Pandemi Covid-19 saat ini belum menunjukkan titik ujungnya. Namun bukan berarti kita tidak dapat membuat suatu rencana besar, bukan? Salah satu hal menarik dan luar biasa yang bisa dilakukan kelak pandemi ini usai adalah traveling. Banyak yang bilang kalau ada orang stress berarti mereka kurang liburan. Kesehatan mental harus dipulihkan ketika semuanya kembali normal nantinya. Salah satunya dengan traveling.
Sebagian besar orang tentu suka jalan-jalan. Namun, seringkali kita merasa kita sudah mengunjungi semua tempat wisata di daerah kita dan menjadi bosan untuk pergi ke tempat yang sama. Dewasa ini, muncul trend traveling luar daerah, bahkan luar negeri di kalangan anak muda. Segala kisah perjalanan kini dapat diabadikan pada lini masa media sosial.
Kebanyakan orang lebih suka jalan-jalan jika ada teman yang bisa diajak. Sayangnya, waktu luang dan kesibukan yang berbeda-beda menyulitkan terciptanya rencana perjalanan bersama. Lalu, kenapa tidak jalan-jalan sendiri? Pada umumnya seseorang merasa takut dan khawatir untuk berpergian sendiri ke tempat asing yang belum pernah dikunjungi. Kenyataannya, solo traveling tidaklah semenakutkan yang dipikirkan dan ada banyak hal positif yang bisa didapatkan.
Yang pertama dikhawatirkan pastilah keselamatan. Tidak ada yang dapat menjamin keselamatan seseorang di rumahnya sendiri apalagi di tempat asing. Namun, mereka yang pernah berpergian sendiri pasti setuju bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan kala pergi sendiri. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang baik dan ketika kita mendapati kesusahan, akan selalu ada yang membantu jika kita mau bertanya dan meminta tolong.
Suatu malam ketika mencari makan di Hanoi, baterai handphone saya tinggal sedikit dan tidak dapat digunakan untuk memesan taksi online. Saya hanya bisa mengaktifkan airplane mode dan GPS yang masih bisa digunakan untuk menuju hotel. Untungnya hotel tersebut bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Bayangkan, berjalan kaki sendiri di malam hari di tempat yang masyarakatnya tidak bisa berbahasa Inggris.
Tapi semuanya baik-baik saja. Bekal utama adalah rasa yakin bahwa semuanya baik-baik saja. Semuanya bermula pada pikiran kita. Namun, tetaplah menyiapkan asuransi perjalanan untuk mengantisipasi hal-hal buruk terjadi. Biaya asuransi perjalanan tidaklah semahal yang dipikirkan. Ada beberapa penyedia jasa asuransi perjalanan dengan polis di bawah Rp 300.000 untuk perjalanan luar negeri selama 1 minggu.
Perjalanan Malam Hari di Hanoi
Hal kedua yang perlu dicatat adalah ketika kita merencanakan suatu perjalanan, kita sudah harus meriset tempat-tempat yang akan kita kunjungi, mulai dari biaya hidupnya, metode transportasi, cuaca, dan hal-hal lain yang kita perlukan. Untuk menganggarkan biaya perjalanan ada situs bernama budgetyourtrip.com yang memberikan gambaran tentang biaya rata-rata untuk makan, transportasi, akomodasi, biaya hiburan, serta biaya-biaya untuk hal-hal yang tak terduga. Dari sana kita bisa memperkirakan anggaran biaya yang kita perlukan ketika berpergian ke suatu tempat untuk durasi waktu tertentu.
Ketika merencanakan perjalanan tentunya kita sudah mengetahui tempat-tempat mana saja yang akan dikunjungi. Pastikan kita sudah mengetahui jarak satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya, ketika sampai di bandara, tentunya kita akan menuju tempat akomodasi yang sudah dipesan sebelumnya. Dengan Google Maps, kita dapat mengetahui berapa lama perjalanan dari bandara ke lokasi akomodasi tersebut, bahkan Google Maps juga menyediakan opsi rute melalui ojek/taksi online beserta estimasi biaya dari satu tempat ke tempat lainnya. Setiap daerah/negara memiliki transportasi online baik sepeda motor ataupun taksi dan masing-masing tempat juga memiliki sarana transportasi publik seperti bus, kereta api, tram, dsb. Usahakan cek biaya masing-masing sarana transportasi. Contohnya, di Kathmandu terdapat aplikasi Tootle yang mirip dengan Gojek di Indonesia. Kita bisa menghemat biaya perjalanan yang seharusnya Rp 200.000 menggunakan taksi, menjadi sekitar Rp 25.000 dengan ojek Tootle. Namun di tempat lain bisa jadi transportasi publiknya lebih murah. Contohnya, di Perth berpergian menggunakan bus di pusat kota sama sekali gratis!
Kita juga perlu menyiapkan diri untuk menerima cuaca yang berbeda dari tempat tinggal kita. Selalu riset bulan apa keberangkatan kita dan musim apa yang terjadi di tempat tujuan pada saat itu. Siapkan beberapa lapis pakaian jika cuaca diperkirakan dingin dan usahakan jangan membawa terlalu banyak pakaian yang ujung-ujungnya justru tidak digunakan. Kebanyakan kota memiliki tempat laundry untuk mencuci pakaian dengan kilat. Jadi tidak perlu khawatir mengenai pakaian kotor.
Nah, ketika kita sudah memiliki cukup informasi mengenai tempat tujuan dan sudah mempersiapkan itinerary perjalanan, hal penting lain yang harus dipikirkan tentunya adalah tiket pesawat. Kita bisa mencari opsi tiket pesawat yang paling murah di beberapa situs, salah satunya skyscanner.com. Skyscanner memberikan informasi mengenai harga tiket paling murah pada tanggal tertentu, dan bisa memberikan informasi mengenai bulan apa tiket ke suatu tempat harganya paling murah. Satu tips lain adalah usahakan berangkat/kembali pada hari Selasa atau Rabu untuk mendapatkan tiket pesawat yang lebih murah. Rute pesawat dengan transit malam juga biasanya lebih murah.
Yang paling mudah sebenarnya adalah memesan paket wisata dari penyedia jasa tour and travel. Kita hanya perlu menyiapkan diri dan keperluan pribadi saja. Makan, transportasi dan akomodasi sudah disiapkan oleh penyedia jasa. Tentunya hal tersebut akan menguras lebih banyak isi dompet dibandingkan berpergian dengan rencana perjalanan sendiri.
Banyak hal positif yang bisa didapat dengan solo traveling. Pertama, kita diajarkan untuk lebih dewasa dalam mempersiapkan suatu hal. Kita diajarkan cara mengatur keuangan karena di tempat asing akan lebih susah untuk mendapatkan uang selain bekal yang sudah dipersiapkan. Selain itu, kita juga diajarkan untuk menabung untuk bekal jalan-jalan, Mental kitapun dilatih untuk lebih berani dalam berinteraksi dengan orang lain dan dalam mempelajari sesuatu hal yang kita perlukan untuk bertahan hidup di tempat asing. Kita juga diajarkan untuk lebih fleksibel dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi.
Yang terpenting, solo traveling mengajarkan kita bahwa dunia begitu luas untuk kita sia-siakan dan kita terima apa adanya. Kita dapat belajar banyak hal baru di tempat baru dan akhirnya kita akan lebih menghargai hidup serta akan lebih sering mengucap syukur atas hidup yang kita miliki karena mungkin di tempat yang dikunjungi hidup masyarakatnya tidak senyaman yang kita miliki. Jadi kawan, berjanjilah kala pandemi ini usai kalian akan mengunjungi suatu tempat baru, bertemu orang-orang dengan budaya dan tradisi berbeda serta mempelajari banyak hal baru yang bisa memberikan makna lebih dalam hidup kalian. Travelinglah dengan bijak, tetap jaga keasrian dan kesakralan Bumi. Salam damai.[T]