19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Rempah-Rempah dalam Perdagangan dan Kebudayaan Bali Utara

Dian SuryantinibyDian Suryantini
September 4, 2024
inEsai
Rempah-Rempah dalam Perdagangan dan Kebudayaan Bali Utara
  • Artikel ini adalah hasil dari seminar “Khazanah Rempah dalam Lontar”, program khusus Singaraja Literary Festival 2024, yang didukung Direktorat PPK (Pengembangan & Pemanfaatan Kebudayaan), Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, 23-25 Agustus 2024.

SEJAK zaman dahulu, perairan, khususnya pantai, telah menjadi jalur perdagangan penting yang menghubungkan berbagai wilayah, baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu komoditas utama yang diperdagangkan melalui jalur laut ini adalah rempah-rempah, yang menjadi daya tarik utama bagi pedagang dari berbagai belahan dunia. Di Bali Utara, khususnya di Kabupaten Buleleng, jalur perdagangan ini telah memainkan peran penting dalam sejarah kawasan tersebut.

Pantai Bali Utara, dengan pelabuhan-pelabuhannya yang strategis, menjadi saksi bisu aktivitas perdagangan yang berlangsung selama berabad-abad. Beberapa pelabuhan seperti Pelabuhan Julah, Pantai Sembiran, dan Pacung dikenal sebagai tempat penting dalam transaksi jual beli dan bongkar muat barang pada masa lalu. Banyak benda peninggalan sejarah yang ditemukan di dasar perairan ini, yang diduga berasal dari aktivitas perdagangan pada masa lampau. Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa Bali Utara memiliki peran yang sangat strategis dalam jaringan perdagangan internasional, terutama dalam perdagangan rempah-rempah.

Dalam literatur kuno, seperti buku Suma Oriental yang ditulis oleh Tome Pires, Bali disebut sebagai salah satu pusat perdagangan yang penting dalam jaringan perdagangan Asia daratan dan India pada awal abad Masehi. Rempah-rempah seperti cengkih, kayu manis, dan kayu cendana dari Indonesia Timur telah dikenal dalam literatur India seperti Ramayana dan Jataka, serta oleh penulis Romawi dan Yunani. Perdagangan rempah-rempah ini tidak hanya berkontribusi pada perekonomian, tetapi juga pada perkembangan budaya dan peradaban di Bali dan Indonesia secara keseluruhan.

Banyak gerabah India dengan corak rolet ditemukan di situs-situs seperti Sembiran, Julah, dan Pacung. Selain itu, lempengan daun emas penutup mata juga ditemukan di situs Gilimanuk. Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa Bali Utara memiliki hubungan perdagangan yang erat dengan India dan Cina, bahkan hingga daerah Mediterania dan Mesir.

Di situs Sembiran, misalnya, ditemukan gerabah dari Dinasti Han, sementara di situs Pangkungparuk ditemukan dua keping cermin perunggu. Ini menunjukkan bahwa Bali Utara tidak hanya menjadi jalur perdagangan, tetapi juga tempat pertukaran budaya dan teknologi.

Rempah-rempah memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam praktik budaya dan spiritual. Dalam naskah kuno seperti lontar Rukmini Tattwa serta Indrani Sastra.

Dalam Indrani Sastra, rempah-rempah disebutkan sebagai bahan utama dalam perawatan tubuh, terutama untuk perawatan rambut. Sementara dalam lontar Rukmini Tattwa rempah-rempah digunakan dalam perawatan di bidang seksualitas baik pria maupun wanita.

Saat ini salah satu jenis rempah yang masih digunakan sebagai perawatan rambut adalah kemiri. Dalam sejarah pertanian di Bali, Buleleng dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kemiri terbesar, bersama dengan Gianyar dan Karangasem.

Kemiri bukan hanya sekadar rempah yang menambah cita rasa masakan, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Bali, baik dari segi kuliner, kesehatan, kecantikan, hingga spiritualitas.

Dengan tekstur berminyak dan rasa lembutnya, kemiri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masakan tradisional Bali, khususnya dalam Base Genep, campuran bumbu lengkap yang menjadi dasar dari hampir semua hidangan tradisional Bali.

Dalam dunia kesehatan dan kecantikan, minyak kemiri telah lama dikenal sebagai bahan alami yang kaya manfaat, terutama dalam perawatan rambut. Kandungan nutrisi yang tinggi dalam minyak kemiri membuatnya mampu menghitamkan dan menyuburkan rambut, sehingga rambut tampak lebih tebal dan berkilau.

Penggunaan minyak kemiri ini telah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun masyarakat Bali, baik oleh perempuan maupun laki-laki. Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya kemiri dalam menjaga penampilan dan kesehatan tubuh, sejalan dengan nilai-nilai budaya Bali yang menghargai keindahan alamiah.

Selain itu, kemiri juga memiliki peran penting dalam dunia literasi tradisional Bali. Dalam proses penulisan di atas daun lontar, kemiri digunakan sebagai penghitam tulisan. Kemiri yang dibakar mampu menghasilkan warna yang pekat, sehingga tulisan di atas lontar menjadi lebih jelas dan tahan lama.

Tulisan lontar yang diolesi kemiri bakar ini bisa bertahan hingga ratusan tahun, menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah dan kebudayaan Bali. Penggunaan kemiri dalam literasi tradisional ini memperkuat posisinya sebagai simbol keberlanjutan tradisi dan warisan budaya.

Kemiri juga memiliki nilai sakral dalam kebudayaan Bali, terbukti dari berbagai prasasti kuno yang menyebutkan kemiri sebagai salah satu pohon keramat. Salah satu prasasti yang mengungkapkan hal ini adalah Prasasti Baturan, yang berangka tahun 941 Saka.

Pohon kemiri dianggap sebagai pohon yang memiliki roh pelindung yang harus dihormati. Penebangan pohon ini tanpa izin dianggap sebagai pelanggaran besar yang bisa berakibat pada hukuman berat. Larangan ini bukan hanya soal menjaga kelestarian alam, tetapi juga mencerminkan keyakinan spiritual masyarakat Bali pada masa itu. Kemiri dianggap memiliki kekuatan mistis yang dapat melindungi desa dan penduduknya dari bencana.

Selain dalam konteks spiritual, kemiri juga memiliki peran penting dalam dunia perdagangan rempah-rempah di masa lampau. Jalur perdagangan rempah di pantai utara Bali menjadi jalur yang sering dilewati para pedagang dari berbagai wilayah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa pelabuhan di pantai utara Bali, seperti pelabuhan Julah, menjadi saksi aktivitas jual-beli dan bongkar muat barang pada masa lampau. Temuan gerabah dari India dan Cina di situs Sembiran, Julah, dan Pacung menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara Bali dengan India dan Cina melalui jalur perdagangan rempah-rempah.

Rempah-rempah, termasuk kemiri, tidak hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga simbolik. Dalam catatan-catatan kuno di Jazirah Arab, Romawi, Yunani, India, Mesopotamia, Tiongkok hingga Mesir, rempah-rempah diyakini sebagai obat penyembuh dan digunakan dalam praktek seksualitas serta memiliki sisi mistik. Rempah-rempah dianggap sebagai buah dari surga yang memiliki keajaiban dan energi yang tidak terbayangkan.

Dalam buku “Sejarah Rempah: Dari Erotisme Sampai Imperialisme” karya Jack Turner, rempah-rempah disebutkan sebagai bahan alami yang digunakan untuk meningkatkan gairah, vitalitas, dan menarik perhatian lawan jenis. Pada zaman dahulu, rempah-rempah bahkan setara dengan emas karena khasiatnya yang luar biasa.

Selain itu, rempah-rempah juga digunakan dalam praktik tradisional seperti ratus vagina, yang dilakukan untuk merawat area intim wanita. Ratus vagina adalah perawatan tradisional yang dilakukan dengan pengasapan organ intim menggunakan campuran rempah-rempah seperti kunyit, daun sirih, buah pinang, dan cendana. Perawatan ini dipercaya dapat membersihkan, mengharumkan, dan menjaga kesehatan area intim wanita, sekaligus meningkatkan kepuasan seksual bagi pasangan yang sudah menikah. Penggunaan rempah-rempah dalam praktik ini menunjukkan bahwa rempah-rempah tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual yang tinggi.

Jack Turner menyoroti bahwa rempah-rempah memiliki sisi lain selain sebagai obat penyembuh. Rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan alami dalam praktik seksualitas dan dianggap memiliki sisi mistik yang kuat, sehingga dijuluki sebagai “buah dari surga.” Khasiat rempah-rempah dalam meningkatkan gairah, vitalitas, dan merawat area vital perempuan dan laki-laki membuatnya sangat dihargai dan setara dengan emas pada masa lalu.[T]

BACA artikel lain terkait SINGARAJA LITERARY FESTIVAL 2024

Tentang Petani Cengkeh, Berkah dan Masalah, serta Surga dan Neraka
Sumbangsih Rempah-Rempah dalam Mengaya Metafora Bahasa Bali
Rempah Paling Queer: Sebuah Pertanyaan yang Masih Menggantung
Menebak Aroma Sihir Janda Jirah
Tags: jalur rempahrempahseri rempahSingaraja Literary FestivalSingaraja Literary Festival 2024
Previous Post

Tentang Petani Cengkeh, Berkah dan Masalah, serta Surga dan Neraka

Next Post

Ritus Tari Seblang Bakungan dan Imaji Kontemporer Masyarakat Pedesaan di Masa Lalu

Dian Suryantini

Dian Suryantini

Kuliah sambil kerja di Singaraja

Next Post
Ritus Tari Seblang Bakungan dan Imaji Kontemporer Masyarakat Pedesaan di Masa Lalu

Ritus Tari Seblang Bakungan dan Imaji Kontemporer Masyarakat Pedesaan di Masa Lalu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

by I Nyoman Tingkat
May 19, 2025
0
Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

PADA 2009, Prof. Winarno Surakhmad, M.Sc.Ed. menerbitkan buku berjudul “Pendidikan Nasional : Strategi dan Tragedi”.  Buku setebal 496 halamanitu diberikan...

Read more

Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

by Dewa Rhadea
May 19, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

PAGI ini, saya membaca sebuah berita yang membuat dada saya sesak: sekelompok siswa Sekolah Dasar (SD) di Cilangkap, Depok, terlibat...

Read more

Aktualisasi Seni Tradisi dalam Pusaran Era Kontemporer

by Made Chandra
May 19, 2025
0
Aktualisasi Seni Tradisi dalam Pusaran Era Kontemporer

Upaya Membaca yang Dianggap Lalu, untuk Membaca Masa Kini serta Menerka Masa Depan KADANG kala selalu terbersit dalam pikiran, apa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt
Persona

Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt

TERSELIPLAH sosok lelaki bertopi di antara sahut-riuh pedagang dan deru kendaraan di jalanan sekitar Pasar Seririt, Buleleng, Bali, pada satu...

by Komang Puja Savitri
May 19, 2025
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co