Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI kini dijabat Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si. Guru Besar Universitas Hindu Negeri (UHN) Bagus Sugriwa Denpasar ini dilantik Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Auditorium HM Rasyidi, Gedung Kementerian Agama RI, Jumat, 16 September 2022.
Bagi umat Hindu di Indonesia, ini bisa disebut sebagai peristiwa besar. Tentu karena Prof Duija sejak awal dikenal memiliki visi misi dalam memajukan Hindu Nusantara. Artinya, meski lahir di Bali dan berumah di Bali, ia tak tak melulu memperhatikan Hindu di Bali, melainkan juga Hindu di Nusantara.
Prof Duija lahir di Bangli, 31 Desember 1967. Istrinya, Ni Luh Yeni Rosani, dengan setia mendampinginya saat pelantikan di Jakarta.
Saat memberi keterangan di sekitar hari pelantikan, Prof Duija menyatakan tetap pada visi-misinya membangun dan memajukan umat Hindu Nusantara. Dan ia berjanji akan menyerap aspirasi yang muncul dari nilai-nilai kearifan local di masing-masing daerah di Nusantara.
“Jabatan Dirjen adalah sebuah amanah yang sejatinya semua komponen umat Hindu harus bersatu dengan semangat yang sama dalam membangun dan memajukan Hindu Nusantara,” kata Prof Nengah Duija dalam keterangannya usai dilantik sebagaimana dikutip Nusa Bali.
Sentuhlah Umat di Pedalaman
Pelantikan Prof Duija sebagai Dirjen Bimas Hindu mendapat sambutan dari sejumlah tokoh muda Hindu yang tergabung dalam organisasi-organisai pemuda Hindu di Nusantara. Mereka tentu saja mendukung, sekaligus punya harapan besar pada Prof Duija yang akan membawa kemajuan Hindu di masa mendatang.
Harapan datang dari Putu Nopa Gunawan yang kini mememegang tampuk pimpinan sebagai Ketua DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Sulawesi Selatan.
“Kami menyambut baik karena telah dilantiknya Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI yang baru, kerena dengan adanya dirjen defenitif tentu kita harapkan memiliki power yang lebih lagi dalam pelayanan umat,” katanya.
Putu Nopa Gunawan
Prof Duija, kata Putu Nopa, sudah sangat berpengalaman di bidang akademik khususnya Hindu. Pengalaman itu tentu menjadi modal terbesar bagaimana ke depan ia dapat memimpin Ditjen Bimas Hindu.
“Kami berharap Beliau dapat meneruskan program-program baik yang sudah dibuat oleh Dirjen sebelumnya,” kata Putu Nopa.
Program-program yang baik itu, kata Putu nopa, dimaksimalkan lagi, terutama membangun Hindu melalui pemberdayaan umat di pinggiran.
“Karena tidak kita pungkiri masih banyak umat Hindu yang terpinggirkan khususnya kami di Sulawesi Selatan,” kata Putu Nopa.
Dirjen sebelumnya, kata Putu Nopa, sudah sempat datang melihat langsung kondisi umat Hindu di Sulawesi Selatan, khususnya di Sidrap, Toraja dan Mamasa. Dirjen itu adalah Dirjen pertama yang datang langsung ke kantong-kantong umat di pedalaman.
“Harapan kami mereka (umat di pedalaman) mendapat sentuhan lebih banyak dari Ditjen Bimas Hindu,” ujar Putu Nopa.
Putu Nopa mengatakan, Peradah Sulawesi Selatan sangat siap untuk dilibatkan dalam pembangunan dan pemberdayaan umat khususnya di Sulawesi Selatan.
Harapan serupa datang dari Candra Wardana. Tokoh muda ini adalah Ketua PD KMHDI Kalimatan Tengah sekaligus dikenal sebagai Tokoh Pemuda Hindu Kaharingan.
Ia menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Prof Duija sebagai Dirjen Bimas Hindu yang baru. “Semoga dapat menjalankan amanah dengan baik untuk mengabdi ke pada umat Hindu,” ujarnya.
Ia berharap, dengan dilantiknya dirjen yang baru, semoga Hindu Nusantara terus digaungkan. “Secara khusus kami berharap dirjen dapat melihat Hindu bukan hanya di Bali tapi juga di wilayah lain,” katanya.
Candra Wardana
Program dirjen, kata Candra, harus lebih diutamakan kepada kegiatan-kegiatan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) Hindu di mana pun berada
Dan yang terpenting, menurut Candra, mampu menjaga perbedaan yang terjadi di kalangan Hindu hari ini semisal konflik-konflik antar sekte.
“Kehadiran dirjen yang baru ini bisa menjadi mediator permasalahan Hindu hari ini,” ujar Candra.
Harapan juga datang dari Gunawan Tasijawa. Tokoh pemuda Hindu dari Maluku ini adalah Ketua Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (PC KMHDI) Ambon yang juga dikenal sebagai Tokoh Pemuda Hindu Buru.
Menurut Gunawan, dilantiknya Prof Duija selaku Ditjen Bimas Hindu RI, berarti Prof Duija telah menjadi pimpinan tertinggi untuk umat Hindu di seluruh Nusantara.
Maka dengan itu, ia berharap agar Prof Duija bisa netral dan punya perhatian penuh untuk umat Hindu di Indonesia yang berada pada berbagai kepulauan. Sebab, kata Gunawan, dilihat dari segi perkembangan umat Hindu di Indonesia khususnya untuk pendidikan, ekonomi bahkan pembangunan, masih belum mencapai nilai 100.
Gunawan Tasijawa
Hal terpenting yang diharapkan Gunawan dari Maluku adalah soal kartu kependuukan Hindu. Ia berharap Prof Duija bisa membantu umat yang terkendala dengan kartu kependudukan umat Hindu. Di dalam kartu kependudukan umat masih terdapat pemeluk agama kepercayaan.
Harapan besar saya agar pengakuan agama Hindu dari masalah-masalah semacam itu bisa diakomodir dengan sebaik-baiknya.
“Namun kami tahu bahwa ini tugas dan tanggung jawab Kementerian Agama dan pemerintah kabupaten kota, akan tetapi kami memberikan harapan untuk Prof.Dujia selaku Ditjen Bimas Hindu RI yang punya dukungan penuh terhadap lembaga-lembaga keagamaan Hindu baik secara nasional maupun daerah,” katanya..
Majukan SDM Hindu
Salah satu poin penting yang juga menjadi harapan tokoh-tokoh muda Hindu di Nusantara adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) Hindu, dari kota hingga ke pelosok-pelosok.
Ketia PC KMHDI Buleleng Ni Luh Sinta Yani berharap Dirjen Bimas Hindu bisa mengembangkan SDM Hindu yang berkualitas melalui dukungan-dukungan pendidikan untuk generasi muda Hindu.
Apa saja bentuk dukungannya? “Semisal pemberian beasiswa dari tingkat SD sampai bangku perkuliahan,” kata Sinta Yani.
Dukungan terhadap pendidikan Hindu, kata Sinta Yani, sangat penting untuk melahirkan calon-calon pemimpin Hindu yang berkualitas serta siap menjawab tantangan ke depannya.
Ni Luh Sinta Yani
Pemimpin Hindu yang berkualitas nantinya juga bisa menyelesaikan berbagai persoalan Hindu yang hari ini memiliki sejumlah persoalan.
Seperti dikatakan Ketua Presidium PP KMHDI I Putu Yoga Saputra. Menurut Yoga Saputra, permasalahan umat Hindu hari ini cukup rumit. Antara lain masalah perekonomian, pendidikan, sosial budaya, peribadatan.
“Masih banyak lagi dan panjang kalau dipaparkan persoalan Hindu hari ini. Belum lagi persoalan konflik di internal kehinduan,” kata Yoga.
Untuk itulah, kata Yoga Saputra, KMHDI berharap ada penyegaran gagasan dan solusi untuk masalah-masalahitu. Dan harapan itu dialamtkan kepada dirjen yang baru.
Yoga Saputra
“Dirjen baru diharapkan mampu menjadi leading sektor bersama seluruh instrumen keumatan, menyusun visi bersama untuk menuju hindu yang lebih baik lagi,” kata Yoga Saputra.
Jangan Hanya Bicara Agama
Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali IK Eriadi Ariana (Jero Penyarikan Duuran Batur) punya harapan yang lebh lantang. Ia berharap dirjen baru bisa menguatkan cara pandang umat Hindu di Nusantara bahwa Hindu di Nusantara memang beragam yang tidak bisa digeneralisasi.
“Dirjen harus bisa menjaga dan merawat setiap tradisi Hindu di Nusantara, memberinya hidup sesuai dengan tata laku yang ada,” kata Jero.
Ditjen Bimas Hindu, kata Jero, diharapkan dapat lebih meningkatkan kapasitasnya sebagai pembimbing umat.
“Peningkatan SDM Hindu adalah langkah wajib yang harus dilakukan. Semoga bisa ada program-program beasiswa untuk memfasilitasi SDM Hindu dalam meningkatkan kapasitas diri di segala bidang,” ujarnya.
SDM Hindu, kata Jero Penyarikan Duuran, jangan hanya bisa membicarakan agama dan tentang hal-hal yang bersifat transendental, tapi juga mampu menguasai ilmu-ilmu modern, seperti kesehatan, ekonomi, politik, sosial, teknologi, dan lain-lain.
Sehingga, dengan begitu, ke depan akan semakin banyak umat Hindu menjadi tokoh-tokoh nasional dan dunia, tanpa tercabut dengan akar keyakinan dan tradisi.
“Kalau diandaikan, bagaimana SDM Hindu bisa tumbuh dalam kesadaran nilai-nilai Hindu, berlaku menurut laku nilai Hindu, tapi mampu bicara dalam bidang-bidang ilmu modern,” katanya.
Yang terpenting, kata Jero, Dirjen Bimas Hindu di bawah kepemimpinan Prof Duija bisa melirik kembali teks-teks Nusantara, melakukan pengkajian, kemudian menerbitkannya untuk bisa diakses umat.
Prof Duija dan Jero Penyarikan Duuran Batur
Saat ini, lanjut Jero, kita harus menyadari bahwa kita kekurangan dasar tumpuan dalam berupaya menyusun laku sebagai umat Hindu. Ada kesenjangan antara teks dan pembacanya, sehingga ada ruang kosong dan akhirnya diisi oleh mereka yang memiliki narasi kuat.
Tidak salah jika narasi-narasi itu tumbuh, dilirik, dan dianut oleh masyarakat, karena mereka memberi asupan rohani dan mental kepada masyarakat yang berada di persimpangan tradisional versus modern; laku agraris versus industri; laku yang guyub ke individualisme.
Dirjen Bimas Hindu sebagai representasi negara dapat melirik teks-teks tradisional seperti tutur, kakawin, babad, dan lain-lain, kemudian disajikan dalam edisi yang kekinian.
“Narasi-narasinya bisa dialih wahana dan menggunakan media-media alternatif agar dapat menggugah kesadaran masyarakat sejak dini,” kata Jero Penyarikan Duuran. [T]
Reporter: Tim Liputan Khusus
Penulis: Teddy Chrisprimanata Putra
Editor; Made Adnyana