29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pementasan Musik “Gala Resonant”: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Narasi Filosofis

Muhamad IrfanbyMuhamad Irfan
January 18, 2025
inUlas Musik
Pementasan Musik “Gala Resonant”: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Narasi Filosofis

“Gala Resonant”: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Narasi Filosofis

SENI memiliki kekuatan transformatif yang tak terbatas, bergerak dalam lingkaran waktu yang tak pernah berhenti. Salah satu aspek penting dari seni adalah kemampuannya untuk berakar pada tradisi, namun juga terus berkembang, menemukan jalannya dalam dunia yang semakin kompleks dan dinamis. Proses pengawinsilangan antara tradisi dan modernitas menghasilkan karya yang tak hanya menghubungkan dua warna, tetapi juga menciptakan warna baru yang penuh dengan potensi dan makna yang tak terduga.

Salah satu karya yang memanfaatkan proses ini secara efektif adalah Gala Resonant, sebuah karya yang diciptakan oleh Muhammad Giffary dan dibantu oleh Rama Anggara dalam merancang instalasi elektronik. Karya ini ditampilkan pada Kamis (9/1/2025) di Studio Kayu Seni Kriya Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Tidak hanya memadukan musik tradisional Minangkabau dengan teknologi elektroakustik modern, tetapi juga menciptakan narasi sosial dan filosofis yang kaya akan interpretasi.


Pertunjukan Gala Resonant sedang berlangsung/Call Me Odonk

Gala Resonant: Perpaduan Seni Tradisional dengan Teknologi Modern

Karya Gala Resonant adalah sebuah refleksi dari bagaimana seni dapat mengawinsilangkan akar tradisi dengan teknik modern. Giffary memulai karya ini dengan menggali bunyi-bunyi yang berasal dari alat musik tradisional Minangkabau, pupuik gadang, yang terbuat dari batang padi dan lilitan daun kelapa. pupuik gadang bukan hanya sekedar alat musik tiup, tetapi juga sarana untuk membangun komunikasi dan harmoni sosial dalam komunitasnya. Namun, Giffary tidak sekadar memperkenalkan kembali bunyi ini dalam bentuknya yang murni. Sebaliknya, ia mengolahnya melalui pendekatan elektroakustik eksperimental, sebuah teknik yang memungkinkan bunyi tersebut mengalami transformasi yang dramatis.

Menggunakan teknik spektral, Giffary dan Rama menggali potensi bunyi pupuik gadang dalam spektrum frekuensi yang lebih luas, menciptakan pengalaman suara yang penuh dengan lapisan makna. Suara tradisional tersebut tidak lagi hanya berfungsi sebagai pengingat akan masa lalu, tetapi juga sebagai dasar untuk menciptakan bunyi-bunyi yang menghubungkan alam, kehidupan sosial, dan pergerakan zaman. Di sini, Giffary dan Rama menunjukkan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang kaku, melainkan sebuah elemen yang hidup dan dapat berkembang, asalkan diberi ruang untuk beradaptasi dan berinovasi.

Transformasi bunyi pupuik gadang ke elektroakustik eksperimental/Call Me Odonk

Hal menarik dari Gala Resonant adalah kemampuannya untuk membangun narasi yang tidak hanya menghubungkan masa lalu dan masa kini, tetapi juga menggambarkan perjalanan waktu yang penuh dengan perubahan dan transformasi sosial. Dari awal pertunjukan, penonton dibawa ke dalam suasana masa lalu melalui bunyi pupuik gadang, dipadukan dengan gumaman laki-laki dan perempuan yang menciptakan kesan keakraban dan kedamaian kehidupan tradisional. Namun, seiring berjalannya waktu, bunyi-bunyi tersebut mulai tergantikan oleh suara-suara modern, seperti klakson kereta dan kendaraan, yang menandakan perubahan sosial dan industrialisasi.

Pada akhir pertunjukan, penonton dibawa ke dalam sebuah kesimpulan yang lebih reflektif, yaitu bunyi yang tidak menentu, menggambarkan perasaan kebingungan dan kehilangan arah di tengah pergolakan zaman. Di sini, Giffary dan Rama dengan cermat menghubungkan fenomena sosial dengan perjalanan bunyi, menjadikan karya ini lebih dari sekadar pertunjukan musik, tetapi juga sebuah komentar sosial tentang bagaimana zaman modern terkadang membuat kita kehilangan jati diri dan keterhubungan dengan akar tradisi.

Penyematan Simbol pada Instalasi Visual

Selain dari bunyi, Gala Resonant juga memperkenalkan instalasi visual yang menjadi komplementer bagi pertunjukan musik tersebut. Instalasi ini, yang diberi nama “Kulilik”, menyimbolkan payuang panji, yaitu simbol kepemimpinan dalam budaya Minangkabau. Berbentuk seperti susunan sapu lidi yang saling terhubung, dililitkan dengan selang dan kabel yang dihubungkan dengan lampu warna-warni, menciptakan sebuah struktur yang tidak hanya estetis, tetapi juga penuh dengan makna filosofis.


Instalasi Kulilik/Call Me Odonk

Dalam tradisi Minangkabau, payuang panji menggambarkan peran pemimpin yang melindungi dan mengayomi masyarakat. Begitu juga dengan instalasi Kulilik, yang berfungsi sebagai simbol dari kekuatan kepemimpinan yang menghubungkan berbagai elemen dalam masyarakat. Kabel-kabel yang melilit di instalasi tersebut menyimbolkan lilitan daun kelapa yang berfungsi sebagai corong atau resonator pada alat musik pupuik gadang. Melalui komposisi bentuk ini, Giffary dan Rama menciptakan hubungan yang erat antara bunyi dan visual, sehingga menciptakan sebuah pengalaman yang menyeluruh bagi penonton.

Estetika dalam karya ini tidak hanya terbatas pada bentuk dan suara, tetapi juga pada komposisi warna yang digunakan dalam instalasi. Warna-warna seperti oren, biru, hijau, putih, dan hitam tidak hanya memiliki fungsi dekoratif, tetapi juga simbolis. Oren mewakili pengayoman, biru dan hijau menggambarkan ketenangan, putih sebagai simbol keuletan, dan hitam sebagai lambang ketangguhan dan kegagahan, sehingga menciptakan harmoni dalam keberagaman. Melalui penggunaan warna yang penuh makna ini, sehingga tidak hanya memperindah karya, tetapi juga memberikan dimensi tambahan yang memperkaya pemahaman penonton terhadap karya tersebut.


Muhammad Giffary dan sebagian penonton sebelum pertunjukan Gala Resonant/Call Me Odonk

Keterbatasan pada Penonton

Namun, seperti halnya karya seni eksperimental lainnya, Gala Resonant tidak sepenuhnya dapat dijangkau oleh semua kalangan. Teknik elektroakustik yang digunakan, serta kompleksitas simbolisme dalam instalasi, dapat menjadi hambatan bagi penonton yang kurang terbiasa dengan bentuk seni semacam ini. Karya ini membutuhkan audiens yang terbuka untuk mengeksplorasi dan mendalami berbagai lapisan makna yang ada, baik dalam aspek bunyi, visual, maupun filosofis.

Sementara itu, inilah salah satu kekuatan dari karya ini. Giffary dan Rama menantang audiens untuk melihat melampaui permukaan, untuk menggali dan memahami makna yang lebih dalam. Dalam hal ini, Gala Resonant menjadi lebih dari sekadar karya seni; ia menjadi sebuah pembelajaran tentang bagaimana seni dapat membuka ruang bagi refleksi sosial dan filosofis, serta mengajarkan kita untuk lebih menghargai tradisi, sambil tetap terbuka terhadap inovasi.

Karya Gala Resonant adalah contoh yang jelas bahwa seni tidak hanya berfungsi sebagai medium ekspresi, tetapi juga sebagai ruang untuk pemikiran kritis dan refleksi sosial. Dengan mengawinsilangkan tradisi Minangkabau dengan teknologi modern, Giffary dan Rama menunjukkan bagaimana seni dapat berkembang tanpa melupakan akar budayanya. Karya ini, meskipun eksperimental dan kompleks, menemukan warna baru dalam penggarapan seni, memperkaya diskursus seni kontemporer dan memberikan ruang bagi interpretasi yang lebih dalam.


Tim “Gala Resonant “mengucapkan terima kasih kepada penonton/Call Me Odonk

Gala Resonant bukan hanya sekadar pertunjukan musik atau instalasi seni visual, tetapi juga sebuah perjalanan intelektual dan emosional yang membawa penonton pada pemaknaan baru tentang tradisi, modernitas, dan identitas. Seni terus berkembang, dan karya ini menjadi bukti bahwa seni adalah ruang yang tak terbatas, yang terus menemukan jalan bebasnya, memadukan yang lama dengan yang baru, serta mengundang penonton untuk berpartisipasi dalam penciptaan makna bersama.

Karya ini merupakan Tugas Akhir untuk meraih gelar sarjana, namun karya ini hadir dengan kekayaan makna yang melampaui ruang akademik. Ia bukan sekadar tugas formalitas, melainkan sebuah ekspresi artistik yang pantas menemukan tempatnya di panggung-panggung seni, berbicara kepada publik yang lebih luas dan menghidupkan dialog eksperimental yang mendalam. [T]

Jakarta, 2025

Passompe’ dari Kala Teater: Sebuah Jejak Perjuangan Tanpa Akhir – Tanpa Kalah
Madura dan Koreografi Pinggirannya yang Menggugat
Tembang Puitik Ananda Sukarlan: Penerjemahan Intersemiotik
Tags: ISI Padang PanjangmusikSeni
Previous Post

Mencari Idealitas Baleganjur | Ulasan Lomba Baleganjur Taksu Agung Festival 2025

Next Post

Bali Perlu Desain dan Terapi Kejut Pariwisata

Muhamad Irfan

Muhamad Irfan

Lahir di Pariaman, 26 September 1995. Alumnus Sastra Indonesia Unand. Tulisan pernah dimuat di Majalah Mata Puisi, Suara Merdeka, Tanjungpinang Pos, Haluan, Singgalang, Padang Ekspres, marewai.com, dll. Saat ini mencari kehidupan di Jakarta.

Next Post
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Bali Perlu Desain dan Terapi Kejut Pariwisata

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co