AWALNYA ia berkawan dengan para pedagang jajanan keliling, dan lambat laun ia pun ikut jadi pedagang keliling. Kini ia dikenal sebagai pedagang kentang goreng. Ia keliling dari satu tempat ke tempat lain di pinggiran barat kota Singaraja. Dan, ia senang.
Ia adalah Gede Alma Siregar, mahasiswa semester 4 program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Karena alasan tertentu, ia harus cari uang sendiri, untuk membiayai kuliahnya, sekaligus untuk ditabung. Meski kuliah di program studi PGSD, namun ia memnedam cita-cita kerja di kapal pesiar.
“Nanti kalau beruntung, uang tabungan bisa jadi modal kerja ke luar negeri,” ujar Alma, begitu panggilan akrabnya.
Alma pernah menjadi konten kreator, namun ia tak begitu beruntung. Hasilnya kurang menjajikan. Maka, Alma, yang berasal dari Desa Busungbiu itu beralih profesi menjadi pedagang kentang goreng keliling. Kentang goreng bisa dibilang sebagai jajanan yang sangat hits di Indonesia, khususnya para kalangan anak SD.
Alma tak merasa kikuk. Ia punya tekad kuat sehingga rela mengorbakan masa muda yang harusnya bermain di sela-sela kuliah, malah ia memilih untuk berjualan keliling.
“Memang harus ada yang dikorbankan, jika hari ini saya bermain-main maka di hari tua nanti saya yang akan di permaikan oleh kehidupan ini, lebih baik sekarang saya berkorban untuk hasil yang nanti akan saya nikmati,” tutur Alma yang kini usianya menginjak 20 tahun.

Gede Alma Siregar saat berjualan kentang goreng | Foto: Eka
Pria kelahiran 11 Februari 2005 itu tumbuh dalam keluarga yang sedikit keras, sehingga ia sudah terbiasa dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan. Tak heran ia tidak pernah memiliki rasa gengsi sedikit pun untuk menjajakan dagangan di jalanan.
Sebelum memutuskan terjun pada dunia perjajanan keliling, terlebih dahulu ia sudah membekali dirinya dengan segudang informasi mengenai bagaimana tata cara berjualan dan proses pembuatan kentang goreng.
“Waktu itu saya belajar bersama orang dari Kubutambahan yang berprofesi sama juga jualan kentang goreng. Orang itu sudah pensiun, saya datang ke rumahnya jam 8 malam untuk belajar membuat kentang goreng sampai jam 1 pagi, hingga sekarang saya bisa jualan,” cerita Alma.
Alma mengaku tidak enak hati jika harus untuk mengulurkan tangan meminta uang kepada orang tua. Ia merasa lebih baik jika menghasilkan uang sendiri. Selain itu Alma memiliki cita-cita besar untuk bisa bekerja diluar negeri, hal ini yang menjadi alasan terkuatnya mengorbakan masa mudanya untuk berjualan.
Ia memang punya cita-cita kerja di luar negeri. Motivasi bukan untuk mengumpulkan dolar sebanyak-banyaknya, namun ia memiliki motivasi besar untuk bisa belajar berwirausaha di negara orang. Sederhananya ia akan belajar sejumlah hal di luar negeri, lalu ia contoh, lalu ia terapkan di Indonesia.
“Sekarang saya fokus untuk mengumpulkan modal dulu, target 30 juta rupiah dalam setahun. Artinya setiap hari saya harus menabung sebesar 100 ribu rupiah,” kata Alma.
Pemilik akun tiktok almaofficial_1 itu juga mengungkapkan, di balik cita-cita yang ingin digapai, ia harus melewati itu semua dengan penuh keringat dan tantangan. Apalagi dengan statusnya sebagai mahasiswa ia masih punya tugas dan tanggung jawab sebagai pemuda yang belajar, mengerjakan tugas dan tamat.
“Berat memang berjualan ketika masih mahasiswa, bukan di gengsinya melainkan harus membagi waktu antara perkuliahan dengan jualan,” ujar Alma.

Gede Alma Siregar saat berjualan kentang goreng | Foto: Eka
Pernah suatu hari Alma dapat informasi mendadak harus kuliah luring di kampus. Saat itu ia sedang jualan dengan sepeda motor yang berisi gerobak. Dan ia tidak sempat untuk mengganti sepeda motor. “Akhirnya saya bawa sepeda motor yang berisi gerobak ini untuk masuk ke area kampus,” ujarnya sambil tertawa.
Ia juga pernah diusir oleh Satpol PP saat pertama kali jualan karena memang belum mengetahui rute, dan tempat-tempat berjualan yang aman. Gerobaknya sempat terbalik, pernah kehujanan, bahkan pernah dalam sehari tidak ada yang membeli sama sekali.
Itu semua, bagi Alma, adalah pengalaman lama. Masa-masa itu sudah berlalu. Dan saat ini Alma sudah berhasil mengumpulkan hasil berjualan ratusan ribu dalam sehari.
Pria yang berdomisili di Desa Panji itu itu mengungkapkan bahwa ia tidak akan berfokus untuk berjualan ketang goreng saja, melainkan nantinya akan merambah ke jualan pizza juga.
“Rencanya mau jualan pizza juga tapi pizza dengan harga 15 K saja, karena yang saya lihat di Buleleng cuma sedikit yang jualan itu, dan harganya pun sangat mahal, jadi saya ingin masuk disananya. Nantinya itu akan saya jual secara pre-order, jadi saya tetap bisa jualan ketang goreng keliling,” kata Alma.
Selamat berjualan, Alma. Semoga laris. [T]
Reporter/Penulis: Gede Agus Eka Pratama
Editor: Adnyana Ole
- BACA JUGA: