19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dongeng tentang Banteng Takut Jadi Kerbau dan Para Tetangga

Ahmad SihabudinbyAhmad Sihabudin
April 28, 2025
inEsai
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Ahmad Sihabudin

MENGAWALI tulisan ini saya angkat dongeng yang berjudul “Si Banteng Galau di Bilang Kerbau” yang pernah tayang di Kompasiana.com dengan kreator Melvin Firman. Dongeng ini sudah cukup lama tayang, tiga belas tahun silam yaitu 2012, saya kutip dari Kompasiana (https://www.kompasiana.com/melvin2012/54f74816a33311580f8b4764/si-banteng-galau-di-bilang-kerbau).

Alasan saya angkat kembali dongeng ini, sepertinya hampir mirip suasana keadaan batin “Banteng” saat ini. Banteng yang seperti kebingungan melangkah; jalan salah, berlari sakit, diam saja pun terasa nyeri, dan senut-senut.

Banyak tetangga Banteng yang menjauh, karena mungkin Banteng lebih banyak seradak-seruduk saat berjalan, karena mungkin tubuhnya merasa lebih besar, dan merasa paling kuat dibandingkan tetangga sebelahnya. Dengusannya kadangkala membuat tetangga mencibir, setengah senyum sinis, karena bikin panas suasana.

Sebetulnya para tetangga itu maunya akur-akur saja, cuma mungkin Banteng ini salah mendapatkan asupan vitamin untuk kesehatan lahir batinnya. Jadinya Banteng ini mau menang sendiri saja, tidak peduli para tetangga yang sebetulnya baik hati semuanya. Karena memang mengolah sawah Nusantara ini tidak dapat sendiri harus bersama-sama, bergotong-royong. Berikut dongeng yang saya sebutkan di awal tulisan.

Suatu ketika di dunia antah berantah, tampak seekor Banteng sedang melamun di pinggir kali Ciliwung. Tampak dari tatapannya yang sayu dan tidak percaya diri seakan ada sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya. Tiba-tiba datang sekolompok pasukan Nanas Demplon menghampiri si Banteng dan bertanya:

Pasukan Nanas demplon: “Hai, Sobat Banteng, sedang apa gerangan kamu melamun di pinggir kali?“

Banteng:”Eh, Bro! Aku sedang memikirkan sesuatu yang kemaren di katakan oleh Garuda teman lamaku!“

Pasukan Nanas Demplon: “Emangnya Si Garuda ngomong apa ama kamu sehingga kamu menjadi seperti ini!“

Banteng : “Ceritanya kemaren sewaktu aku dan 2 teman lamaku Garuda dan Beringin sedang makan bareng di sebuah kafe di mall, kami ngobrol tentang rencana membuat sebuah grup band. Band ini akan diikutkan dalam sebuah festival band beberapa bulan ke depan. Namun nampaknya Garuda tidak sepakat, jika aku bergabung dengan mereka.Cerita seperti ini:

Garuda:”Eh Bro, kayaknya elu nggak cocok ama kita. Aku lebih cocok duet ama Beringin, Karena bisa saling membantu dan menguatkan. Beringin memberi tempat berlindung bagi aku, dan Beringin akan terlihat gagah karena ada Garuda di dadanya. Sementara jika aku duet ama elu Banteng. Aku akan terlihat seperti burung pipit sawah, yang sukanya hanya membersihkan kutu-kutu di punggung kerbau sawah. Nggak asyik khan, Bro, masa gue dari Garuda menjadi pipit, sementara elu dari Banteng jadi kerbau..iya kan, Bro?”

Banteng: “Iya juga sich! Tapi Gimana kalo aku ama Beringin saja?”

Beringin :”Eit.. itu sama saja akan terkesan mengecilkan elu. Coba sini berdiri dekat gue,. tuch khan, elu nggak gagah lagi layaknya Banteng tetapi seperti seekor kerbau yang ditambatkan oleh si pemilik kerbau di sebuah pohon!”

Banteng : “Jadi gue harus ama sipa donk?”

Beringin : “Ya sudah, khan elu udah bikin genk ama Nanas Demplon. Bikin aja duo dulu siapa tahu ntar si Bola Dunia akan bergabung ama elu.”

Akhirnya kami pun bubar jalan, dan aku sendiri masih kepikiran ama kata-kata si Garuda dan Beringin tadi, makanya aku duduk termenung di tepi kali Ciliwung ini.

Nanas Demplon : “Sudahlah, Mas Bro, aku akan tetap menjadi sahabat baikmu, aku akan selalu membuat engkau terlihat lebih gagah karena bersanding dengan gadis demplon kayak gue. Iya nggak bro ? Ayolah kita cabut aja, kita temui Bola Dunia di rumahnhya siapa tau di mau ikut bikin group band ama kita. Lagi pula ngapain juga elu mikirin kata si Garuda ama Beringin. Jangan sibuk ama kata orang dach, mendingan kita pikirin bagaimana ke depannya, waktu pedaftaran menuju festival semakin dekat, Bro, sebaiknya kita cepat-cepat temui si Bola Dunia dan bentuk grup, terus kita daftarin dech grup kita. Lebih cepat lebih bagus khan. OK nggak, Bro!!!”

Banteng : “OK Bro!!!  Aku sich rapopo lah sekarang. Yuk kita berangkat temui Bola Dunia!!”.

                                         ***

Dongeng dari negeri antah-berantah di atas, seperti mewakili kisah “kandang Banteng” saat ini. Periode ini ada beberapa kandang Banteng yang hilang di daerah, seperti kandangnya di Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sumatra Utara hilang, dipakai sarang Garuda bertelur. Di Jakarta juga hampir tergeser kandangnya. Kandang-kandang kecilnya juga ada beberapa yang dipakai untuk bersarang dan tumbuh dari grup-grup band yang baru terbentuk.

Situasi ini membuat warga kampung Banteng banyak membuat serudukan, manuver, mendengus-dengus dengan mata yang memerah, menyalahkan para tetangganya atas hilangnya kendang-kandang Bantengnya. Salah mereka padahal tidak menjaga kepercayaan pemilik kedaulatan  yang sesungguhnya, yaitu rakyat. Wong cilik mereka mungkin sudah malas juga menjaganya karena mungkin sudah jarang disapa oleh warga Banteng.

Kegalauan Banteng hari ini bertambah, rasa nyeri senut-senut sudah hampir dua bulan ini susah dihilangkan, padahal sudah dapat tukang pijit yang super. Tambah lagi mendatangkan lead vocals yang pernah jadi vocalis di group band sebelah, setelah warga elit kepala kantor kandang Banteng di sangkakan, ditetapkan sebagai tersangka.

Vocalis baru ini memang luar biasa mampu mengarensemen lagu-lagu lama untuk dinyanyikan dengan gaya, yang agak Nge-beat, tapi lebih sering menyanyikannya dengan teriakan-teriakan bergaya penyanyi heavy metal rock. Meskipun suaranya sumbang arensemen rada-rada ngaco, ujungnya warga elit Banteng ini tetap ditahan alias dikurungin dulu dua puluh hari menurut orang yang punya kurungan.

Warga Banteng tambah kalang kabut waktu itu, lead vocal cabutan tadi mendadak dipecat, juga para backing vocal-nya dari vokalis, jadi suruh mingkem dulu. Dari vokalis suruh ngurusin peralatan lampu (lightingman) buat konser besar nanti, biar terang tapi adem. Karena selama ini nyanyinya semaunya aja yang penting teriak kencang. Teriakannya justru membuat pemilik tiket kedaulatan semakin menjauh. Boro-boro mau dengerin suara sumbangnya yang nggak ketulungan,  justru bikin warga pemilik tiket suara sejatinya, banyak yang tidak simpati.

Gara-gara vokalis yang pada sumbang itu, ibu pemilik kandang Banteng besar juga terprovokasi dengan mengeluarkan titah lewat singel hits surat perintah pada warga banteng yang menjadi kepala daerah yang baru dilantik untuk tidak mengikuti musyawarah yang digelar oleh Garuda Pancasila, untuk menyamakan suara dalam membangun Nusantara Raya ini. Titahnya untuk putar balik,  berhenti, bila sudah menuju tempat musyawarah stop atret dulu, untuk menunggu perintah selanjutnya.

Sontak saja jagat bumi yang cinta musyawarah ini kaget oleh serudukan Banteng. Jagat merasa aneh atas titah tersebut, dianggap sumbang karena semua warga dari berbagai warna tadi sudah menyatu di bawah Garuda Pancasila, yang siap dalam sumpahnya untuk mengabdikan jiwa raganya untuk kemakmuran dan memakmurkan warga Nusantara raya ini.

Jagat menilai titah itu sebagai serudukan yang “kebabalasan” dan keliru, apa pun alasannya. Makanya kemudian warga Banteng berusaha memperbaiki jalan lenggak lenggoknya, sikapnya untuk tidak asal seruduk.

Menurut para Resi kalau terus menyeruduk tidak ada arah, ini lama-lama wibawa Banteng kedaton ini bisa hilang, dapat bermetamorfosa dari Banteng jadi Kerbau. Dan para tetangga tambah malas ber-say hello. Karena titahnya tidak mencerminkan seorang negarawan, apalagi untuk disebut seorang Resi. Rakyat yang berdaulat juga tahu ini titah tidak beres, hanya menunjukkan kesombongan sang Banteng yang egois. Lama-lama bisa ditinggalkan oleh penontonnya, yang masih gandrung pada adu Banteng.

Garuda Pancasila mengadakan musyawarah besar, maksudnya ingin menyatukan satu garis komando, tidak ada lagi Beringin, Bulan, Bintang, Bola Dunia, Segi tiga, Segi empat, tapi komando dari Garuda Pancasila, karena sudah menjadi abdi negara, bukan lagi abdi kelompok lagi. Semoga para adipati negeri ini mampu membawa Garuda Pancasila tersenyum. Sampai di sini dulu dongeng warga Banteng yang sedang galau, yang takut jadi Kerbau. [T]

Penulis: Ahmad Sihabudin
Editor: Adnyana Ole

  • BACA artikel lain dari penulisAHMAD SIHABUDIN
Antara Kedengkian dan Ijazah Jokowi
Kita Hanyalah Setetes Air dan Butiran Debu | Refleksi dari Lagu “Dust in the Wind”
Mungkinkah Bumi Tanpa Konflik? Jawabnya Bersama Angin | Dari ”Blowing in The Wind” Bob Dylan
Tags: Politik
Previous Post

Persembahan Perempuan di Altar Perang Puputan Klungkung

Next Post

Pengalaman Awal Mula Didiagnosa Skizofrenia

Ahmad Sihabudin

Ahmad Sihabudin

Dosen Komunikasi Lintas Budaya, Fisip, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Banten

Next Post
Telenovela

Pengalaman Awal Mula Didiagnosa Skizofrenia

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

by Satria Aditya
May 18, 2025
0
Film Cina dan Drama Cina, Mana yang Paling Seru?

ADAKAH yang rindu dengan Wong Fei Hung? Atau sebutan kakak pertama, kedua dan ketiga? Di sini saya mengatakan kejujuran bahwa...

Read more

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co