21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mimpi Aja Dulu, Tafsir Kemudian

Chris TriwarsenobyChris Triwarseno
March 2, 2025
inEsai
Mimpi Aja Dulu, Tafsir Kemudian

Ilustrasi diolah dari gambar sampul buku 1000 Tafsir Mimpi

LELAKI tua berjubah putih yang pertama menatapku tajam. Sorot matanya seolah memintaku membaca lembaran-lembaran kertas yang dibawanya. Sebelumnya aku hanya terdiam membisu, seperti terhipnotis. Kemudian kuberanikan maju menuju arahnya. Diletakkannya lembaran itu di atas batu yang mirip sabak, di samping batu penanda. Telunjuk tangannya mengisyaratkanku untuk duduk di depan batu datar itu. Langkahku terhenti. Lelaki berjubah putih yang kedua menepuk pundakku. Lelaki itu berjalan memutar mengelilingiku. Tanpa sepatah kata pun terucap. Setelah tiga kali mengelilingiku, kuperhatikan tangan kanannya membuat gerakan memutar tepat di depan dadaku. Gerakan itu diulang-ulang seperti gerakan ruqyah pada umumnya. Gerakan berikutnya seperti menarik telapak tangannya menjauh-mendekat dari dadaku. Kuhitung kurang lebih tujuh kali diulang.

Lelaki berjubah putih yang kedua mempersilahkanku melangkah menuju lelaki berjubah putih yang pertama. Kemudian aku duduk, bersiap membaca lembaran yang ditunjukkan. Suasana kembali hening, lelaki itu menyuruhku mulai membaca. Tetapi aku tidak bisa membacanya. Akhirnya lelaki itu membacakannya untukku. Baris terakhir yang kudengar diulangnya tiga kali.

Dibisikkan lirih ke telinga kananku, “Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.”

Dan aku terguncang.

***

Demikian sebuah penggalan cerita pendek yang berjudul “Dua Lelaki Berserban Putih dan Seekor Naga”, cerpen yang saya tulis dan terbit di Kaltim Post (15/10/2023). Cerpen tersebut menarasikan mimpi yang dialami seorang remaja bernama Jagatsena. Di dalam mimpinya, ia bertemu dengan dua lelaki berserban putih yang misterius di sebuah cungkup tua yang terkesan wingit, sepi, dan bahkan sakral. Sesaat setelah bangun dari tidurnya, ia bercerita tentang mimpinya itu kepada pamannya, Rahman atau sering disebut Paman Berjanggut dan Mbah Karto, pemilik warung wedangan. Dalam obrolan itu, Paman Berjanggut dan Mbah Karto menafsirkan simbol atas ritual-ritual yang dilakukan dua lelaki berserban putih kepada Jagatsena. Mereka mengkaitkan segala hal yang dialaminya dalam mimpi dengan  tetirah yang sering dilakukannya di komplek pemakaman Mangkunegara I. Ia selalu membaca surat Yasin dan tahlil saat berziarah, hal ini ia lakukan terus-menerus setiap tujuh kali malam Jumat.

Mereka berdua mencoba menafsirkan mimpi Jagatsena dengan seksama. Di dalam tafsirnya, mereka menyampaikan bahwa sebuah perjalanan untuk membersihkan dan memurnikan jiwa diperlukan pembimbing batin. Seorang pemula belum atau sama sekali tidak memiliki keserasian dengan Allah swt. dan Rasullullah, sehingga tidak bisa tidak, ia harus mempunyai seorang pembimbing. Karena pembimbing mempunyai kesetaraan dengan pemula dari sisi kemanusiaannya, sebagaimana dua lelaki berserban putih yang ada di dalam mimpi itu ditafsirkan sebagai pembimbing batin. Keduanya mengajarkan ritual membersihkan batin dari keduniawian yang menghijab dan menundukkan keakuan dari tuhan-tuhan ego yang selama ini disembah.

Pemula bisa meraih pemahaman itu melalui  latihan rohani yang bisa mengalahkan nafsu yang menjadi sumber kegelapan. Karena pemahaman hanya dapat dicapai dengan cahaya, bukan kegelapan. Jalan menuju cahaya hanya bisa ditempuh dengan dibukakannya pengetahuan hakikat kebenaran sejati. Cahaya tidak mungkin datang ke suatu tempat, kecuali tempat itu memang dekat dan berpendar. Itulah sebabnya seorang pemula belum memiliki keselarasan dengan cahaya itu. Bisa jadi mimpi adalah pendar cahaya yang Allah swt. kirimkan ke seseorang yang hati, jiwa, dan pikirannya tenggelam di lautan keheningan terdalam. Dan sesungguhnya di balik semua itu terdapat rahasia besar yang hanya diketahui seorang ahli hikmah.

Umar Khayyam (1048-1131 M) adalah salah satu di antara ahli hikmah. Nama lengkapnya adalah Ghiyats ad-Din Abulfatah ‘Umar bin Ibrahim Khayyami an-Naisaburi. Ia mencapai pengetahuan metafisiknya dengan cara mempelajari hikmah dari berbagai sumber pada masanya dan mewariskan metode ilmiah dan sastra yang berpengaruh besar di dunia, sehingga diberi julukan “Hujjatul Haq” (pembela kebenaran). Ia sejatinya adalah seorang penyair besar dan ilmuwan muslim yang menguasai matematika, filsafat, dan astronomi.

Di dalam kata pengantar buku “Kitab Tafsir Mimpi” yang merupakan terjemahan dari kitab Ta’bir al-Manam, DR. Abdul Mun’im al-Hifni, seorang penulis dan akademisi Mesir yang bergelar doktor dalam bidang filsafat, dan sekaligus penyalin kitab tersebut, menuliskan pandangan Umar Khayyam tentang mimpi. Mimpi merupakan perekam kepribadian seseorang , sehingga tafsir mimpi bisa digunakan sebagai alat untuk menyingkap kepribadian tersebut. Jadi mimpi bisa dijadikan alat penelitian diri manusia lebih mendalam.

Dengan perhatian besarnya pada bahasa mimpi, maka tidak mengherankan jika ia selalu berbicara menggunakan simbol-simbol dalam tafsir mimpinya. Umar Khayyam merupakan salah satu ilmuwan di masa itu yang selalu melihat mimpi sebagain penegasan keberadaan ruh, karena mimpi tidak akan terjadi, kecuali saat seseorang sedang tidur. Saat kesadaran seseorang nyaris hilang sama sekali, jiwanya mengembara ke luasnya alam semesta – alam non fisik, tempat ruh-ruh menyampaikan rahasia sesuatu yang berada dalam kegaiban. Berdasarkan hal itu, Umar Khayyam menyatakan dalam syairnya:

Sebelum pasukan gelap terkalahkan
Suara gaib panggil para penyesal yang tidur
Wahai orang-orang lalai lekaslah bangun!
Reguk lalu ucapkan perpisahan pada hari-hari

Jika filsafat adalah ilmu yang mendeskripsikan sebuah jawaban tentang begitu banyak alasan, tujuan, dan maksud sebuah penciptaan, studi tentang mimpi adalah bagian dari ilmu-ilmu hikmah yang berkelindan dengan temuan tentang hakikat sesuatu. Sisi terpenting dari kitab Ta’bir al-Manam adalah perhatian besar Umar Khayyam pada hal-hal gaib, khususnya tentang kematian. Tidur menurutnya adalah “kematian kedua”. Hal ini mempunyai makna yang penting dalam hidup seseorang jika digali dengan benar. Pemikirannya mengeksplorasi jiwa manusia dengan merujuk pada mimpi-mimpinya dan menjelajahi kehidupan batinnya untuk lebih memahami perilaku, ketuhanan, tujuan hidup, dan hal yang terkait dengan akhirat. Pemikiran-pemikiran itu merupakan kajiannya pada sisi tersembunyi batiniah.

Pembahasan-pembahasan di atas merujuk pada mimpi yang dialami seseorang saat sedang tidur, seseorang yang hidup di alam mimpi, bukan di alam kehidupan dunia. Itulah kondisi kematian kecil. Sebagian filsuf mengatakan bahwa orang tidur sama sekali berbeda dari orang terjaga. Orang yang tidur terhubung dengan alam semesta, sedangkan orang yang terjaga terhubung dengan dunia ini. Lalu apakah ada definisi mengenai mimpi dan tafsirnya bagi seseorang yang terjaga? Yaitu saat seseorang merasakan dimensi waktu di mana ia berada dan dimensi waktu yang berjalan di sekitarnya. Waktu seseorang berada adalah waktu biologis, sedangkan waktu yang berjalan di dekatnya adalah waktu geografis. Ia merasakan dimensi tempat di berada.

Kita tentu mencermati tagar yang paling viral di berbagai media pada sebulan terakhir ini. #KaburAjaDulu. Ya, sebuah tagar yang bisa merepresentasikan sebuah mimpi yang ditafsirkan sebagai simbol keputusasaan warga atas kondisi ideal sosial, ekonomi, dan hukum di sekitarnya. Mimpi-mimpi itu seolah kabur begitu saja di tengah ketidakpedulian kaum elit politik terhadap kesulitan warga negara. Mereka sibuk tawar-menawar dan berbagi peran di dalam kekuasaan. Lagi-lagi ini adalah tentang harta dengan segala bentuk manifestasinya.

Seperti yang disampaikan oleh Ariel Heryanto, Profesor Emeritus dari Universitas Monash, Australia di Kompas (22/2/2025), dengan kondisi itulah sebagian warga negara – lebih tepatnya kelas menengah yang bangkit kesadaran dan kepercayaan dirinya di lingkungan global. Kelas menengah ini juga mempunyai keyakinan mampu berprestasi dengan standar internasional dan bisa memperoleh kesetaraan dalam hal kesejahteraan seperti teman-teman seprofesinya di negara-negara lain. Adapun tafsir lain atas #KaburAjaDulu adalah keberhasilan pendidikan yang diimpikan oleh warga negara tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan negara terhadap warga negaranya.

Mungkin mimpi-mimpinya itu bisa diwujudkan dengan berpindah negara, berganti kewarganegaraan. Meskipun bekerja ke negara lain tidak mudah dalam hal finansial, birokratis ataupun kultural. Jika mayorita kelas menengah tidak kabur, mungkin karena kondisi mereka yang tidak sejelek yang dialami kaum jelata. Jika tidak kabur dari negaranya, mereka bisa pasrah pada kondisi, atau berjuang memperbaiki kondisi itu. Jika dipaksa keadaan, manusia sering memperlihatkan kemampuan luar biasa untuk mengatasi masalahnya. Benarkah negara memperhatikan segala bakat, dedikasi, dan segala kebutuhan untuk mewujudkan mimpi tersebut? Kita tentu akan menafsirkannya sesuai dengan perspektif masing-masing. Mimpi aja dulu tafsir kemudian. [T]

Penulis: Chris Triwarseno
Editor: Adnyana Ole

  • BACA artikel lain dari penulisCHRIS TRIWARSENO
Saiban: Kerinduan yang Tak Terucap dan Tak Terungkap
Negara Tidak Hadir dalam Perkara-perkara Nyaris Puitis
Rendezvous: Puisi-puisi yang Melawan Keberserakan Kata-kata
Puisi-puisi Chris Triwarseno | Puasa yang Berpuisi, Puisi yang Berpuasa
Tags: gaya hidupmimpi
Previous Post

Betapa Humanis Simulasi Bencana di SLB ABCD Tunas Kasih Donoharjo Kapanewon Sleman DIY

Next Post

Aspek-aspek Penting dalam Tata Kelola Manuskrip Lontar

Chris Triwarseno

Chris Triwarseno

Alumnus Teknik Geodesi UGM, dan karyawan swasta yang tinggal di Ungaran. Penulis puisi, cerpen, resensi dan esai. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul : Staycation Sepasang Puisi (2024), Sebilah Lidah (2023) dan Bait-bait Pujangga Sepi (2022). Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, resensi dan esai diterbitkan di beberapa media cetak dan media online, seperti : Jawa Pos, republika.id, mediaindonesia.com, Suara Merdeka, Kaltim Post, Lombok Post, sastramedia.com, pojoktim.com, kurungbuka.com, nongkrong.co, borobudurwriters.id, balipolitica.com, tatkala.co , dll

Next Post
Aspek-aspek Penting dalam Tata Kelola Manuskrip Lontar

Aspek-aspek Penting dalam Tata Kelola Manuskrip Lontar

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co