STASIUN KATA-KATA
di stasiun kata, waktu melipat dirinya
seperti fragmen, kereta makna tiba tak tentu jadwal
mengangkut beban samar yang penuhi ruang kepala
ada rindu duduk gelisah
menunggu pesan rahasia
tatap papan elektronik yang berkedip
tak pernah tiba, hanya pergi
cinta berjalan di peron kesabaran
menjinjing janji penuh satu koper
membeli tiket pulang ke masa lalu
ketuk pintu-pintu kenangan yang lalu lalang
aku hanyalah pengamat kata
merangkai huruf dari peluit terakhir
tempat kisah bertukar arah
dan dunia meluruh menjadi suara.
Sukabumi, 10 Desember 2024
SEMBUNYI KATA
kata-kata bersembunyi
di bawah naungan bayang pepohonan patah
takut tertangkap lidah ceroboh
takut menjadi saksi hati yang goyah
ia melangkah dalam sunyi
setiap suku kata memanggul beban
mimpi yang patah, cinta terpendam
takut pada keabadian, takut pada lupa
kata-kata, di mana engkau bersembunyi?
di dada penuh luka atau di sudut mimpi hampir mati?
di dalam sumpah serapah atau marah yang terpendam?
mungkin kau bukan untuk ditemukan melainkan dipahami kehilangannya
dan aku akan setia mencari.
Sukabumi, 09 Desember 2024
PEREMPUAN MATAHARI
dalam peluh langitmu sering redup
cahaya itu menerangi tapi terkadang kau terbakar
hanya tersenyum, menabur pelajaran
tanganmu tenun cerita-cerita
kekuatan dari luka dan harapan
aku memandangmu lamat-lamat
kau seterang matahari
jalan-jalanku tak lagi gelap, apalagi berlubang
bukan dongeng ksatria
kau melampaui seluruh dunia
pada baju usangmu kuletakkan doa-doa
kali ini yang paling keramat
sungguh kuingin kau selamat
tersenyum di dunia sampai ke surga.
Sukabumi, 10 Desember 2024