SUARA ombak seakan menuntun hari semakin gelap. Wisatawan kemudian berdatangan, lalu menempati tempat duduk yang dihias indah. Mereka bersiap, dengan penuh suka cita menikmati masakan khas Bali dengan beragam bumbu rempah dalam program Bali Medulang di Griya Santrian Hotel Sanur, Selasa, 11 Februari 2025.
Para wisatawan itu duduk tenang bersama pasangan atau keluarga. Gamelan dimainkan dengan penuh semangat dibarengi lantunan nada-nada yang ritmis.
Wisatawan asing yang sedang berlibur di Pulau Dewata saat itu memang tengah menikmati rasa diri sebagai orang Bali, yang dekat dengan budaya tradisional, terutama budaya kulinernya.
Mereka tampak senang dan gembira saat menyantap masakan khas Bali yang kaya rempah. Para tamu ini disuguhi berbagai hidangan khas Bali dengan konsep “Bali Medulang”.
Uniknya, penyajiannya hidangan ini dikemas menggunakan wadah dulang dengan ornamen ukiran khas Bali, seperti yang dilakukan orang Bali saat menggelar upacara adat dan agama.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/pan-amri.-bali-medulang2-1024x682.jpg)
Hidangan menu dengan konsep Bali medulang di Griya Santrian Hotel Sanur | Foto: Ist
“Satu paket ‘Bali Medulang’ dapat dinikmati oleh 2 orang, dan ini sangat disukai wisatawan. Kami mampu menjual paket Bali Medulang sebanyak 30-40 set dalam sekali dinner,” kata Executive Chef Hotel Griya Santrian, Bayu, saat melayani tamunya, Selasa sore itu.
Masakan khas Bali ini sudah sangat dikenal di seluruh Indonesia karena perpaduan rempah-rempah yang digunakan. Di sini, para tamu mendapatkan kesempatan menikmati dan merasakan citarasa masakan khas Bali dengan konsep “Bali Medulang”, atau menu memakai alas dulang, itu.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/pan-amri.-bali-medulang3-1024x768.jpg)
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/pan-amri.-bali-medulang4-1024x768.jpg)
Ketika Wisatawan Menikmati Masakan Bali dengan Konsep “Bali Medulang” di Griya Santrian Hotel Sanur | Foto: Bud
Dulang sebagai salah satu alat kelengkapan upacara agama Hindu di Bali, yang berfungsi sebagai kelengkapan adat, gebogan serta untuk membawa makanan dalam upacara keagamaan. Dulang seperti nampan yang bentuknya lingkaran dengan permukaan datar dan berbibir pada tepinya.
Menyajikan makan dengan menggunakan dulang, biasa disajikan kepada orang suci dan penguasa (raja saat dulu). Makanan medulang juga disajikan kepada pengayah dengan sistem megibung (makan bersama), sehabis ngiring sesuhunan.
Di Griya Santrian, menu Bali Medulang terdiri dari nasi kuning atau nasi putih, ayam betutu, lawar ayam, udang kemangi, serombotan, perkedel kentang dan peyek kacang. Ada juga rendang sapi, serta telur balado dan pulung-pulung be pasih.
Sementara di satu wadah lagi berisi sate lilit ayam, sate tusuk ayam, dan pepes ikan. Sajian hidangan ini dihias dengan bunga warna-warni sangat cantik. Hiburannya, disuguhkan tari-tarian tradisional yang dapat mendukung suasana Bali sesungguhnya.
“Makanan berkonsep ‘Bali Medulang’ ini sudah ada sebelum saya datang. Saya hanya membuat menarik dengan cara memodifikasi dan mengimprovisasi menu serta wadahnya agar terlihat lebih menarik,” kata Chef Bayu.
![](https://tatkala.co/wp-content/uploads/2025/02/pan-amri.-bali-medulang5-1024x768.jpg)
Ada juga tari-tarian untuk menemani wisatawan saat menikmati menu masakan Bali dengan konsep Bali Medulang | Foto: Bud
Merasakan citarasa “Bali Medulang” ini hanya dapat dinikmati setiap hari Selasa pada Minggu kedua dan Minggu keempat setiap bulannya. Acara dimulai jam 7 malam hingga selesai. Bali Medulang disertai dengan pementasan tarian khas Bali yang mempesona.
“Bali Medulang sudah diperkenalkan sejak 6 bulan lalu tepatnya pada Oktober 2024. Ini merupakan buah pemikiran Ida Bagus Gede Sidharta Putra selalu pemilik dari Hotel Griya Santrian,” ungkapnya.
Ide itu digagas, karena ingin memberikan suguhan kepada para tamu agar Masakan Khas Bali dapat dinikmati tamu yang menginap, tentunya dengan tampilan dan kemasan yang unik yaitu dengan wadah Dulang. “Bali Medulang ini disukai wisatawan,” kata Chef Bayu. [T]
Reporter/Penulis: Budarsana
Editor: Adnyana Ole