29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bali Menjadi Subjek, Bukan Objek

Pranita DewibyPranita Dewi
March 10, 2025
inEsai
Bali Menjadi Subjek, Bukan Objek

Saya (penulis) sedang bericara dalam diskusi literasi di Samsara Living Museum | Foto: Ist

SAYA mendapatkan sebuah kesempatan. Undangan itu datang dari Samsara Living Museum, acara literasi yang mereka gelar di Bali pada tanggal 9 Maret kemarin. Mereka sudah menentukan tema untuk saya: Kearifan Lokal sebagai Inspirasi Literasi Dunia.

Saya membacanya berkali-kali. Tema yang besar, nyaris terlalu besar. Pikiran saya mulai berkelindan, mencari pegangan. Apa yang akan saya katakan? Dari mana saya harus memulai? Apa referensi yang saya butuhkan? Tapi, di antara gemuruh pertanyaan itu, saya mendapati diri saya berhenti sejenak, membiarkan pikiran saya beringsut pelan, merangkai bayangan: Bali.

Apa imaji pertama yang muncul ketika saya mendengar nama itu? Sebagai orang Bali, apa yang saya lihat? Dan apa yang orang luar lihat?

Saya mencoba melihatnya dari mata seorang pendatang. Bali adalah surga dunia, tanah eksotis, tempat di mana tubuh bisa berbaring malas di bawah matahari tropis sementara hati ditenangkan oleh tarian dan gamelan. Tempat di mana segala sesuatu tampak lebih ringan, lebih lembut, lebih indah. Begitulah yang mereka katakan.

Diskusi literasi di Samsara Living Museum | Foto: Ist

Saya menutup mata. Mengingat semua hal yang saya tahu. Mengingat sejarah. Mengingat kisah-kisah dari kakek saya tentang tanah ini. Mengingat senyum yang ditawarkan bukan karena suka cita, tetapi karena kebiasaan. Mengingat orang-orang yang bekerja di bawah terik matahari sementara yang lain datang hanya untuk berfoto. Bali, tempat yang katanya milik kita, tapi entah sejak kapan mulai terasa bukan lagi milik kita.

Di dalam buku catatan saya, saya mencoret satu kata besar: Eksotisme.

Eksotisme adalah cara dunia luar melihat kita. Melihat Bali. Tapi ada satu hal yang tak sering mereka sadari: dalam setiap eksotisme ada jarak. Jarak antara mereka yang melihat dan yang dilihat. Jarak yang menjadikan Bali bukan sebagai subjek, tetapi sebagai objek. Karena ketika sesuatu menjadi objek, ia kehilangan suara, kehilangan kendali atas bagaimana ia dikisahkan.

Bali telah lama menjadi objek dalam narasi dunia. Sejak Walter Spies memotret keindahannya dan menulis surat kepada pelancong Eropa, sejak film Eat, Pray, Love membuat lebih banyak orang datang untuk “menemukan diri sendiri”, sejak iklan pariwisata melukisnya sebagai negeri mistis yang harus dikunjungi sebelum mati.

Tapi dalam setiap lukisan itu, di manakah suara orang-orang Bali sendiri? Apakah mereka yang memilih kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan rumah mereka? Ataukah itu adalah suara orang lain—suara yang lebih kuat, lebih berpengaruh, lebih tahu cara menjual keindahan?

Di dalam buku catatan saya, saya mencoret satu kata lagi: Pasar.

Pasar bukan hanya tempat transaksi, bukan hanya sekumpulan kios dan meja kayu dengan buah-buahan tertata rapi. Pasar adalah apa yang menjadikan Bali seperti sekarang. Pasar adalah kekuatan yang membuat ritual menjadi tontonan, desa adat menjadi latar belakang Instagram, dan tarian sakral menjadi hiburan malam di hotel berbintang lima. Pasar adalah yang menentukan apa yang layak dipertahankan dan apa yang harus dilupakan.

Dan Bali? Bali mungkin kini hanyalah objek yang ditentukan oleh pasar?

Saya (penulis) sedang bericara dalam diskusi literasi di Samsara Living Museum | Foto: Ist

Acara di Samsara Living Museum telah berlalu. Saya telah berbicara, telah mendengarkan, telah berdiskusi. Dan satu hal yang terus berulang dalam pikiran saya: menulis ulang.

Mungkin itu jawabannya. Mungkin itu jalannya. Bahwa kita harus menulis ulang narasi kita sendiri. Bahwa kita harus menemukan kembali identitas kita yang selama ini lebih sering diceritakan oleh orang lain ketimbang oleh kita sendiri. Bahwa kita harus kembali menjadi subjek, bukan sekadar objek dalam cerita tentang rumah kita sendiri.

Karena mungkin hanya dengan cara itulah, literasi benar-benar bisa berfungsi. Bukan sekadar kata-kata di atas kertas, tetapi sesuatu yang hidup, yang bergerak, yang mengubah cara kita melihat diri sendiri dan cara dunia melihat kita.

Saya tidak ingin memberi jawaban. Saya tidak ingin memberi solusi. Saya hanya ingin bertanya kepada mereka yang mendengarkan: Bali itu apa? Dan apakah kita masih memilikinya? [T]

Penulis: Pranita Dewi
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Mengenai Puisi, Chiffer, dan Lain-lain
Kembalinya Mimpi dan Puisi: Perjalanan Saya dan Sonia ke (dan dari) APWT di Chiang Mai, Thailand
Ekosistem Seni untuk Keragaman Identitas Pelaku Seni – Sambutan pada Festival Komponis Perempuan Wrdhi Cwaram
Tags: bali
Previous Post

Sabar, “Password” Ramadhan

Next Post

Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

Pranita Dewi

Pranita Dewi

Penyair. Tinggal di Denpasar

Next Post
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co