29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ogoh-Ogoh, Nyepi, dan Idulfitri

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
March 23, 2025
inEsai
Ogoh-Ogoh, Nyepi, dan Idulfitri 

Ogoh-ogoh Sutasoma Katadah dari Sekaa Teruna Giri Mustika Werdhi Banjar Pantigiri Kutuh, Kuta Selatan (Foto : Surya)

DI Kabupaten BadungOgoh-ogoh serangkaian Pengerupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dilombakan di area Taman Budaya Gedung Giri Natha Mandala (15/3/2025) melalui penilaian secara berjenjang berdasarkan zona kecamatan dan dipercayakan kepada Sekaa Teruna masing-masing Banjar menggarapnya sesuai dengan ketentuan lomba.

Di Kecamatan Kuta Selatan misalnya, terdapat 3 juara yang mewakili zona  Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Banjar Bualu, Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Banjar Kelod Ungasan, dan Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Banjar Kauh Pecatu. Pemenang di masing-masing zona kecamatan diadu kembali di tingkat kabupten untuk menentukan pemenang. 

Di balik lomba ogoh-ogoh itu, sesaat setelah pengumuman juara di tingkat Kabupaten Badung, ogoh-ogoh Tatwaning Kali Sengara Sekaa Teruna Banjar Bualu  yang dinobatkan sebagai juara II protes, gegara dikalahkan oleh Ogoh-ogoh Kungkang Siwa (Epik Katak Sakti) Banjar Umahanyar Penarungan Mengwi.

Terkait protes  itu, pihak Disbud Badung sudah mengklarifikasi melalui media sosial. Sebagai bentuk apresiasi, Ogoh-ogoh Tatwaning Kali Sengara selain mendapat Juara II juga dinobatkan sebagai juara pavorit sebagai bentuk apresiasi. Namun, gelombang kekecewaan juga belum dapat diredakan dan viral di media sosial.

Dalam konteks berbeda, protes ini mengingatkan saya pada kasus  juara 1 Lomba Gong Kebyar wanita Desa Baturiti, Kecamnatan Kerambitan, Tabanan, tetapi tidak diberikan karpet merah untuk melaju ke provinsi mewakili Kabupten Tabanan.

Memang resiko lomba ada kalah menang walaupun kriteria sudah ditetapkan, subjektivitas penilaian seni oleh juri tak terhindarkan. Oleh karena itu, seni seperti gong kebyar atau ogoh-ogoh sebaiknya tidak dilombakan, cukup diparadekan, sebagaimana dalam Parade Cak di Taman Budaya Denpasar pada tahun 2017, saat digelar Festival Bali Mandara Nawanatya pada era Gubernur Bali dijabat Made Mangku Pastika.

Saat itu, penampil cak dipentaskan secara mabarung dan Prof. Made Bandem memberikan apresiasi sekitar 5 menit mengomentari tampilan  Sekaa Cak SMA/SMK se-Bali. Pelaku seni nikmat, penonton terhibur dan tercerahkan. Mereka pulang sumringah. Semua sekaa mendapat piagam. Di perjalanan, mereka membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing peserta. Mereka pun dapat menyimpulkan dari komentar Prof. Made Bandem, penampil terbaik malam itu.

Ketika Gubernur Bali dijabat Wayan Koster, Festival Bali Mandara Nawanatya berubah menjadi Festival Seni Bali Jani yang lebih mengedepankan seni modern (kontemporer) sebagai penyeimbang seni tradisional dalam ajang PKB yang tahun 2025 memasuki tahun ke-47. Itu menandakan pemimpin Bali memiliki keberpihakan pada seni dan budaya  secara berkelanjutan dan konsisten.

Untuk memberikan penguatan apresiasi, alangkah baiknya tim kurator dan panitia memperluas jangkauan apresiasi dengan memberikan penghargaan kepada para jurnalis/penulis yang mengabarkan baik dalam bentuk berita, kritik, atau esai dengan masa penilaian tertentu. Penilaian secara alami tanpa terkesan lomba. Hal demikian pernah dilakukan Kemendikbud dalam rangkan memperingati Hari Pendidikan Nasional pada era Presiden SBY dengan menilai tulisan yang pernah dimuat koran dalam rentang waktu tertentu bertema pendidikan.

Ogoh-ogoh Sutasoma Katadah dari Sekaa Teruna Giri Mustika Werdhi Banjar Pantigiri Kutuh, Kuta Selatan | Foto : Surya

Kembali ke ogoh-ogoh yang dilombakan, terlepas dari adanya protes, ada segi positif yang dapat dipetik.

Pertama, memberikan kepercayaan kepada Sekaa Teruna untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas berkesenian, khususnya terkait dengan menggali kearifan Filosofi Hindu yang diterjemahkan ke dalam karya seni ogoh-ogoh.

Kedua, mendorong kolaborasi sesama  anggota Sekaa Teruna untuk belajar dalam tim sebagai bagian dari keterampilan abad ke-21. Sukses hari ini dan ke depan adalah Kerjasama tim. Melalui lomba ogoh-ogoh ini, kerjasama tim diperkuat termasuk meningkatkan skill individu.

Ketiga, melalui lomba ogoh-ogoh, roda ekonomi digerakkan di tengah badai cuaca ekonomi yang tidak menentu. Lebih-lebih, menjelang Nyepi, ada rangkaian ritual Melasti yang memerlukan biaya. Anggota Sekaa Teruna yang visioner dapat berjualan di banjarnya masing-masing sebagai penyedia konsumsi dan kostum misalnya. Tentu masih banyak sisi positipnya, selain juga ada negatifnya,

Terlepas dari plus minusnya, Ogoh-ogoh telah menjadi trend mengiringi upacara pengerupukan sehari menjelang Nyepi pada awal 1980-an di Kota Denpasar, nyaris berbarengan dengan gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) pertama (1979) gagasan Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Sebelum dekade 1980-an, prosesi ngerupuk di Denpasar dan di desa-desa di Bali pada umumnya hanya menggunakan obor berkeliling desa melibatkan sekaa teruna dan anak-anak sekolah.

Saya masih ingat ketika ngerupuk 1970-an, guru menyuruh kami siswa SD Kelas IV-VI membawa obor (dibuat sendiri, dari mencari bambu, sabut kelapa, hingga minyak tanah) demi obor menyala. Belakangan ketika saya ikut Pramuka, obor juga dinyalakan mengawali api unggun dengan lagu “Api Kita Telah Menyala” mengitari kayu bakar yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan Pramuka kami merasa gagah dengan jilatan api di obor berkeliling tiga kali sebelum api pertama diacungkan ke kayu bakar yang dijadikan pusat api unggun.

Kini menjelang 50 tahun sejak awal ogoh-ogoh dirangkai ngerupuk setelah tawur kesanga di perempatan Desa Adat seluruh Bali, nyaris tiada ngerupuk tanpa ogoh-ogoh. Bahkan ngerupuk identik dengan ogoh-ogoh sebagaimana ngaben dengan wadah bade  penuh pesona. Padahal, penggunaan wadah bade bersifat alternatif, tidak wajib. Menggotong mayat ke kuburan serangkaian ngaben adalah hal biasa. “Hemat cermat dan bersahaja”, seperti salah satu bunyi Dasa Dharma Pramuka. Demikian pula halnya, ngerupuk tidak wajib dengan ogoh-ogoh.

 Kini, atraksi ogoh-ogoh di lapangan desa ditunggu-tunggu warga bahkan desa-desa wisata menjualnya dengan paket ngerupuk, Nyepi, dan Dresta Lango setelah Nyepi. Paket wisata ini bagi bule di Bali adalah hal yang istimewa.

Pertama, rangkaian ramai-sepi-ramai dengan ogoh-ogoh ngerupuk lalu hening-sepi-gelap Nyepi dan ramai dresta lango di beberapa desa adat seperti Mabuug-buugan di Desa Adat Kedonganan Kuta, Pasar Majelangu dengan final Jegeg Bungan desa di Desa Adat Kuta  atau Omed-omedan di Desa Adat Sesetan Denpasar Selatan akan memberikan pengalaman yang terunik sedunia. Bule akan  mendapat terapi alami ala Bali yang menyehatkan  secara lahir batin, sekala-niskala.

Kedua, selain memberikan tontonan bagi wisatawan sekaligus tuntunan bagi warga Hindu bahwa ogoh-ogoh dengan wajah seram bin garang adalah perlambang kejahatan. Maka saat tawur digelar, tugas umat adalah nyomia buta kala sehingga sifat-sifat keraksasaan dapat dikendalikan dengan sifat-sifat kedewataan mengedepankan  keutamaan budi dan etika berupacara. 

Dengan demikian, rangkaian Melasti, Ngerupuk, Nyepi, dan Ngembak Geni dengan Dresta Lango masing-masing menjadi ajang silaturahmi dengan sesama untuk saling memaafkan. Bersamaan dengan itu kualitas keimanan kepada Hyang Maha Embang ditingkatkan sembari menjaga alam beserta isinya senantiasa dalam keharmonisan secara konsisten dan berkelanjutan.

Mengimani rangkaian Melasti, Ngerupuk, Nyepi, dan Dresta Lango bagi manusia Bali seharusnya menjadi ruang meditasi dengan menyadari jeda di antara nafas. Nyepi lebih-lebih bagi manusia di Gumi Delod Ceking dengan Goa Peteng-nya adalah ajang refleksi membaca diri ke dalam goa gue selaras dengan goa duwe ciptaan Hyang Maha Galang dengan tradisi aksara bermakna.

Dengan bacaan itu, rangkaian Nyepi dengan semangat ritual bermuara pada peningkatan spiritual. Indikator keberhasilannya adalah saling asah, asih, asuh. Pakedek-pakenyung, manyama braya, semesta merestui. Ikatan kohesi dan koherensi menjadi paragraf  kehidupan yang menyatukan segala perbedaan.

Paragraf kehidupan akan menjadi rumpang manakala kemeriahan ritual berhenti di permukaan sebagai pesurfing yang bermain di atas indahnya ombak tanpa menyelam mengangkat mutiara di kedalaman Samudra yang menjanjikan klangon.

Lebih-lebih, saat Nyembak Geni (30 Maret 2025)  adalah malam takbiran bagi umat Islam menyambut Idul Fitri (31/3/2025). Kun Widodo sopir go car asal Surabaya yang saya tumpangi dari sekolah ke rumah mengatakan Idul Fitri itu ibarat Hari Raya Galungan bagi umat Hindu. Jika Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma, maka Idul Firti adalah kemenangan melawan nafsu (musuh dalam  diri) selama sebulan.

Puasa sebulan adalah ruang renungan reflektif – kontemplatif – meditatif untuk lahir kembali secara spiritual. Kembali ke fitri, Kembali ke fitrah sebagaimana Jhon Locke mengibaratkan kelahiran sebagai layaknya kertas putih, tanpa noda.

Selamat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Selamat Idul Fitri 1446 H. Salam Toleransi. [T]

Penulis: I Nyoman Tingkat
Editor: Adnyana Ole

SOMYA DAN ŚŪNYA: Yang Terlupakan dari Gemuruh Euforia Ogoh-Ogoh
Ogoh-Ogoh, Arena Kreativitas Kolektif Anak Muda Bali : Inovasi dari Tahun ke Tahun
Yowana Desa Adat Padangtegal Gagas Pawai Ogoh-Ogoh dengan Tema “Bhuta Rupa”
Tags: Hari Raya NyepiIdul FitriIdulfitriogoh-ogoh
Previous Post

Doa Kembang Turi | Cerpen Heri Haliling

Next Post

DI BALIK TOPENG DALEM SIDDHAKARYA

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
DI BALIK TOPENG DALEM SIDDHAKARYA

DI BALIK TOPENG DALEM SIDDHAKARYA

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co