14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

Asep KurniabyAsep Kurnia
May 14, 2025
inEsai
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

Asep Kurnia

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang  menguasai informasi maka dia akan menjadi Sang Pemenang yang mampu menjadi penguasa dan pengendali dunia.” (Asep Kurnia, 20 Februari 2025).

DIKSI sederhana yang saya tulis ini mungkin sangat minim makna atau konten, tidak memiliki kedalaman filosofi atau memiliki perspektif yang lemah, tapi entah mengapa saya begitu percaya diri serta sangat yakin dan meyakini diksi blepotan itu memiliki kebenaran dan memiliki keserasian dengan situasi dan kondisi saat ini.

Benar atau tidaknya, tepat atau tidaknya, lemah atau kuatnya diksi yang saya buat memang perlu diuji dan ada penguji tandingan dari para pakar komunikasi yang saat ini sedang diakui ke-bertahtaannya sebagai ahli informasi. 

Jika diksi itu diterima sebagai suatu kebenaran walau kebenaran sementara, maka ada diksi kebalikannya yaitu: 
“Siapa saja manusia atau komunitas yang minim atau tidak memiliki informasi (zero information) maka dia akan jadi budak zaman. Dan siapa pun manusia atau kelompok manusia yang tidak memahami dan menguasai informasi (melek informasi) maka dia akan jadi pecundang dan sampah dunia. (Asep Kurnia, 20 Februari 2025). 
Entah mengapa kedua diksi yang tiba-tiba ditulis dan disandingkan di atas menjadi inspirasi kuat  saya untuk turun gunung kembali mengkaji kekinian Suku Baduy dikaitkan dengan situasi dan kondisi dunia saat ini yang sedang dilanda oleh laju percepatan perkembangan teknologi informasi yang nyaris tak terkendali. Hal tersebut, ditandai oleh membludaknya dan mewabahnya produksi alat pengakses informasi yang multi model (komputer, HP, software aplikasi, database, dan teknologi lainnya) yang berbanding lurus terjadinya ledakan informasi (information explosion)yang makin dahsyat dan tidak tertahankan. 
Masyarakat Suku Baduy yang kita kenal sekarang ini, adalah etnis yang masih tetap pada posisi berkategori satu kesukuan yang masih patuh dan taat dalam melaksanakan hukum adat atau Pikukuh Karuhun-nya. Juga masih bertahan dan menghindari dari proses modernisasi  total, bahkan masih melarang warganya untuk terlibat dalam proses pendidikan formal. Walaupun pada kenyataannya di Baduy sudah sering terjadi plesetan-plesetan budaya karena ikutan terpeleset oleh licinnya proses pemodernan. Tentunya dengan mencermati profil singkat Suku Baduy itu, dikaitkankan dengan syarat keterampilan berliterasi informasi ada sesuatu yang menarik yang perlu dipertanyakan sekaligus dianalisis keterhubungannya antara dua situasi yang antagonis itu. 

Tren Penggunaan Alat Pengakses Informasi di Baduy

Untuk mengetahui sejauhmana keterhubungan antara dua situasi tersebut, baik kualitas atau dampak negatif-positifnya, maka diperlukan alat pengukur dan pengumpul data yang sahih melalui pertanyaan.

Pertanyaan pemantik pertama,adalah apakah warga suku Baduy mengikuti tren penggunaan alat pengakses informasi seperti di masyarakat umum luar Baduy? Alat pengakses jenis yang mana yang tren dominan diminati dan digunakan oleh warga Baduy?

Pertanyaan pemantik kedua, seberapa banyak warga Baduy yang sudah akrab dengan penggunaan alat pengakses informasi tersebut? Kemudian warga kampung mana saja yang sudah umum, terbiasa dan habit menggunakan alat pengakses informasi tersebut? Apakah sudah seluruh kampung dan warga kampung “tervirusi” oleh penggunaan alat pengakses informasi tersebut?

Pertanyaan pemantik ketiga, manakah yang lebih banyak menggunakan alat pengakses, kaum perempuankah atau kaum laki-lakikah? Lalu, kaum perempuan dan atau kaum laki-laki warga Baduy lebih tertarik mengakes informasi jenis apa: hiburan, budaya, politik, berita, game atau perdagangan? Dan aplikasi yang mana yang paling mereka gemari ? 

Ketika data dari pertanyaan pemantik di atas sudah terkumpul secara lengkap dan terbaca dengan akurat, maka kita bisa melanjutkan pada pertanyaan pemantik keempat yang lebih fokus pada menganalisis tingkat kemelekan atau tingkat kemahiran atau keterampilan mereka dalam mengelola literasi informasi. Dan ini memerlukan tingkat keakuratan pengukuran yang measurable dari researcher yang bisa dipertanggungjawabkan sekaligus dapat dipertanggung-gugatkan keabsahan analisisnya.

Untuk mendapatkan data empirik yang lengkap perlu diselusuri dengan metoda ilmiahnya para akademisi. Namun untuk sedikit menghilangkan kedahagaan pengetahuan para pembaca, maka izinkan saya sebagai penulis artikel ini sedikit akan mencoba membantu menyodorkan hasil observasi hidden dan observasi mini saya tentang seberapa jauh kemelekan warga Baduy dalam memahami, mengakses, melibati, menggunakan, menganalisis dan mentransformasikan literasi informasi. Mudah-mudah bisa menjadi inspirasi dan motivasi bahkan menjadi pendorong, pemicu dan pemacu para akademisi di bidang ini untuk menyelusuri secara mendalam perihal masalah di atas sehingga menjadi kajian yang resmi dan autentik.

Untuk menunjukkan seberapa melek warga Baduy terhadap literasi informasi, maka harus ada pengertian yang dijadikan rujukan. Ada banyak pengertian atau definisi, salah satunya  menurut American Library Association (2000). Literasi informasi adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. (Sukaesih, 2013:63).

Pengertian lain tentang literasi informasi adalah mengetahui kapan dan mengapa anda membutuhkan informasi, di mana menemukannya, bagaimana mengevaluasi,  menggunakan, dan mengkomunikasikan dengan cara yang etis. (Tri Septiyantono: 2014:139).  

Dari beberapa definisi yang sempat saya baca, literasi informasi memiliki pengertian yang berbeda beda. Namun begitu, semuanya cenderung memiliki kesamaan yaitu, “Merupakan kemampuan seseorang dalam mendapatkan, mengelola dan menggunakan informasi secara tepat, selektif dan efektif”.

Menurut Marsudi (2016:3) tujuan literasi informasi adalah untuk mempersiapkan
individu agar mampu melakukan pembelajaran seumur hidup, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, serta meningkatkan kemampuan individu untuk mengevaluasi informasi di tengah ledakan informasi secara lebih efisien dan efektif. Literasi Informasi sangat berperan aktif dan dapat dijadikan pembelajaran untuk mengekspresikan ide, membangun argumentasi, mempelajari hal baru, dan mengidentifikasi kebenaran informasi serta menolak informasi pendapat yang salah.

Ukuran Kemelekan Informasi Warga Baduy

Berdasarkan kajian definsi-definisi berat di atas, maka pemantik pengkajiannya lebih fokus pada bahwa kemelekan informasi dapat diukur dari kalimat  seberapa mudah, besar dan tepat  atau lihainya  kemampuan seseorang dalam mendapatkan, mengelola dan menggunakan informasi secara tepat, selektif dan efektif.

Baduy yang sudah tidak lagi dapat menghindar dari tingginya intensitas interaksi dan komunikasi dengan dunia luar (baca : manusia modern)  dalam artian sudah adaptif dengan penggunaan alat-alat teknologi sangat jelas sekali ada kemudahan untuk mendapatkan informasi. Bila syarat pertama sudah mudah mendapatkan informasi, maka secara otomatis mengelola dan menggunakan informasi pun akan berlanjut. Yang jadi pertanyaan dan jawaban tertundanya adalah apakah mereka warga Baduy sudah secara tepat atau serampangan, selektif atau asal-asalan, efektif ataukah jorjoran dalam menggunakan informasi tersebut? Dari titik sinilah kita bisa mencermati seberapa tinggi atau berkualitasnya tingkat kemelekan informasi suku Baduy.

Agar bisa menarik kesimpulan dengan tepat, mari kita bedah dan jawab pertanyaan pertama dan kedua. Baduy sudah lama membuka akses wisata dan menerima wilayahnya dijadikan tempat unggulan program destinasi wisata.  Maka frekuensi dan intensitas interaksi dengan dunia luar (pengunjung) bukan lagi di angka puluhan tetapi sudah masuk pada level angka ratusan sampai ribuan interaksi per hari dan per minggunya. Efek dominonya sudah jelas, bahwa komunikasi dan pertukaran informasi pun meningkat tajam sehingga penggunaan alat pengakses informasi oleh warga masyarakat Baduy Luar secara umum dan warga Baduy Dalam secara khusus sudah tak terelakan lagi.

Ribuan alat pengakses informasi jenis HP android lebih tren dan  dominan diminati dan digunakan oleh warga Baduy. Berdasarkan estimasi logis sudah mencapai kurang lebih di angka 10.000 orang dari jumlah penduduk yang jumlahnya sekitar 16.500 jiwa adalah pengguna HP android dengan rerata menggunakan 2 nomor yang aktif di bumi Baduy.

Kemudian warga kampung mana saja yang sudah umum, terbiasa dan habit menggunakan alat pengakses informasi tersebut, apakah sudah seluruh kampung dan warga kampung tervirusi oleh penggunaan alat pengakses informasi tersebut? Dari fakta yang keseharian bahwa semua kampung di Baduy (68 kampung) sudah tervirusi oleh penggunaan alat pengakses informasi, karena itu sudah menjadi kebutuhan primer bagi mereka walaupun tak menutup mata masih banyak yang menolak atau menghindari kepemilikan alat tersebut, terutama tokoh adat dan warga Baduy Dalam.

Jawaban pertanyaan ketiga, para pengguna alat pengakses informasi di Baduy sudah merata baik oleh kaum laki-laki maupun perempuan untuk di Baduy Luar, di Baduy Dalam lebih dominan penggunanya kaum laki-laki. Kaum perempuan dan kaum laki-laki warga Baduy lebih tertarik mengakes informasi hiburan, game atau perdagangan. Mereka kurang menyukai perihal informasi tentang budaya, politik atau berita.  Di antara aplikasi yang tersedia, mereka lebih menggemari aplikasi WhatsApp, Facebook, Istagram dan sekarang menggandrungi TikTok. 

Nach, dengan berkiblat pada jawaban singkat diatas, maka jelas sekali bahwa warga Baduy di kekinian sudah melek dalam hal memiliki dan menggunakan alat pengakses informasi. Hampir 60 % warga Baduy sudah tervirusi oleh penggunaan alat teknologi terutama hand phone. Tetapi soal tingkat kemelekan atau tingkat kemahiran atau keterampilan mereka dalam mengelola literasi informasi itu tidak bisa dijawab atau dijelaskan berdasarkan estimasi, harus dianalisa secara akurat berdasarkan pengkajian atau reseach yang measurable.

Ada faktor yang harus diperhitungkan walau mereka sudah memiliki alat pengakses informasi yang canggih, namun jangan lupa bahwa mereka tidak memiliki pengalaman pendidikan dan pembelajaran seperti saudara sebangsanya. Ingat yahhhh, mereka masih dilarang untuk mengikuti pendidikan formal. Kalau pun mereka sudah bisa Ca-Lis-Tung, 80 persen didapat dari pembelajaran mandiri tapi dengan model belajar serampangan.

Penulis sengaja memberi narasi singkat, simpel dan tidak lengkap. Penulis hanya sebatas memberi  informasi ringan sebagai pemantik untuk merangsang para pemerhati Baduy melakukan kajian yang lebih intensif dan akurat. Salam Literasi! [T]

Penulis: Asep Kurnia
Editor: Adnyana Ole

  • BACA esai-esai tentangBADUY
  • BACA esai-esai lain dari penulisASEP KURNIA
Ritual “Seba”: Lebarannya Suku Baduy?
Dilema Suku Baduy [1]: Antara Kewajiban “Ngahuma” dan Keterbatasan Lahan
Narman, Sang “Entrepreneur” Etnis Baduy
Tags: Literasiliterasi digitalmasyarakat adatSuku Baduy
Previous Post

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

Asep Kurnia

Asep Kurnia

Pemerhati Baduy, tinggal di tapal batas Baduy

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co