18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kelulusan Tanpa Konvoi, Tanda Kedewasaan Generasi Muda Bali

I Wayan YudanabyI Wayan Yudana
May 7, 2025
inEsai
Kelulusan Tanpa Konvoi, Tanda Kedewasaan Generasi Muda Bali

Jembatan Tukad Bangkung yang biasanya dijadikan tempat tujuan siswa untuk konvoi kelulusan

SETIAP tahun, hari pengumuman kelulusan siswa SMA/SMK di Provinsi Bali biasanya menjadi momentum yang penuh warna. Ada wajah-wajah riang gembira, pelukan persahabatan, hingga luapan ekspresi yang mewarnai hari istimewa tersebut. Di antara berbagai bentuk ekspresi itu, beberapa siswa meluapkan kegembiraan dengan kegiatan positif seperti sembahyang bersama di sekolah atau di tempat suci, atau merayakan kelulusan secara sederhana dengan teman-teman dan guru dalam pengawasan yang terkontrol.

Namun, tak bisa dipungkiri pula, ada fenomena lain yang selalu mencuri perhatian publik: konvoi kelulusan. Pawai siswa dengan kendaraan bermotor—dihiasi atribut warna-warni, pakaian penuh coretan, rambut dicat mencolok, bahkan kendaraan yang dimodifikasi ekstrem—telah menjadi gambaran yang nyaris rutin. Mirisnya, hal ini bukan hanya menimbulkan kemacetan dan keresahan pengguna jalan lain, tetapi juga kerap mengabaikan keselamatan. Bahkan beberapa tahun terakhir, konvoi semacam ini memakan korban, mulai dari kecelakaan ringan hingga merenggut nyawa.

Yang paling menyedihkan, euforia sesaat ini kadang menutup mata siswa akan pentingnya masa depan yang tengah menanti di depan mata. Mereka merayakan kelulusan seolah segala perjuangan telah usai, padahal sejatinya, jalan panjang kehidupan baru akan dimulai.

Konvoi ini bukan hanya soal keramaian, melainkan sering kali berubah menjadi parade tanpa arah, penuh semangat yang meledak-ledak. Pakaian dicoret-coret, rambut dan wajah dicat warna-warni, motor dimodifikasi secara ekstrem tanpa kelengkapan keselamatan, bahkan sampai mengganggu lalu lintas dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Lebih jauh lagi, setiap tahun selalu ada laporan kecelakaan lalu lintas, dan tragisnya, beberapa sampai merenggut nyawa. Kelulusan yang seharusnya menjadi momen bahagia justru berubah menjadi duka mendalam.

Salah satu tempat yang kerap menjadi tujuan arak-arakan siswa adalah Jembatan Tukad Bangkung di Pelaga, Badung. Tempat ini dikenal bukan hanya karena keindahan dan kesejukannya. Akan tetapi juga karena reputasinya akhir-akhir ini yang angker akibat sering terjadi kasus bunuh diri. Ah, bagi anak muda justru itu akhirnya mungkin dianggap lebih menarik.

Suasana Jembatan Tukad Bangkung | Foto: Dok penulis

Pada momen kelulusan di tahun-tahun sebelumnya, ratusan siswa berkumpul di Jembatan Bangkung. Mereka melakukan selebrasi tanpa pengawasan yang memadai. Aparat keamanan pun kewalahan, karena jumlah siswa jauh melampaui personel yang bertugas. Akibatnya, kegiatan di sana hanya diawasi sebatas ketertiban umum.

Namun, pemandangan itu tidak terjadi pada Senin, 5 Mei 2025, hari pengumuman kelulusan siswa SMA/SMK tahun ini. Tukad Bangkung tampak sunyi membisu. Tak terlihat adanya siswa berkerumun atau melintas dengan baju penuh coretan. Jalanan tetap lengang, dan suasana tetap damai. Apa yang sebenarnya terjadi?

Data dari Bali Express memperkuat fakta ini. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, IKN Boy Jayawibawa, menyampaikan bahwa sebanyak 60.110 siswa SMA/SMK di Bali menerima pengumuman kelulusan pada hari tersebut. Artinya, tidak sedikit potensi euforia massal yang bisa saja terjadi. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Para siswa tetap tertib, sebagian memilih mengikuti acara perpisahan di sekolahnya masing-masing dengan damai dan tertata.

Sebagai contoh, SMKN 3 Singaraja sukses melaksanakan acara perpisahan dengan khidmat dan penuh makna. Acara ini tak hanya diisi dengan hiburan dan pelepasan siswa, tetapi juga jabat erat tangan siswa kepada guru, pesan moral kepala sekolah, dan refleksi spiritual bersama. Ini menunjukkan bahwa momen kelulusan bisa dikemas dengan elegan, tanpa kehilangan makna syukur dan kebersamaan serta dengan biaya murah.

Pelepasan Siswa Kelas XII | Foto: Dok. SMKN 3 Singaraja

Tentu banyak faktor yang memengaruhi perubahan ini. Yang paling menonjol adalah kesadaran kolektif siswa. Siswa mulai memahami bahwa kelulusan bukanlah garis akhir, melainkan titik awal perjuangan sesungguhnya. Mereka sadar bahwa dunia kerja, pendidikan lanjutan, kewirausahaan, dan realita hidup jauh lebih menantang daripada sekadar selebrasi sesaat. Mereka sadar, kecerobohan hari ini bisa berakibat fatal di hari esok.

Selain itu, peran para guru, orang tua, dan tokoh masyarakat juga sangat signifikan. Imbauan agar tidak melakukan konvoi, tidak hanya dilontarkan satu dua hari menjelang pengumuman, tetapi dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Bahkan, pemerintah melalui Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran resmi yang melarang aktivitas konvoi dan perayaan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.

Yang tidak kalah penting adalah peran aparat kepolisian. Beberapa hari sebelum hingga hari H pengumuman kelulusan, anggota kepolisian melalui Babin Kamtibmas dan jajaran Polsek secara aktif hadir di sekolah-sekolah. Mereka tidak sekadar berjaga, tetapi juga melakukan edukasi langsung kepada para siswa, guru, dan warga sekolah. Melalui pendekatan yang humanis dan dialogis, mereka mengajak siswa untuk merayakan kelulusan dengan cara yang santun, selamat, dan bermakna. Kehadiran aparat ini menjadi langkah preventif penting yang lahir dari pembelajaran atas insiden-insiden yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Pembinaan Staf Polsek Petang | Foto: Dok. SMKN 1 Petang

Generasi siswa tahun 2025 ini menunjukkan tanda kedewasaan sosial. Mereka memilih tidak larut dalam euforia yang membahayakan, melainkan memaknainya dengan lebih reflektif dan bertanggung jawab. Mereka tak ingin kegembiraan sesaat berubah menjadi malapetaka. Ini adalah pertanda baik, bahwa pendidikan nilai, moral, dan empati telah menemukan tempatnya di hati para siswa Bali.

Siswa yang lulus di tahun 2025 ini tampaknya memahami bahwa dunia kerja, dunia kuliah, dan dunia usaha yang akan mereka hadapi jauh lebih menantang daripada sekadar merayakan kelulusan. Mereka tidak ingin kebahagiaan yang semestinya menjadi milik semua justru ternoda oleh peristiwa yang tak diinginkan. Oleh karenanya mereka memilih jalan sederhana dan lebih menunjukkan kontemplasi diri yang luar biasa.

Apa yang terjadi tahun ini adalah sinyal baik. Masyarakat patut memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa, orang tua, guru, dan semua pihak yang ikut menjaga momen kelulusan ini tetap bermartabat. Ini juga sekaligus menjadi contoh bagi angkatan-angkatan berikutnya bahwa merayakan pencapaian tidak harus dengan cara-cara yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Kelulusan tanpa konvoi bukan berarti kehilangan makna. Justru, ini pertanda kedewasaan. Perayaan bisa tetap ada, tetapi dengan cara yang lebih santun, aman, dan menginspirasi. Karena sesungguhnya, kemenangan yang sejati adalah saat kita mampu menahan diri, berpikir jauh ke depan, dan memilih langkah yang bijak.

Kelulusan kali ini menjadi catatan berharga bahwa perubahan itu mungkin. Bahwa generasi muda kita mampu membuktikan diri sebagai agen perubahan—bukan dengan teriakan di jalanan, tetapi dengan pilihan bijak yang diam, namun bergema kuat. Di tanah Bali yang menjunjung nilai tata krama, harmoni, dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan (Tri Hita Karana), kelulusan yang diisi dengan kesadaran dan ketenangan adalah cermin dari karakter sejati generasi muda Bali. Mereka tidak lagi terjebak dalam euforia sesaat, melainkan mulai memahami bahwa masa depan dibangun dengan ketenangan pikiran dan kesiapan mental. Semoga ini bukan sekadar tren sesaat, tetapi awal dari tradisi baru kelulusan yang lebih beradab dan bermartabat.

Terlebih lagi, masyarakat Bali baru saja melampaui perayaan Hari Suci Galungan dan Kuningan—momen spiritual yang mengajarkan kemenangan dharma melawan adharma. Nilai-nilai itu tampaknya masih meresap dalam sanubari para siswa yang baru saja dinyatakan lulus. Semangat Galungan bukan semata dirayakan dalam upacara, tetapi juga tercermin dalam laku dan pilihan mereka: memilih keselamatan, ketertiban, dan kesadaran sebagai bentuk nyata dari kedewasaan spiritual.

Tentu semua pihak berharap, tradisi kelulusan yang lebih beradab dan bermakna ini terus terjaga, seiring dengan tumbuhnya generasi Bali yang bukan hanya cerdas, tetapi juga welas asih dan waspada terhadap nilai-nilai lokal yang diwariskan para leluhur. Sebab, sejatinya pendidikan bukan hanya mencetak lulusan, tetapi membentuk manusia yang sadar diri dan sadar ruang. Dengan kelulusan tanpa konvoi, Jembatan Tukad Bangkung tetap indah berseri. [T]

Penulis: I Wayan Yudana
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulis I WAYAN YUDANA

Belajar dari SMK Fest: Ruang Kontemplatif untuk Merefleksikan Arah Pendidikan Vokasi di Bali
SMKN 1 Petang: Dari Lahan Sekolah, Mencetak Generasi Muda Cinta Pertanian
Padupadan Pariwisata dan Pertanian di SMKN 1 Petang: Membangun Masa Depan Berkelanjutan
Mengelola Pertanian di Sela Riuh Pariwisata — Catatan Perjuangan dari SMKN 1 Petang
Mengintegrasikan Pertanian dan Pariwisata, Kurikulum Agrowisata Berkelanjutan untuk Masa Depan
Tags: generasi mudaPendidikansiswa
Previous Post

Legenda Pemukiman Baduy Kompol

Next Post

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

I Wayan Yudana

I Wayan Yudana

Kepala SMKN 1 Petang, Badung, Bali

Next Post
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Diet, Hal Sederhana yang Dibuat Ribet

by Gede Eka Subiarta
June 18, 2025
0
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

HIDUP sehat itu bisa dijalankan dengan pola makan yang bagus dan teratur, baik itu porsi makan, jam makan, dan jenis...

Read more

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more

Manusia Toksin: Menelan Fitnah Menolak Fakta

by Ahmad Sihabudin
June 18, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya. .- Gus Dur., Drama ijazah palsu yang terus...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center
Khas

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

DI ruang kelas LPK Hishou Tejakula, seorang remaja berdiri dengan seulas senyum, Gede Bayu Pratama, siswa kelas 7 dari SMPN...

by Komang Puja Savitri
June 18, 2025
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co