HARI Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang bersamaan dengan Rainan Tumpek Uduh/Tumpek Wariga tepat jatuh pada hari Sabtu, 29 Maret 2025.
Nyepi merupakan momen perenungan bagi kita umat Hindu dalam melaksanakan Catur Brata Penyepian yaitu Amati Geni dengan tidak menyalakan api/lampu, termasuk api nafsu sebagai bentuk pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka, Amati Karya dengan tidak melakukan pekerjaan atau aktifitas fisik, Amati Lelungan dengan tidak berpergian ke luar rumah, dan Amati Lelungaan dengan tidak melakukan hiburan atau rekreasi.
Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, tepatnya pada hari Pengerupukan, biasanya akan dilakukan upacara pecaruan dengan menggunakan godel (anak sapi yang masih berumur di bawah 3 bulan dan belum ditelusuk). Upacara pecaruan ini bertujuan untuk menyeimbangkan Bhuana Agung dan Bhuana Alit agar tetap harmonis serta sebagai yadnya atau korban suci yang tulus ikhlas.
Upacara pecaruan dengan menggunakan godel sebagai sarana pecaruan, juga dilakukan di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, yang merupakan salah satu desa yang terkenal dengan sentral pembibitan tanaman dan buah buahan serta sebagai salah satu tujuan Desa Wisata di Kabupaten Buleleng.
Hampir di setiap area di banjar atau dusun dilakukan upacara pecaruan dan dipusatkan di wantilan Desa Sudaji di depan Pura Dalem Desa Sudaji dan semua krama (warga) desa ikut ngayah (gotong royong) dalam proses pecaruan.
Daging godel setelah disembelih digunakan dalam sarana pecaruan, diolah menjadi lawar godel, urab merah, urab putih. dan juga jukut belimbing. Yang dipakai sebagai sarana pecaruan terutama adalah bagian kerangka atau tulang dari godel itu, lengkap dari kepala sampai ekor dan tentunya dilengkapi juga dengan berbagai sarana banten upakara.
Di luar untuk sarana upacara pecaruan, lawar godel tentu juga bisa dikonsumsi oleh krama atau warga usai ngayah, atau jika daging berlebih, itu bisa dibagikan kepada karma lainnya.
Nah, biasanya warga yang mengalami hipertensi, tentu akan hati-hati mengkonsumsi lawar godel. Bagi yang sehat pun juga sebaiknya tetap harus hati-hati.
Bagaimana hubungannya lawar godel dengan hipertensi? Nah, ini tentunya hal menarik yang perlu kita perhatikan.
Normalnya tekanan darah seseorang adalah 120/80 mmHg, jika tekanan darah melebihi ambang batas tesebut dipastikan kita terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Daging merah dalam hal ini daging godel, salah satunya memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi dan juga ada kandungan lemak trigliserida. Kolesterol ini akan menumpuk dalam pembuluh darah kita yang menyebabkan pembuluh darah kita menjadi menyempit dan tekanan darah pun akan menjadi lebih meningkat.
Terus apakah orang dengan hipertensi tidak bisa makan daging? jawabannya adalah bisa tapi kita pilih jenis daging yang bersumber dari daging ayam, ikan maupun telur.
Lalu, apakah kita bisa tetap makan lawar godel? , Tentu kita tetap bisa makan atau konsumsi lawar godel, tetapi tetap dipastikan pengolahannya. Dipastikan diolah secara matang, hindari penggunaan minyak atau garam yang berlebihan, dan yang paling penting adalah kombinasikan dengan cara perbanyak konsumsi buah dan sayur sebagai penyeimbang. Ingat, konsumsi lawar godel secukupnya, jangan berlebih serta jangan lupakan air putih.
Selamat Hari Raya Nyepi tahun Baru caka 1947, dalam Heningnya Hari Raya Nyepi semoga damai selalu menyertai kita semua. [T]
Penulis: Gede Eka Subiarta
Editor: Adnyana Ole