SEJAK BANGUN DI PAGI HARI, hingga tertidur kembali di malam hari, ruang kita dipenuhi suara-suara. Suara atau bunyi itu masuk ke indra pendengaran kita.
Suara dan bunyi itu masuk ke indra pendengaran kita, maka terjadilah proses komunikasi. Melalui otak suara-suara akan diolah menjadi sebuah persepsi.
Dan komunikasi adalah sesuatu yang penting dalam hidup kita. Sering kita dengar pernyataan, “Tidak ada masalah yang tak terselesaikan dengan komunikasi.” Atau, begitu juga sering malah terdengar, “Masalah justru muncul akibat salah dalam berkomunikasi.” Dan yang juga kerap terdengar adalah ungkapan, “Mulutmu adalah harimaumu!”
Dalam dunia pendidikan, komunikasi sangat penting untuk transfer of knowled, namun tidak semua pendidik mampu berkomunikasi dengan baik.
Apendidik yang jika menjelaskan materi, begitu enak didengar dan mudah dipahami. Namun di lain pihak ada pendidik yang penjelasannya susah diterima dan terkesan membosankan.
Dalam dunia medis, komunikasi yang baik antara dokter dan pasien ternyata pengaruhnya sangat besar terhadap kesembuhan pasien. Di dunia bisnis, dengan modal komunikasi yang baik, seorang pengusaha akan mampu membuat usahanya maju.
Begitu juga pada pemerintahan. Masing-masing instansi di lembaga pemerintahan sudah pasti memberikan perhatian khusus untuk masalah komunikasi dengan menempatkan bagian yang secara khusus memiliki tugas mengkomunikasi instansinya dengan lingkungan luar. Bagian itu sering disebut humas.
Apalagi dalam dunia politik, komunikasi peranannya sangat besar dan sering kita mendengar istilah politik itu adalah lobi-lobi. Dan, lobi-lobi bisa terjadi jika ada komunikasi.
Seorang anak, sejak dalam kandungan sesungguhnya sudah terpengaruh oleh proses komunikasi. Dan, komunikasi itu sangat penting untuk membentuk dasar kepribadian sang anak, setelah lahir, setelah ia besar.
Karena di dalam kandungan sejatinya bayi sudah bisa mendengar dan memberikan respon sesuai dengan apa yang didengar. Sehingga sering disarankan seorang ibu, atau orang tua agar selalu berkomunikasi yang baik sedini mungkin terhadap bayi yang masih ada di dalam kandungan.
Begitu juga setelah bayi itu lahir dan tumbuh berkembang menjadi anak, maka peran komunikasi ini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan si anak. Dari dalam kandungan bayi sudah dikenalkan dengan masalah komunikasi dan itu tentunya sebagai dasar atau pondasi hidup sang anak ke depan.
Mulutmu adalah harimaumu, pernyataan itu sering kita dengar sebagai bentuk bahwa kita harus berhati-hati untuk menggunakan mulut sebagai alat komunikasi verbal yang justru bisa membuat kita celaka ketika kita salah berkomunikasi.
Dalam komunikasi verbal, seperti cacian, umpatan yang didasari atas kemarahan dan kebencian maka jelas akan berpengaruh terhadap orang sekitar yang mendengarnya. Bahkan tidak saja terhadap orang tapi terhadap benda atau tumbuh-tumbuhan itu pun berpengaruh.
Seperti pada penelitian di Jepang., Ada 3 gelas yang di dalamnya diisi beras. Gelas pertama diisi kata I love u, gelas ke dua tidak diisi tulisan apa-apa, dan gelas ketiga diisi tulisan I hate you.
Dan setelah beberapa lama apa terjadi, ternyata gelas ketiga yang paling pertama tampak membusuk dan jadi kotor, setelah beberapa lama gelas kedua, dan pada gelas pertama masih tetap utuh kelihatan bersih.
Lise Eliot PhD, profesor ilmu saraf pada fakultas kedokteran Universitas Chicago dalam penelitiannya mengatakan satu bentakan, satu cacian akan mampu membunuh lebih dari satu miliar sel otak saat itu juga. Bahkan 1 cubitan dan 1 pukulan akan mampu membunuh lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga dan akan mempengaruhi fungsi organ otak, jantung dan hati.
Begitu juga sebaliknya satu pujian dan satu pelukan kepada anak maka akan dapat membangun kecerdasan lebih dari 10 triliun sel otak saat itu juga.
Ada sebuah kebiasaan di masyarakat sekitar Kepulauan Solomon, di sebelah timur Papua Nugini. Jika mereka menemukan pohon yang cukup mengganggu, tapi susah ditebang karena kokoh dan akarnya kuat, maka masyarakat meneriaki pohon besar itu. Setelah dilakukan hal itu, beberapa lama kemudian daun-daun pohon tersebut mulai mengering dan rontok dan akhirnya pohon itu roboh serta mati dengan sendirinya.
Begitu dahsyatnya sebuah kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat dalam berkomunikasi, seperti pisau bermata dua bisa bermanfaat juga bisa mencelakakan. Benar kata orang, sebesar apa pun masalahnya semuanya bisa diselesaikan dengan komunikasi, dan sering masalah muncul dan menjadi besar ketika kita salah dalam berkomunikasi.
Dalam praktek kedokteran pun seperti itu, sering hanya dengan komunikasi yang baik, sebuah masalah atau keluhan pasien bisa terselesaikan, dan sering juga sengketa medis muncul karena salah dalam berkomunikasi.
Profesi apapun yang kita geluti, senjata utama adalah komunikasi. Dan dalam kehidupan kita di masyarakat, membangun sumber daya manusia yang baik dan berkualitas ke depannya, peran komunikasi tentunya memiliki peran yang besar yang dimulai dari keluarga kita sendiri. Komunikasi yang baik akan menjadikan anak kita baik dan komunikasi yang tidak baik tentunya akan berbuah tidak baik pula. [T]
[][][]
BACA KOLOM LAIN DARIDOKTER CAPUT