu bulan. Tapi sakitnya jiwa tidak. Ia lama.

Bayangan kelam disiksa bisa menimbulkan traumatis yang panjang. Bahkan hingga dewasa, trauma itu bakal ada dengan rasa nyeri masih sama; rasa ketakutan, merasa diri tak berguna, kesepian, dan ketakutan.

Menjadi kutukan yang berkarat setelahnya. Menteror. Menjadi mimpi buruk yang bisa muncul tiba-tiba itu pada si korban. Selain dapat menggangu tidur, juga melemahkan mental si korban dalam bergaul dan mencari masa depan kelak.

Tapi kita juga tidak bisa terus-terusan menghakimi si pelaku sebagai monster tanpa memandang si pelaku juga sebenarnya lebih sakit. Jiwanya lebih terguncang—hingga membuatnya jadi bengis.

Maka tak hanya korban yang mesti dikasihani–diperhatikan. Justru pelaku juga mesti kita beri ruang untuk dimengerti perasaan-perasaannya. Dimengerti cita-citanya.

Bagaimana si pelaku bisa melakukan bullying atau kekerasan pada sesamanya, tengah dalam ganguan psikologis yang aneh.

Merasakan kelezatan hidup jika melihat temannya tak bersalah dan lemah itu ditonjok, dirobek bibir dan baju, diludahi atau ditoyor kepalanya sambil diserapahi “Taek loe!”–hingga menangis. Tidakkah itu sangat aneh?

Maka mestilah membuka lebar hati kita, dalam memahami perasaan si pelaku itu secara saksama. Dengan penuh perasaan karena si pelaku juga manusia bukan monster langsung jadi. Ia layak diperhatikan secara kepuasan batin—kok ada manusia kaya begitu. Heran. Apa yang membuatnya bisa begitu? Yang begitu-begitulah kita cari tahu. Begitu.

Yang tersenyum dan tertawa bahagia sentosa asik jos ketika menonton si korban nelongso setelah disiksa ramean habis-habisan alias sadis itu, apalagi kalau bukan kesakitan luar biasa sebagai manusia—berdarah dingin si pelaku.

Dan jika menoyor kepala teman yang lemah adalah titik kepuasan tertinggi mereka sebagai ajang jago-jagoan, maka, apa yang bisa kita selidiki bersama adalah, dari mana rasa terdorong menyakiti itu berasal.

Para pembuli itu barangkali datang dari lorong gelap jalan menuju sekolah, merasa diri sukses setelah membuat sesamanya menangis dan luka-luka sambil tertawa-membusungkan dada, merasa diri hebat dan jagoan ketika berjalan. Jika itu masalahnya, sakit jiwanya berarti sudah menjadi-jadi. Ini bahaya. Mengerikan sebagai manusia.

Dan semisal dari film adegan kekerasan itu menjadi titik temu si pembuli dengan romantisme bullying adalah yang pertama, maka dari ruang keluarga mestilah harus suka rela dan rendah hati memberi perhatian pada anaknya untuk mempertontonkan film edukatif sambil disayang-sayang.

Misalnya nonton film azab. Yang isinya orang celaka akibat berbuat jahat. Orang tak akan beruntung jika berbuat jahat. Orang jahat akan dijatuhi karma dosa oleh Tuhan.

Maka sambil nontonlah orang tua punya waktu berbisik ke telinga si anak lebih dekat:

“Makanye elu jangan kejem ame orang. Jangan tengil. Meledak kuburan elu nanti kaya ono-noh!” Sambil tunjuk adegan kuburan meledak.

Tak hanya ruang keluarga, sekolah-sekolah juga mestilah memberikan media pembelajaran semacam nobar film edukatif yang tak mesti film azab tentu saja. Boleh yang lain. Yang lebih kreatif dari film azab. Dan itu bisa dilakukan setelah berdoa atau saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Yang penting sesuai tematik pelajarannya apa. Disesuaikan mau film apa sesuai fase umur.

Film adalah miniatur kehidupan. Jadi jangan sungkan ibu guru dan bapak guru untuk menonton film, dan pilihlah film yang bagus (bisa tanya teman saya Azman Bahbereh soal itu).

Film yang bagus sudah pasti memiliki visual dan cerita yang diperhitungkan mati-matian oleh sang sutradara. Sehingga sangat perlu setiap anak dikenalkan itu: selain untuk rekreatif, juga sebagai pembelajaran yang asik.

Syukur-syukur bisa terpatri di dalam lubuk hati para siswa ketika ada semacam pengajaran lebih dulu, dan diskusi bersama sebagai ruang pembelajaran yang memantik berpikir kritis tentang dunia sosial yang kompleks melalui film.

Tidak mudah memukul orang tanpa sebab. Sebab itulah memukul orang lemah adalah kejahatan.

Tapi jika si pelaku berbuat bullying karena ingin menguji seberapa hebat pukulannya, keberanian, dan mentalitas dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, tentu, peran sekolah memiliki tanggung jawab utama di sini. Untuk meyakinkan, jika pada manusia terdapat keterampilan berbeda-beda, minat soft skill yang berbeda-beda. Apa yang beda-beda itulah kemudian oleh sekolah difasilitasi.

Misalnya, disediakan eskul silat, begulet, eskul sumo, atau eskul yang lain yang berhubungan dengan ketangkasan dan kelincahan selayaknya pendekar seperti di film Jaka Sembung Bawa Golok (ini bukan pantun. Tapi yang diperankan aktor lawas Barry Prima, apa kaden judulnya). Sangat cocok untuk mereka yang mau jadi jagoan. Terwadahi jadinya. Jadinya gak pukul orang seperti kencing bisa di mana saja—sembarang.

Mendidik anak-anak yang rengas jika tidak bisa didekati dengan pelajaran agama, ya, tadi, pembelajaran penuh adrenalin semacam eskul itu bisa saja dicoba-coba untuk mereka sebagai win-win solution.

Dan kalau gagal, misalnya, karena mereka males mengembangkan bakat pergi ke eskul, sehingga tak kunjung pula berakhlak, jangan menyerah kita. Hakkul yakkin bapak guru ibu guru sekalian, karena ini bukan cara satu-satunya. Ada banyak cara untuk si pelaku pembuli agar tak mengulangi lagi perbuatannya seumur hidupnya bahkan:

Punishment—yang mengenang dibuang sayang.

Misalnya, tarolah beberapa si pembuli itu di kandang babi secara terpisah setelah minta ijin ke orang tuanya. Jika disetujui, biarkan ia menginap di kandang babi itu masing-masing satu minggu. Biarkan mereka tidur sama babi tanpa bantal dan selimut. Biarkan ia makan sama babi. Kentut sama babi. Jika hari sudah pagi, tontonlah ia berame—satu kelas—sambil ngopi dan berteriak—babi! Babi! Babi! Asu!

—untuk meyakinkan mereka bahwa tindakan binatangisme bernama bullying itu tidak layak dilakukan sama sekali. Tidak layak.

Tapi kalo cara ini gagal dan mereka masih berulah lagi dan lebih ganas ulahnya setelah keluar dari kandang itu, bisa cari cara yang laen, yang agaknya bisa menyentuh—ulu ati—langsung si pelaku.

“Ambil palu. Pukul dadanya. Kesel gue!”

#StopBullying [T]

Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Tangani “Ciberbullying”: Jangan Andalkan Undang-Undang Saja
Media Sosial, Wadah Caring dan Sharing Bukan Bullying
“Bullying” di Sekitar Kita – Menyakitkan atau Bikin Bangkit
Kekerasan Seksual Terhadap Anak dan Kasus Pencabulan pada Taraf Gawat: Di Buleleng Tertinggi | Podcast Lolohin Malu – tatkala dotco
Kekerasan dan Kesehatan Jiwa Masyarakat Bali
Tags: bullyingPendidikan
Previous Post

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

Next Post

Refleksi Visual Made Sudana

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Refleksi Visual Made Sudana

Refleksi Visual Made Sudana

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co