25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Monolog ”Drupadi”, Gugatan Perempuan, Kekuatan Panggung dan Citraan Visual

tatkalabytatkala
October 15, 2022
inPanggung
Monolog ”Drupadi”, Gugatan Perempuan, Kekuatan Panggung dan Citraan Visual

https://tatkala.co/2022/10/12/help-dari-teater-tanah-air-mari-bantu-anak-anak-menyelamatkan-bulan/

Drupadi berdiri di atas gunung batu. Gunung yang terjal. Terdengar desing angin. Rasanya seperti berada dalam satu suasana yang penuh misteri.

Begitulah tayangan visual pada layar di atas panggung untuk mengawali pementasan Teater Monolog “Drupadi” di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Provinsi Bali, Sabtu malam, 15 Oktober 2022.

Tayangan awal yang cukup membuat penonton duduk dengan khusyuk untuk menyaksikan adegan-adegan berikutnya dalam teater itu.    

Lampu panggung kemudian menyala perlahan-lahan. Di sentra panggung, seorang perempuan langsung menyita perhatian. Perempuan itu memainkan cello. Gesekan cello itu lirih. Meruaplah nuansa kesedihan, kekecewaan, sekaligus kemarahan yang campur-aduk.

Terasa sekali getirnya saat menonton adegan itu. Jelas terasa gambaran suara hati Drupadi yang sedang berdiri di padang tandus. Gambaran pada saat perempuan itu berada di tengah-tengah perjalanan suci menuju pertapaan dengan kelima suaminya, Panca Pandawa.

Dalam kegetiran semacam itu, Drupadi menggugat dunia yang selalu diciptakan oleh para lelaki. Sejak masa klasik sampai masa kini, sistem yang patriarkistik telah menjadi cangkang yang sulit ditembus oleh perempuan. Para lelaki penciptanya selalu berlindung di balik relasi kuasa, yang membuat para perempuan selalu jadi bayang-bayang.

Drupadi diperankan Gung Ocha. Penyanyi Bali yang bernama lengkap Anak Agung Oka Diartini ini tidak semata-mata berakting, tapi ia juga menembangkan lagu berjudul “Drupadi” yang digubah oleh musisi Ayu Laksmi bersama komposer Gede Yudhana, berdasarkan lirik Putu Fajar Arcana.

Monolog Drupadi di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Bali | Photos by @Guswib_

Putu Fajar Arcana adalah penulis naskah dalam pementasan itu. Ia juga bertindak sebagai sutradara bersama Dibal Ranuh. Seperti juga kerap terasa dalam novel-novelnya, Putu Fajar Arcana cukup lihai menangkap cerita-cerita klasik yang sudah umum diketahui orang, untuk kemudian diberi pemahaman-pemahanan baru sehingga selalu relevan dengan kondisi situasi zaman di mana kini.

Latar cerita Drupadi yang sedih, marah dan kecewa, menjadi titik berangkat Putu Fajar Arcana. Titik cerita itu diolah, diramu, dihidupkan untuk menggambarkan perasaan hati seorang perempuan bernama Drupadi.

Gung Ocha sebagai aktor tunggal didukung oleh beberapa penari dan pemusik. Para penari dan pemusik itu juga diberi peran sebagai aktor untuk memperkuat karakteristik panggung. Pementasan itu jadi terasa utuh, bergerak tanpa lubang kosong dari detik ke detik.  

[][][]

Putu Fajar Arcana mengakui ia menulis naskah Drupadi dalam versi dirinya sendiri. Namun ia tidak merunut atau memperbaharui kisah klasik yang sudah popular, terutama di kalangan seniman di Bali.

Dengan kekuatan sebagai seorang sastrawan sekaligus wartawan, ia menggunakan kekuatan teks itu untuk merespons realitas timpang yang terjadi di tengah masyarakat. Ia merasa prihatin terhadap berbagai kejadian yang melecehkan perempuan di berbagai belahan dunia.

Ketimpangan-ketimpangan itu, misalnya ada pemuka agama yang melecehkan para murid perempuan, ada pula perempuan yang dibunuh karena alasan atribut agama. “Kita masih bisa menderetkan lagi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan,” kata Putu.

Putu Fajar Arcana menggali kembali sistem nilai yang terdapat dalam kisah “Drupadi”. Apa yang dialami oleh Drupadi sepanjang hidupnya, hampir selalu diposisikan sebagai “penurut”. “Makanya, ia menggugat dengan melontarkan pertanyaan, apa karena aku perempuan?” ujar Putu.

Harus diakui juga peran besar Dibal Ranuh dalam pementasan ini. Sebagai sutradara visual, ia berhasil menyuguhkan pertunjukan visual yang menawan sekaligus memberi kekuatan pada adegan-adegan di atas panggung.

Dibal Ranuh mengakui ia banyak menggali inspirasi dari lakon monolog yang ditulis Putu Fajar Arcana ini. “Naskahnya sendiri sudah visual, jadi saya tinggal menerjemahkannya ke dalam citraan visual dengan menggunakan teknologi,” kata Dibal.

Monolog Drupadi di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Bali | Photos by @Guswib_

Dibal berharap kelak akan semakin banyak bentuk-bentuk teater yang menggunakan teknologi sebagai basis berkreativitas. “Teknologi itu keniscayaan, sekarang kita menggunakannya setiap hari. Jadi sebaiknya seni juga memanfaatkannya untuk melahirkan karya yang menarik,” ujar Dibal.

Pertunjukan “Drupadi” diakhiri dengan adegan Dewi Drupadi mencapai moksa. Jasadnya secara gaib menghilang ke dalam pohon banyan besar, yang ditayangkan dalam video mapping. Ending cerita ini, menempatkan Drupadi dalam posisi yang amat agung, sehingga Sang Maha Pencipta memberinya jalan menuju pencerahan.

[][][]

Pentas Teater Monolog Drupadi ini bagian dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) IV/2020 yang digelar Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Bali.

Pementasan ini ditonton kalangan seniman di Bali. Terlihat juga dalam kursi penonton seniman patung Nyoman Nuarta yang datang khusus dari Bandung bersama keluarga.

Menurut Nuarta, pertunjukan “Drupadi” termasuk salah satu pertunjukan yang cerdas. “Ini penulis naskah dan sutradaranya cerdas. Ia tahu persis selera penonton masa kini. Disajikan dengan indah, mengalir, dan berisi,” katanya.

Nuarta bahkan mengusulkan, sebaiknya Kemendikbud terus memberikan dukungan agar pementasan ini bisa dilakukan di berbagai kota. “Ya karena isu yang diusung ini amat penting, bolehlah Kemendikbud mementaskannya di kota seperti Jakarta, Bandung atau Yogyakarta,” kata pencipta patung Garuda Wisnu Kencana itu.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Ahmad Mahendra, menyatakan Ditjen Kebudayaan turut mendukung pentas ini.

Drupadi, yang digarap Arcana Foundation, mengeksplorasi kekuatan media baru sebagai basis berkesenian. “Ini upaya kreatif sekali, patut kita dukung,” katanya dari Jakarta.

Mahendra menyatakan ingin hadir langsung di Denpasar, tetapi ada tugas dadakan di Jakarta, sehingga ia menunda keinginannya untuk menyaksikan “Drupadi”.

Selain itu, tambahnya, pentas “Drupadi” tidak saja mengeksplorasi tradisi, tetapi lebih-lebih menjadi refleksi, yang bermanfaat sebagai pedoman moralitas bangsa. “Pentas ini penting sekali. Ia membicarakan isu perempuan, tanpa harus meniadakan satu sama lain dengan lelaki,” katanya. [T][Ole/*]

Putu Fajar Arcana dan Dibal Ranuh, Berdua Sutradarai Monolog “Drupadi” di Festival Seni Bali Jani 2022
“Help!” dari Teater Tanah Air: Mari Bantu Anak-anak Menyelamatkan Bulan
Tags: Festival Seni Bali JaniFestival Seni Bali Jani 2022MonologPutu Fajar ArcanaTeater
Previous Post

Festival Yogaboga Nusantara di Tabanan: Yoga untuk Vibrasi Positif

Next Post

Menua Bersama Ayah | Cerpen Devy Gita

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Menua Bersama Ayah | Cerpen Devy Gita

Menua Bersama Ayah | Cerpen Devy Gita

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co