28 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Denyar Renjana”, Pameran Lima Seniman Perempuan Indonesia di Santrian Art Gallery Sanur

Nyoman BudarsanabyNyoman Budarsana
March 8, 2025
inPameran
“Denyar Renjana”, Pameran Lima Seniman Perempuan Indonesia di Santrian Art Gallery Sanur

Yasumi Ishii dan lukisannya | Foto: Bud

LIMA perupa Indonesia menggelar pemeran bersama berajuk ‘Denyar Renjana’ di Santrian Art Gallery Sanur. Lima seniman perempuan dalam Semesta Gairah itu adalah Erica Hestu Wahyuni, Mola, Ni Nyoman Sani, Theresia Agustina Sitompul dan Yasumi Ishii.

Pameran “Denyar Renjana” ini memajang sebanyak 18 karya dengan tema dan ukuran yang berbeda-beda. Namun, semuanya dipersatukan oleh gairah, hasrat dan cinta sebagai makna dari ‘Denyar Renjana”. Pameran dibuka oleh Marlowe Bandem Jumat 7 Maret, dan pameran berlangsung hingga 30 April 2025.

Kurator, penulis, dan seniman dalam Pameran Denyar Renjana | Foto: Bud

Kurator pameran, Anton Susanto, mengatakan Denyar Renjana (Pulse of Passion) merupakan getaran pancaran hasrat dan gairah yang didasari oleh kekuatan cinta yang menyebar ke segala arah. Denyar Renjana menjadi bingkai proses kreatif ke lima seniman yang berpameran itu.

Menariknya, setiap seniman menunjukkan kecenderungan yang berbeda satu sama lainnya. Dalam segala perbedaan tersebut, terselip satu kesamaan, yaitu gairah dan kecintaaan dalam menghayati pengalaman menjadikan “ada” setiap karya.

“Kelima perupa ini menampilkan karya-karya yang penuh penghayatan disertai dengan pendalaman eksplorasi tema, teknis, gagasan serta determinasi yang tinggi,” kata Anton Susanto di sela-sela pembukaan pameran Denyar Renjana itu.

Dengan formasi tersebut setiap seniman memiliki kecenderungan yang cukup spesifik satu sama lainnya, sehingga memiliki keragaman dalam modus, media, teknis serta artikulasi gagasan hingga statement dalam ranah “keseniannya”.

Lukisan karya Mola | Foto: Bud

Theresia Agustina Sitompul (There) menghadirkan 2 karya dengan seri yang sangat progresif dan ekperimentatif bermain di antara berbagai ambang. Melalui karya-karya dengan tema domestic landscape ini, There bereksperimen dan bermain, juga melakukan dialog-dialog.

Ia mempertanyakan tentang banyak hal yang kemudian telah menjadi konvensi dalam perkembangan seni rupa hari ini. Misalnya, melalui domestic landscape, secara sadar There mencoba membongkar ulang perjalanan sejarah seni rupa di Indonesia.

Lukisan-lukisannya cenderung menampilkan landscape dari perspektif yang lebar dan jauh serta cenderung tidak menampilkan detil-detil suasana kehidupan sebuah masyarakat atau peradaban yang mendiami bentang alam tersebut.

Kehadiran unsur persoalan sosial, ekonomi, dan domestik banyak direduksi atau dihilangkan dalam tradisi lukisan-lukisan hindia molek. Hal tersebut dapat dilihat pada karya-karya There dalam versi oposisinya.

There menghadirkan karya domestic landscape dengan pendekatan teknik carbon press yang merupakan pendekatan teknik seni cetak. Hal bersifat kontradiktif pun dihadirkan dalam visualisasi “domestic landscape”.

Karya There, landscape tidak lagi berjarak dengan manusianya, tidak lagi terasa “jauh”. Landscape yang dihadirkan merupakan susunan dari berbagai objek domestic yang ada dalam keseharian masyarakat hari ini.

Mola menampilkan 5 karya  dengan ekspresif dan figurative serta simbolik yang sarat dengan metafora, terlebih pada seri karya Edited Clown. Dalam pameran Denyar Renjana kali ini, Mola menampilkan karya-karya yang berbeda.

Mola menghadirkan tentang rasa, menggunakan cat air dan tinta di atas kanvas. Mood dan feels dibangun melalui sapuan kuas gestural yang ekspresif. Lapis-demi lapis saling bertumpuk di antara lapisan-lapisan transparan, dan menimbulkan efek kedalaman yang kompleks.

Lukisan karya Erica Hestu Wahyuni | Foto: Bud

Seorang seniman yang menekuni yoga dan menyukai aktivitas di alam liar, pada karya-karya ini nampaknya ada kecenderungan pengalaman batin yang menjadi bagian dan membentuk dirinya di transformasikan menjadi karya-karya lukisnya.

Sebagai seorang yang menghayati perjalanan di alam liar cenderung memiliki pandangan yang cukup kuat dalam hal harmonisasi, khususnya dengan alam. Alam bukan hal yang harus ditaklukan, tapi dipahami untuk melakukan harmonisasi diri dengan alam.

Karya-karya Mola menampilkan elemen-elemen alam menjadi cuplikan inspirasi untuk menghadirkan sebuah suasana batin. Elemen alam seperti akar, daun, cahaya matahari, bumi, tanah dan spirit jiwa dipanggil dan di elaborasi melalui warna dan sapuan kuas gestural yang ekspresif menjadikan sebuah seri pemandangan jiwa atau soul scape.

Mola tidak bercerita, tapi ia mengajak kita menemukan rasa yang ia bangun melalui lukisan. Misalnya “rasa” yang ia bangun dari inspirasi kekuatan akar yang mampu menopang beban dan memberi daya hidup.

Erica Hestu Wahyuni memajang 5 karya juga memiliki energi besar dan intensitas tinggi, dengan pendekatan visualnya yang naif dan sangat khas secara ekspresif menghadirkan berbagai suasana yang merupakan sebuah semesta dari pengalaman batin dan gagasan Erica sebagai seniman.

Melalui kecenderungan karyanya yang ekspresif, Erica menggabungkan berbagai pengalaman visual, pengalaman batin dan fantasinya menjadi sebuah perupaan baik objek maupun sebuah scene. Hasil elaborasi ini memunculkan bentuk-bentuk dan warna yang khas.

Simbolisme acap terasa baik dari warna maupun ukuran serta komposisi yang dihadirkan. Jejak-jejak kecerdasan pada karya-karya anak-anak tetap dipertahankan sebagai strategi visual yang akan menemukan di antaranya konsep visual Ruang-Waktu Datar (RWD), X-ray atau objek yang tembus pandang, rebahan dan multi perspektif.

Travelling sebagai salah satu kegemarannya, merupakan ajang bagi Erica menghayati sebuah suasana atau wilayah. Proses ini pun seperti proses ia melakukan screening terhadap berbagai objek atau aspek yang spesifik di setiap wilayah yang ia kunjungi.

Karya Erica cenderung naratif bercerita tentang segala sesuatu atau fenomena di sekitar kehidupannya. Ia bercerita tentang mimpinya, pun ia bercerita tentang imajinasinya dengan bahasa visualnya yang khas.

Yasumi Ishii dan lukisannya | Foto: Bud

Yasumi Ishii menampilkan 3 karya cenderung terpesona dengan kekayaan warna dan bentuk dari budaya Jawa. Ia ingin melakukan eksplorasi terhadap warna-warna berasal dari kampungnya, Jepang. Dua hal ini merupakan kunci utama menyelami semesta kekaryaan Yasumi Ishii.

Pertemuan dua kebudayaan yang berbeda ini terlihat pada karya-karyanya. Karya-karya Yasumi meminjam karakter dua mahluk yaitu kucing dan naga. Pada seri Tujuh Naga, Yasumi menghadirkan berbagai jenis warna naga yang memiliki symbol yang berbeda satu sama lainnya.

Di antaranya adalah Naga Emas yang melambangkan kekayaan dan kemakmuran, Naga Merah melambangkan keberanian dan kekuatan. Naga Biru melambangkan ketenangan dan kedamaian. Naga Hitam melambangkan misteri dan kekuasaan.

Naga Putih menjadi lambang kemurnian dan kebijaksanaan. Naga Hijau melambangkan kehidupan dan pertumbuhan. Naga Ungu menjadi lambang spiritualitas dan trasnformasi. Setiap naga divisualisasikan sedang terbang di antara elemen-elemen pendukung yang menjadi simbol dan tugas masing-masing naga.

Sementara pada seri karya yang menghadirkan wajah-wajah kucing, memiliki emosi yang sederhana dan kekayaan ekspresi tanpa bahasa, berbeda dengan manusia yang kompleks bahkan bisa tertutup oleh kepura-puraan. Ini sebuah pesan yang sangat jelas.

Pesan itu, Yasumi melihat interaksi dan komunikasi antar manusia. Ia hadirkan wajah-wajah kucing dengan berbagai ekspresi pada lukisannya. Kucing merupakan hewan yang dekat dalam keseharian Yasumi, sehingga ia nampaknya mengenal betul berbagai ekspresi kucing.

Lukisan wajah-wajah kucing ini terlihat Yasumi menunjukan dua pengaruh berbeda antara warna-warna yang cenderung dekat dengan tradisi Jawa juga Jepang, serta cara menggambar wajah kucing terlihat bergaya Jepang. Ada kucing marah, senyum, cemberut, sedih dan lain-lain.

Ni Nyoman Sani (Sani) pamerkan 3 karya, juga menampilkan wajah-wajah pada lukisannya. Sani menampilkan seri lukisan potret wajah pada bidang kanvas berukuran besar, sehingga terasa sensasi visual yang berbeda dengan lukisan-lukisan potret pada umumnya.

Melukis bersama | Foto: Bud

Pada seri lukisan potret ini ukurannya besar, lebih terasa mendominasi kendati tidak terlalu ramai dan ekspresi atau mimik pada seri lukisan potret ini pun tidak terlalu ekstrem. Karya Sani dari Look series ini menampilkan potret wajah figur-figur perempuan maupun laki-laki.

Baik menghadap ke depan atau pun ke samping. Semua dalam posisi dan gestur yang tenang tidak banyak ekspresi yang ditampilkan. Melalui karya ini, Sani cenderung ingin menghadirkan sebuah suasana atau moods atas bagaimana ia melukis potret wajah dan potret wajah itu sendiri.

Menyaksikan karya Sani, seakan mengajak orang merenung untuk menelusuri tentang potret wajah ini dan mengapa Sani memilih untuk melukis wajah seperti ini. Proses penelusuran akan membawa orang mengamati sapuan kuas pada kanvas dan beberapa pendekatan yang berbeda.

Sani dan lukisannya | Foto: Bud

Lukisan Sani memberikan ruang tawar bagi orang untuk melakukan interpretasi yang beragam. Karya Sani, bila dihubungkan dengan kondisi Indonesia merupakan wilayah bekas jajahan bangsa Eropa.

Genetika post-colonial syndrome yang tertanam dalam setiap individu di semua negara bekas jajahan memiliki peranan cukup signifikan dalam hal perspektif melihat diri dan melihat yang di luar diri.

“Karya-karya dari ke lima seniman ini, memancarkan energi beragam, energi yang akan sampai kepada setiap audiens yang berbeda dengan cara berbeda. Semuanya memberikan ruang tafsir bagi penikmat, sehingga semua bisa turut hadir menjadi bagian dari setiap karya,” papar Anton Susanto. [T]

Reporter/Penulis: Nyoman Budarsana
Editor: Adnyana Ole

Baligrafi dan Masa Depan Seni Aksara Bali
Post Tradisi : Upaya untuk Meletakkan Bali dalam Pembacaan Seni Rupa Indonesia
Catatan Pendek Sekali: Pameran Tunggal Naela Ali, The Beauty of The Mundane
Tags: lukisanPameran Seni RupaSantrian Art GallerySeni Rupa
Previous Post

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Next Post

Preliminary Show Jegeg Bagus Buleleng 2025: Yang Jegeg Yang Bagus Pakai Kain Tenun Buleleng

Nyoman Budarsana

Nyoman Budarsana

Editor/wartawan tatkala.co

Next Post
Preliminary Show Jegeg Bagus Buleleng 2025: Yang Jegeg Yang Bagus Pakai Kain Tenun Buleleng

Preliminary Show Jegeg Bagus Buleleng 2025: Yang Jegeg Yang Bagus Pakai Kain Tenun Buleleng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kisah Perseteruan Anak Banteng dan Sang Resi

by Ahmad Sihabudin
May 27, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

PERSETERUAN anak-anak banteng dengan seorang resi kesatria paripurna masih terus berlanjut, malah semakin sengit dengan melontarkan serangan membabi-buta, penuh amarah...

Read more

Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

by Gede Maha Putra
May 26, 2025
0
Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

NAMA Walter Spies tentu saja sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Bali, terutama Ubud. Di tempat tinggal terakhirnya...

Read more

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025
Gaya

Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025

WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi  terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co