KUCING
untuk Hakaik
sampai di teras rumah
setelah meloncati pagar
larut malam
aku pulang
aku duduk di meja
memperhatikan cakar-cakarku
bau tikus keluar dari sana
menyumpal hidungku
dan ada bekas hantaman
di pelipisku
aku mengantuk
di dalam rumah kulihat
seorang kehancuran terbaring
sedang mendengkur
tiba di loteng
tempat kelahiranku disembunyikan
aku mengeong
kubiarkan bulu-buluku rontok
dan melayang
menyentuh jendela kecil
yang tak pernah terbuka
(16-24)
DENDAM
kau bopong waktu
ke suatu tempat
di mana senapan angin
sudah biru menunggu
(17-24)
IBU
untuk Alsa
gerimis seperti desing
yang mengantarkan ayah
seorang gadis
kepada tombak api
tombak api sejenis penghapus
pada selembar kertas
yang telah digambar gadis
yakni mata menangis
milik ibunya
(17-24)
SEBUAH KATA
B.Y.A.S
maka sebuah kata melarut
di dalam kopiku
tak habis kuteguk
sebuah kata yang kukenal
sebagai badai abadi
di ujung lidahmu
(16-24)
PASTI ADA API DI SANA
pasti ada api di sana
kau tiup sekuat raga
bukan agar ia padam
melainkan menyala
sebagai dendam
membara
pada lilin-lilin berwarna
anak-anak kita
di hari ulang tahunnya
yang entah keberapa
(17-24)
TAMAN HITAM
orang yang ingin jadi bintang
berkelip
menunggu hujan
memberinya jubah menyala
ranting-ranting kering
menyembunyikan burung
dengan ekor berpijar
di belakang kepalanya
yang akan mematuk mata
hatinya
seperti biji kehidupan
yang dicampakkan
di tengah-tengah
taman hitam
(15-24)
BELANTARA SUNYI
magrib di pengujung waktu
disembunyikan batang-batang kayu
timbul-menimbul suara misteri
di tengah belantara sunyi
menengok ke seluruh sisi, sepi
belantara sunyi,
membuat sekencang-kencangnya kaki
berlari menjauhi—bayangan sendiri
15/07/15
PINTU
niat untuk mengetuk pintu
aku urungkan
aku bersandar pada pintu
lalu merebahkan tubuhku
hingga aku tak sadar
dari sisi dalam pintu
ternyata kau lebih dulu tertidur
di lantai menantiku
pintu hanya mampu berdiam
sebab tak kuasa
sekadar membuka
atau menutup
dirinya sendiri
(16-24)
PERADABAN SUNYI
lampu-lampu taman
menerangi zaman
terasa denyut nadi
detakan jantung
hangat napas
kehidupan yang mati
hidup dalam kematian
muskil
(15-24)
- BACA puisi-puisi dariPENYAIR LAIN