21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sulaman, Buah Tangan dari Jembrana

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
March 5, 2022
inEsai
Sulaman, Buah Tangan dari Jembrana

Koleksi sulaman Jembrana dari Bli Asok [Foto-foto: Dewa Purwita Sukahet]

Apa yang membawa saya sampai merasa harus kembali menjelajah Jembrana adalah sulamannya, selain tentu saja masih banyak sederet artefak yang menyesaki keinginan hati ini untuk mendokumentasikan jejak budaya rupa yang sangat khas dari Tanah Makepung ini.

Pertama kali mendengar kata seni menyulam warna ini pada tahun 2012 ketika studi S2, seorang teman yang akrab dipanggil Pak Gede Rai mengangkat sulaman dari Banjar Samblong sebagai fokus karya tulis thesisnya. Melalui Gede Rai yang kini bekerja pada salah satu instansi dinas yang berlokasi di Denpasar saya pertama kali menyaksikan keunikan bentuk dan warna-warni yang unik dari hasil karya penyulam Jembrana.

Berikutnya adalah dari Sujana Suklu dan Cok Ratna Cora yang ternyata telah melakukan serangkaian riset mengenai sulaman Jembrana. Dan yang ketiga adalah Bli Asok dari Pro-Docs, seorang filmmaker yang juga menjadi rekanan Komunitas Budaya Gurat Indonesia (Gurat Institute), asli putra Negara yang ternyata ibunya juga pernah melakukan aktivitas menyulam.

Di Snerayuza Artsky saya menemukan buku “Story Cloth of Bali” yang ditulis oleh Joseph Fischer di dalamnya semua adalah dokumentasi sulaman Jembrana.  

Yang paling mengesankan adalah cerita dari Pipit, pacar dari kawan saya yaitu Dolar Joe punggawa band The Rolic, Pipit seangkatan dengan saya kelahiran 1989, dan kerennya lagi ia pernah melakukan aktivitas menyulam ini hingga SMP. Ia mewarisi keahlian menyulam dari ibunya dan juga niniknya sekaligus pengalamannya mengenai sulaman Jembrana ini diceritakan kembali kepada saya, sungguh Ngembak Geni yang keren di tahun 2022.

Jumat malam di tanggal 4 Maret 2022, saya bertemu denganya di Warung Men Dolar, tempat pacarnya berdagang Sate Celeng Joosss dan Lawar Super Yahud yang masih dalam wilayah banjar yang sama dengan saya yaitu di Banjar Pohmanis. Ia membawa dua buah karyanya yang dulu berfungsi sebagai ider-ider penghias plangkiran di rumahnya di Jembrana. Kondisinya memang sudah ada penurunan intensitas warna pada benang alias pudar karena tentu efek dari panas matahari ketika dikenakan pada tempatnya.

Saya memperhatikan kepadatan benangnya yang rapi, memenuhi pola suluran dengan motif pepatran, kemudian sambil mengobrol saya mengorek beberapa informasi darinya mengenai sulaman Jembrana.

Koleksi sulaman Jembrana dari Bli Asok

Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, ia mendapatkan keahliannya melalui belajar dari Ibu dan Niniknya, pada saat SD-SMP menyulam menjadi kegiatan anak-anak perempuan di desanya. Dari menyulam pada media kecil yang ukuran panjang kurang dari satu meter, hingga yang paling panjang yaitu seukuran umbul-umbul kemungkinan lima meter.

Yang menarik baginya adalah mengkombinasikan warna benang, ternyata ada aturan-aturan tertentu yang menjadi standar kombinasi warna yang diberikan oleh ibunya, misalkan saja benang warna merah haram untuk berdampingan dengan benang warna ungu karena akan berefek mematikan warna keduanya. Untuk kelopak bunga biasanya mempergunakan warna-warna putih apabila dasar kain berwarna kuning sedangkan sari bunganya bebas.

Untuk batang suluran bunga pasti mempergunakan warna benang “hijau botol” yakni warna hijau tua atau warna hitam. Untuk tepi biasanya mempergunakan warna yang cenderung gelap semisal hitam, cokelat, atau ungu.

Untuk warna-warna daun bebas terserah kreativitas masing-masing, namun tetap harus memperhatikan kaidah-kaidah warna benang yang tidak boleh disandingkan, selain itu mempergunakan warna benang yang sama dengan warna dasar kain sebagai warna latar belakang itu juga haram dalam artian tidak diperbolehkan sebab sudah pasti warna benang tidak akan terlihat.

Dua jenis sulaman, buah tangan dari Jembrana

Saya memperhatikan kembali pola pewarnaan dengan menyulam benang wol pada dua artefak ini, ternyata ada warna-warna yang secara simetris tidak sama penempatannya, hal ini menjadi salah satu keunikan dari sulaman Jembrana.

Pada beberapa kasus karya sulaman akan berbeda-beda tentunya, pada karya yang diperuntukan untuk parba bale-bale akan ditemukan cerita pewayangan, dari yang figurnya wayang secara naturalis-dekoratif hingga sangat sangat naifisme ala gambar anak-anak, semuanya memiliki kekuatan masing-masing tentunya, keunikan bentuk figur wayang itu terbentuk dari tata cara pembuatannya melalui menyulam dan hal ini tentu akan berbeda dengan kasus menggambar dengan nyigar warna ala wayang Kamasan, Klungkung.

Dalam kasus karya dengan figur wayang dalam sulaman Jembrana ini setiap tokoh selalu diberikan nama dengan huruf latin, coba saja searching via Google untuk melihat berbagai karya terutama koleksi museum di Australia.

Yang membuat agak saya merasa agak sedih adalah bahwa tidak banyak anak-anak Jembrana kini yang melewati masa kecilnya dengan menyulam sehingga generasi penyulam dapat dipastikan terputus, hal ini tentu saja akibat dari faktor ekonomi yaitu pemasaran, faktor lainnya adalah ekpsansi hiasan-hiasan kain untuk pura yang instan dan lebih variatif seperti ider-ider dengan tumpukan kain, tambahan oncer yang semarak dijual bergulung-gulung, kain-kain prada dengan berbagai motif warna emas yang tinggal potong, jahit pinggiran, dan pasang, sangat instan.

Detail sulaman Jembrana

Dari Pak Gede Rai, juga Pipit, saya mendapatkan informasi bahwa sketsa di buat dari satu orang yaitu seorang mangku yang berprofesi sebagai undagi wadah (bangunan untuk upacara pengabenan orang Bali), dulu jika orderan membuat wadah mangku ini banyak pasti sketsanya lama selesai, para perempuan baik anak-anak maupun dewasa akan menunggu dengan sabar kain mereka selesai di sketsa dan segera disulam, sampai kini katanya jero mangku ini masih melayani pembuatan sketsa jika ada yang menyulam terutama dari Banjar Samblong di Jembrana.

Dalam buku Fischer saya mendapatkan sebuah gambaran mengenai kesejarahan karya sulaman Jembrana berawal dari mahal dan lamanya menenun songket di Negara maka karya sulaman ini lahir untuk mengisi ruang bagi mereka yang dapat menjangkau karya seni yang masih memiliki dasar dan bernafaskan benang dan kain, benangnya adalah benang wol yang banyak beredar dan relatif murah dipasaran, kainnya juga mempergunakan kain jenis satin yang licin agar mudah dalam menarik benang meski ada mempergunakan kain jenis katun.

Pada akhirnya saya membayangkan apabila menyulam khas Jembrana ini menjadi mata pelajaran wajib atau masuk kurikulum sekolah, dan pemangku jabatan yang berwenang lebih serius membranding daerahya dengan mengangkan keunikan-keunikannya ke permukaan, ahh saya menyadari relaitanya tidak semudah khayalan saya, kembali ke realita saat ini bahwa tulisan ini mengisi kesunyian warna-warni benang sulaman yang kian ditinggalkan peradaban yang kian berlari cepat, mencari yang termudah, terima kasih dua buah tangan dari Jembrana dan saya akan segera ke sana untuk mendokumentasikannya setidaknya sebelum hal ini benar-benar punah. [T]

Pohmanis, 5 Maret 2022

Tags: jembranaSeni Rupasulaman
Previous Post

Kuliah Kritik SBM Prof. Darma Putra; Gagallah Seorang Kritikus Sastra Jika Tak Mampu Seperti Peniup Seruling

Next Post

Pameran Seni NFT : FUSION dalam Gairah Nikah Seniman Surya Darma & Luh Wanda

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
Pameran Seni NFT : FUSION dalam Gairah Nikah Seniman Surya Darma & Luh Wanda

Pameran Seni NFT : FUSION dalam Gairah Nikah Seniman Surya Darma & Luh Wanda

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co