DI MASYARAKAT, perdebatan antara orangtua, guru, dan praktisi pendidikan mengenai belajar calistung bagi anak usia dini seolah tak kunjung usai. Kata yang memiliki kepanjangan membaca, menulis dan menghitung itu baru-baru ini kembali menjadi topik panas untuk dibicarakan.
Masing-masing orangtua, guru dan praktisi pendidikan memang memiliki argumennya sendiri. Kelompok yang setuju, misalnya, mengatakan boleh mengajarkan calistung pada anak usia dini dengan alasan untuk membekali pengetahuan anak sebelum masuk sekolah dasar.
Seolah, argumen di atas “memaksa” orangtua dan praktisi harus mengajarkan calistung ke anak hanya supaya bisa masuk sekolah favorit—yang mensyaratkan tes calistung untuk bisa memasukinya. Bahkan tidak sedikit yang harus memberikan les tambahan supaya anak bisa mahir calistung.
Sementara bagi kelompok yang kontra mengatakan, bahwa calistung sangat dilarang diajarkan pada anak usia dini dengan alasan anak usia dini masih berada dalam masa bermain dan tak seharusnya ditekan untuk belajar calistung saat mengikuti tes masuk sekolah dasar.
Sebenarnya, terlepas dari kedua argumen tersebut, mengajarkan calistung bagi anak usia dini sah-sah saja dilakukan. Hanya saja, harus menggunakan cara-cara yang benar.
Selama ini banyak guru yang masih menggunakan cara-cara klasik untuk mengajarkan calistung kepada anak usia dini. Padahal, mengajarkan calistung bagi anak usia dini itu harus lewat cara-cara yang asyik. Menggunakan permainan, misalnya.
***
Usia dini adalah masa di mana anak akan belajar melalui bermain—itulah slogan yang selama ini didengungkan di masyarakat. Untuk itu, seharusnya kita mematuhi slogan tersebut, termasuk dalam mengajarkan calistung bagi anak usia dini.
Belajar calistung dengan cara bermain dapat menjadi jalan tengah atas perdebatan yang selama ini terjadi. Hal tersebut bertujuan agar anak tidak merasakan tekanan saat belajar calistung. Sebaliknya, anak justru akan merasa happy dan tidak terasa jika sedang belajar calistung.
Beberapa permainan yang bisa digunakan orangtua, guru dan praktisi dalam mengajarkan calistung ke anak misalnya permainan ular tangga, congklak, engklek, flash card, word search, dan permainan teka-teki silang sederhana.
Dengan menggunakan permainan tersebut, setiap orangtua, guru dan praktisi, tidak perlu khawatir lagi dalam mengajarkan sesuatu kepada anak, termasuk mengajarkan calistung. Intinya, kita harus mampu membangun suasana belajar seperti bermain.[T]