29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tung Tung Uma di LATAR #1: Film Tentang Refleksi Sebuah Perubahan di Tanah Bali

Nyoman BudarsanabyNyoman Budarsana
January 19, 2025
inPanggung
Tung Tung Uma di LATAR #1: Film Tentang Refleksi Sebuah Perubahan di Tanah Bali

Adegan dalam film Tung Tung Uma | Foto: Dok. Satu Frekuensi Films

USAI Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si membuka acara Layar Tugas Akhir (LATAR) #1 di ⁠Gedung Citta Kelangen lantai 3, Jumat, 17 Januari 2025, film Tung Tung Uma langsung diputar.

Film karya mahasiswa Program Studi (Prodi) Produksi Film dan Televisi, I Wayan Amrita itu mengawali acara LATAR #1 yang diikuti sebanyak 29 karya mahasiswa itu. Penonton yang didominasi anak-anak muda, mahasiswa dan siswa itu menyambut hangat penuh gembira.

Film Tung Tung Uma ini mengisahkan seorang anak laki-laki bernama Kayan yang tinggal bersama ibu dan kakeknya di pedesaan. Ia menghadapi dilema antara impian dan kerasnya realitas ekonomi keluarga.

Sawah keluarga yang menjadi tempat bermain sekaligus sumber penghidupan mereka terancam dijual karena kondisi ekonomi yang memburuk. Terlebih setelah biaya upacara kematian ayahnya menambah beban keuangan.

Bagi Kayan, penjualan sawah tersebut bukan hanya kehilangan aset berharga, tetapi juga hilangnya ikatan emosional dengan alam dan kehidupan yang selama ini ia cintai.

Refleksi dari Sebuah Perubahan di Tanah Bali

Amrita Dharma, sapaan akrabnya sengaja menyajikan film ini sebagai sebuah refleksi dari sebuah perubahan yang terjadi di tanah Bali. Di mana tradisi, alam, dan kehidupan desa bertemu dengan tekanan modernitas yang menggerus perlahan.

Lahan sawah, yang selama ini menjadi nadi kehidupan para petani dan ekosistem di sekitarnya, kini terancam oleh perkembangan infrastruktur dan pariwisata. Kondisi seperti itu, bahkan sampai di daerah-daerah pedesaan.

“Melalui narasi ini, saya ingin menangkap ironi dari kondisi masyarakat Bali yang terus menghadapi dilema antara mempertahankan warisan budaya dan tuntutan ekonomi yang semakin besar,” kata Amrita Dharma di sela-sela acara LATAR #1 itu.

Adegan dalam film Tung Tung Uma | Foto: Dok. Satu Frekuensi Films

Menurut remaja kelahiran Denpasar, 23 Agustus 2003 itu, Bali bukan hanya tentang keindahan pariwisata, tetapi juga tentang kehidupan desa yang terancam. Banyak petani Bali yang beralih dari pertanian ke sektor lain, karena bertani tak lagi menjamin kesejahteraan.

Mereka menghadapi tekanan dari kebutuhan ekonomi, ritual-ritual agama yang memakan biaya besar seperti Ngaben, dan dorongan agar anak-anak mereka mencari pekerjaan yang lebih stabil, seperti menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Di sinilah saya melihat titik kritis sawah-sawah yang selama ini menopang kehidupan masyarakat mulai dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas pemain film The Seen and Unseen itu.

Bukan hanya itu, lanjut penari Kenapa Legong ini, dampaknya akan lebih besar dari sekedar hilangnya lahan sawah, tetapi kelangsungan hidup rantai makanan di sawah terancam. Salah satunya burung ruak (kurkuak) yang juga menjadi simbol dari salah satu permainan agraris anak-anak di Desa Adat Ole, yaitu Permainan Megandu.

“Burung ruak adalah penjaga ekosistem sawah, pemakan hama, namun kini populasinya merosot akibat hilangnya habitat dan penggunaan pestisida, juga penangkapan dan perburuan,” terang Ketua Komunitas Budang Badung Badung ini.

Karena itu, dalam film ini, ia ingin mengangkat pertemuan alam, budaya dan tekanan modernitas itu. Permainan tradisional Megandu yang dimainkan anak-anak di desa, meniru cara burung ruak melindungi telurnya.

“Itu adalah metafora dari bagaimana masyarakat Bali mencoba melindungi apa yang berharga bagi mereka (budaya, alam, dan identitas mereka) dari hilangnya perlahan-lahan,” papar gamblang.

Amrita Dharma menegaskan, film ini adalah panggilan untuk merenungkan bagaimana pilihan-pilihan yang dibuat hari ini, baik untuk pembangunan ekonomi maupun kelangsungan budaya, dapat berdampak pada masa depan generasi berikutnya dan ekosistem yang rapuh.

Dihantui Cuaca

Untuk pemilihan tempat syuting, Amrita Dharma mengaku sengaja memilih sawah tempat asal permainan tradisional Megandu itu, seperti di Subak Sidangrapuh, Subak Mole, Subak Sengawang dan salah satu rumah penduduk yang masih berada di lingkungan Desa Adat Ole.

Proses syuting ini dilakukan selama empat hari untuk dapat menyelesaikan semua adegan yang telah dirancang sebelumnya. Namun, sebelum itu melakukan pendekatan kepada pemilik sawah, kelian Subak, termasuk Bendesa Adat Ole.

Hal tersebut dilakukan, terkait dengan masa panen yang waktunya tidak pasti, peminjaman sawah, termasuk memohon bantuan jerami kepada para petani di sana. “Kami melakukan syuting siang dan malam yang selalu dihantui dengan cuaca, karena saat itu musim penghujan,” ujarnya.

Adegan dalam film Tung Tung Uma | Foto: Dok. Satu Frekuensi Films

Menurut Amrita Dharma, dalam proses syuting itu tak selalu mulus, terkadang pula mengalami kendala. Namun, semua itu bisa teratasi dengan baik. “Setelah melakukan proses editing, ternyata ada beberapa adegan yang perlu diperbaiki, maka syuting ulang kembali,” ceritanya.

Tokoh dan pemeran dalam Film Tung Tung ini adalah; I Kadek Yadi Mahardika sebagai Kayan, Putu Jaya Kusuma (Alit), Dek Enjoy (Pekak), Eba Ayu (Meme), Jik BGO (Bendesa Adat), Mahijasena (Meng Kuuk), Thaly Kasih (Kerkuak), Mangvi dan Dekpa serta Githa (Taluh).

Sedangkan Ni Kadek Felicia Elizabeth, Ni Made Safitri Dewi, Ni Luh Putu Vina Prasetya Dewi, Ni Putu Vika Pebiantari, 1.I Made Genta Adi Prasetya, I Lomang Criztian Suryadinata dan I Gede Yogi Nanda Waisnawa sebagai sebagai pemain Permainan Tradisional Megandu.

Film Tung Tung Uma ini diproduksi oleh Satu Frekuensi Films, Produser oleh Medy Mahasena, Co Produser Dhani Prasetyo, Line Producer oleh Ingga Adelia, Tisha Sara (Production Design), Deta N (Director of Photography), dan Mahijasena (Choreographer).

Selain itu, Dhanan (Field Sound Records), Luthfi Muhamad (Editor), Gede Bayu (Sound Designer), Made Manipuspaka (Music Composer), Andika Arya Pratama (Colorist) serta Abirama dan Adi Triana (Assistant Director).

Amrita mengaku proses pembuatan Film Tung Tung Uma ini juga didukung oleh Asa Film, Imajirent, Joy Films, Maher Film Support, Niskala Studio, PT. Langsai Titian Nusantara, Magic Post House, Disvuck Studios, Amrita Studio, Anahita Film, Sanggar Buratwangi, POLA, Restu Ibu Pictures. Mulawali Institute, Komunitas Budang Bading Badung, HMJ Televisi dan Film.

Film ini juga di sponsori oleh Bumi Bajra, Mahima Institute, Balihbalihan.com, IHKA Bali, DTW Tanah Lot, Tatkala.co, Warung Ole, Purana Suite Ubud, Ubud Hotels Association, Desa Swan Villas and Spa Keramas. Dan bekerjasama dengan SD Negeri 1 Marga Dauh Puri.

29 Karya Film

Pemutaran film bertajuk Layar Tugas Akhir (LATAR) #1 X Sinema 21 Premiere itu menampilkan sebanyak 29 karya film yang diputar secara secara beruntun. Film-film itu adalah tugas akhir mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Program Studi (Prodi) Produksi Film dan Televisi (FTV) ISI Denpasar tahun 2025 ini.

Acara berlangsung sekitar 10 jam itu, menyajikan beragam film, seperti Fiksi, Dokumenter, Video Iklan, Music Video dan Skrip Fiksi.

LATAR #1 ini layaknya menonton film di sebuah bioskop berkelas dan ternama, dengan suasana nyaman juga akrab. Penonton, didominasi anak-anak muda, setingkat SMA/SMK dan mahasiswa. Hadir pula para mitra, masyarakat seni dan tentunya para dosen di kampus seni itu.

Adegan dalam film Tung Tung Uma | Foto: Dok. Satu Frekuensi Films

Film-film tersebut merupakan karya Produksi Film dan Televisi Angkatan 2021, sebagai salah satu agenda wajib bagi mahasiswa untuk mengambil Tugas Akhir Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Project Independent.

Sebanyak 28 mahasiswa menampilkan Film Fiksi yang rata-rata dengan durasi waktu sekitat 20 – 30 menit. Film Dokumenter sekitar 15 – 24 menit, Video Iklan sekitar 1 menit per karya, dan Music Video sekitar 3-4 menit serta Skrip fiksi sekitar 90 menit.

“Acara LATAR #1 ini, kami harapkan bisa berlanjut dan menjadi wadah untuk sineas muda di kalangan mahasiswa ISI Denpasar. Layar tugas akhir yang akan dibawa terus pada angkatan selanjutnya,” kata Koprodi Film dan Televisi, Nyoman Payuyasa, S.pd, M.pd dalam laporannya.

Payuyasa menjelaskan sesungguhnya ada sebanyak 31 mahasiswa yang seharusnya membuat karya ini, namun hanya 28 mahasiswa yang berhasil screaning. Artinya ada 3 pasukan yang gugur. “Semoga mereka bangkit, setelah menyaksikan karya teman-temannya,” ucapnya.

Para mahasiswa yang menyajikan karyanya kali ini, tak terlepas dari para mitra yang memberikan spirit, mulai dari magang hingga penyajian hasil karya saat ini. Karena itu, para Mitra ini memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan, alat, sarana dan lainnya.

“Kami para dosen telah melakukan bimbingan semaksimal mungkin, tidak hanya karya, tetapi juga attitude atau sikap. Maka progres apapun karya mahasiswa ini adalah hasil jerih payah mereka. Acara ini bukan hanya penghakiman publik untuk penghasilan karya,” ucapnya.

Dekan FSRD ISI Denpasar, Prof. Dr. A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si sebelum membuka acara LATAR #1 itu menyampaikan, karya seni yang disajikan ini adalah yang terbaik dari hasil belajar dan kerja keras mereka selama belajar di FSRD ISI Denpasar.

“Saya memberikan apresiasi yang mendalam kepada para mahasiswa yang menyajikan tugas akhir ini, dan selamat sudah sampai pada acara screening ini. Ini adalah tahapan MBKM yang sangat panjang. Sekali lagi, saya apresiasi film terbaik yang sudah diciptakan ini,” ucapnya.

Prof. Bagus Udayana mengatakan, mahasiswa yang menempuh ilmu pendidikan di Prodi FTV ini mesti berbangga. Sebab, Prodi FTV ISI Denpasar telah meraih akredetasi unggul tahun 2024. “Anda harus bisa menpertahankan akredetasi unggul ini,” harapnya.

Karena itu, mahasiswa yang tamat di tahun ini, disamping mendapatlan ijasah juga mendapatkan akredetasi unggul. “Dengan begitu, mahasiswa bisa membuat rencara kerja atau usaha, dan bisa pula lanjut studi,” pungkasnya. [T]

Reporter/Penulis: Budarsana
Editor: Adnyana Ole

Serba-serbi Piala Citra FFI 2024: Dari Dominasi “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film” Hingga “Politik Dinasti” Garin Nugroho
Festival Film Sinema Akhir Tahun #9: Diikuti 300 Film, 21 Lolos Kurasi, 1 Karya Film dari Bali
Haru Menguar dengan Tetes atau Tanpa Tetes Air Mata : Dari Pemutaran Film Eksil di UWRF 2024
Tags: filmISI DenpasarsubakTanah
Previous Post

Berkenalan dengan Filla, Unit Rock Tunanetra Asal Bali, dan Cerita di Balik “Keidela”

Next Post

Catatan Pendek Sekali: Pameran Tunggal Naela Ali, The Beauty of The Mundane

Nyoman Budarsana

Nyoman Budarsana

Editor/wartawan tatkala.co

Next Post
Catatan Pendek Sekali: Pameran Tunggal Naela Ali, The Beauty of The Mundane

Catatan Pendek Sekali: Pameran Tunggal Naela Ali, The Beauty of The Mundane

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co