29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Made Darsana, Kopi, Hutan, dan Ekonomi Berkelanjutan: Inspirasi dari Desa Wanagiri

Ni Kadek Sanchi Krisna DewibyNi Kadek Sanchi Krisna Dewi
November 20, 2024
inPersona
Made Darsana, Kopi, Hutan, dan Ekonomi Berkelanjutan: Inspirasi dari Desa Wanagiri

Made Darsana | Foto: Ist

BULELENG punya banyak hutan. Satu di antara terletak di Desa Wanagiri, sebuah wilayah di tepi Danau Buyan bagian utaram di Kecamatan Sukasada.

Wana artinya hutan, giri berarti gunung. Wanagiri bisa diterjemahkan dengan bebas menjadi hutan-gunung. Dan, tentu saja, sesuai namanya, Desa Wanagiri berada di dataran tinggi. Tentu juga, karena lokasinya paling tinggi, Desa Wanagiri menjadi salah satu desa yang mengalirkan air bersih ke desa-desa di bawahnya.

Di bawah Desa Wanagari ada Desa Ambengan, Desa Sambangan, Desa Panji, Desa Paji Anom, Desa Tegallinggah, Desa Selat dan Desa Baktiseraga. Tujuh desa inilah yang mendapat berkah dengan memanfaatkan aliran air dari Wanagiri.

Dalam buku “Atas Nama Air” yang diterbitkan Rumah Intaran disebutkan, Desa Wanagiri dan tujuh desa di bawahnya itu membangun kerjasama dalam menjaga kelestarian air. Menjaga kelestarian air yang sudah tentu tidak lepas dari menjaga kelestarian hutan. Jadi, meski hutan berada di desa bagian atas, desa di bagian bawah juga ikut menjaga hutan itu.   

Hutan, Kopi dan BUMDes Wanagiri

Made Darsana adalah sosok yang menjadi ketua dari kerjasama antar desa yang disebut juga dengan nama Desa Denbukit ini. Darsana menjelaskan, ada tiga area yang mempengaruhi kelestarian air, yakni area hutan, area tanah milik pribadi yang dimanfaatkan sebagai pemukiman, dan area perkebunan. Mengapa demikian? Karena sumber air terletak antara area hutan dengan area pemukiman.

Apabila daerah perkebunan dilimpahi banyak pupuk kimia tentu akan merusak kualitas atau kesuburan tanah, sehingga terjadi pencemaran pada tanah. Saat hujan, tanah yang tercemar itu akan dibawa oleh air melewati tanah hutan, sehingga tanah hutan ikut tercemar. Kondisi ini bisa terjadi, karena kontur di Desa Wanagiri ada di bagian atas, sementara hutan berada di bagian bawah. Selain itu tanah pemukiman juga banyak yang sudah dialihfungsikan baik dengan cara dijual atau dibangun sendiri sehingga mengurangi daerah resapan air.

Berdasarkan kesadaran itulah Desa Wanagiri mulai menata hutannya tanpa mengurangi manfaatnya untuk masyarakat desa. Made Darsana yang juga Ketua BUMDes Wanagiri menjelaskan, dahulu hutan tidak boleh dimanfaatkan oleh masyarakat, namun saat ini sudah diperbolehkan. Komuditas utama yang ada di hutan Desa Wanagiri adalah kopi.

Pohon kopi di hutan dan perkebunan Desa Wanagiri | Foto: Ist

Bagaimana kopi bisa tumbuh di hutan tersebut? “Mungkin karena dibawa oleh hewan,” tutur Made Darsana.

Komuditas kopi inilah yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bisa menambah pendapatan bagi masyarakat sekitar. Kondisi ini didukung oleh desa dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes ini dipimpin dengan serius oleh Made Darsana, seorang pemuda yang memang serius dalam mengembangkan BUMDes itu. Meskipun ia hanya lulusan SMA, namun ia punya tekad  kuat untuk belajar. Terbukti sampai saat ini BUMDes Wanagiri semakin dipercaya masyarakat.

Pertanyaan selanjutnya, mengapa komuditas kopi yang dipilih? Tentu karena tanaman kopi itu sudah ditemukan di kawasan hutan sejak zaman dulu. Melalui berbagai program, BUMDes berinisiatif mengelola tanaman kopi di dalam hutan itu agar bermanfaat sebesar-besarnya dan seluas-luasnya bagi masyarakat. Dilihat dari kondisi geografis hutan yang berada di bawah perkebunan tanah milik pribadi, maka diperkirakan tanaman kopi itu tumbuh setelah biji kopi dibawa binatang atau terbawa air yang mengalir dari atas ke bawah saat hujan.

Kondisi kopi di dalam hutan itu cukup menguntungkan. Karena kopi adalah tumbuhan yang memang membutuhkan naungan dari tumbuhan hutan. Jika hendak menanam pun,  sebaiknya ditanam bersamaan dengan menanam tumbuhan naungan hutan, sehingga tidak akan merusak ekosistem hutan.

Secara ekonomi kopi memiliki nilai yang cukup tinggi dan menjadi konsumsi hampir semua orang. Kopi juga menjadi minuman yang tidak ketinggalan zaman. Maka dari itu kopi dapat meningkatkan pendapatan para petani. Maka, tepatlah, BUMDes Wanagiri mengembangkan kopi, karena sekaligus juga bisa melestarikan hutan.

Kopi dalam kemasan yang diproduksi BUMDes Wanagiri | Foto: Ist

BUMDes Wanagiri berdiri sejak tahun 2015 dengan nama Eka Giri Karya Utama. BUMDes ini dikelola dengan baik oleh Made Darsana dan timnya yang solid. Visi utamanya adalah bagaimana dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.

Made Darsana adalah salah satu orang yang sempat bekerja di luar desa, lalu kembali ke desa untuk membangun desa. Ia percaya, kembali ke desa tidak bisa dilakukan saat sudah lanjut usia, karena justru di masa produktiflah saatnya kembali ke desa.

Inspirasi dari Desa

Tindakan Made Darsana ini tentu saja sangat menginspirasi generasi muda. Di masa produktif seharusnya generasi muda sudah mulai peduli dan belajar tentang potensi-potensi yang ada di desa.

Seperti pernah dikatakan Guru Gede Kresna, pendiri Rumah Intaran, kitalah yang harus belajar dengan orang desa karena mereka justru sangat berdaya. Mengapa sangat berdaya karena sesungguhnya mereka kaya. Kekayaan yang paling utama menurutnya adalah udara bersih, air bersih dan makanan yang sehat. Saya tentu sepakat, karena tanpa udara, air dan makanan sehat, manusia tidak akan bisa hidup.

Yang dilakukan Made Darsana adalah langkah nyata, bagaimana menjaga kekayaan yang dimiliki desa-desa. Dalam prosesnya Made Darsana juga tidak lupa untuk menjaga hubungan baik dengan Tuhan atau Sang Pencipta. Hal ini dapat tercermin dalam sesajen atau banten sederhana yang ia bawa ketika memulai suatu pekerjaan di hutan. Banten menjadi sarana untuk memohon izin kepada sang pencipta agar segala usaha dapat bermanfaat bagi masyarakat, selain itu banten sebagai wujud komitmen masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan.

Pohon kopi di area hutan Wanagiri | Foto: Ist

Dalam konteks ekonomi Made Darsana mengatakan, ia ingin masyarakat memiliki pendapatan harian, bulanan dan tahunan. Karena menurutnya menjadi petani adalah profesi yang pendapatannya tidak menentu dan membutuhkan kesabaran. Seperti halnya menanam kopi, tidak mungkin sehari menanam langsung bisa dipanen, butuh waktu sekitar 3 tahun untuk mendapatkan hasilnya setelah 3 tahun baru dapat dipanen lagi setiap tahunnya. Inilah yang akan menjadi pendapatan tahunan.

Sedangkan pendapatan bulanan dapat diperoleh dari memelihara ternak, seperti kambing yang dapat menghasilkan susu dan ayam yang menghasilkan telur setiap bulannya. Selanjutnya sayuran, bunga dan agrowisata yang mulai dikembangkan bisa menjadi pendapatan harian. Dengan demikian petani dapat menjaga kodisi ekonominya secara berkelanjutan.

Apa yang dilakukan warga di Desa Wanagiri, saya maknai bahwa hutan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan menjaga hutan sesungguhnya terkandung nilai-nilai Tri Hita Karana, baik menjaga hubungan baik dengan Tuhan dengan selalu percaya keberadaanya, berhubungan baik sesama masyarakat desa dalam pemanfaatan hasil hutan dan menjaga kondisi alam itu sendiri dengan melestarikan hutan tidak hanya mengambil sumber daya alamnya.

Kita sebagai penikmat dari kerja keras mereka harus memberikan timbal baik yang positif misalnya dengan memberikan subsidi pupuk organik dari hilir ke hulu yang dapat menunjang keberhasilan pertanian di Desa Wanagiri tanpa merusak tanah atau dengan langkah kecil menggunakan air dengan bijak. [T]

Petani Kopi Wanagiri Bikin Film: Kopi Panen, Film Juara
Tentang Kopi [2] – Robusta dan Arabika di Wanagiri
Heritage Coffee Farm & Roastery: Usaha Melestarikan Sejarah dan Menumbuhkan Ekosistem Kopi di Bali Utara
Tags: bulelengDesa Wanagirihutankopikopi balikopi wanagiri
Previous Post

Manajemen Penanganan Bencana dalam Pariwisata

Next Post

Luncurkan Album AIR, Sandrina Malakiano Rayakan Kisah Diri, Kekuatan, dan Kehidupan Perempuan

Ni Kadek Sanchi Krisna Dewi

Ni Kadek Sanchi Krisna Dewi

Anak dari seorang perajin di Desa Nagasepaha. Suka banget explore ke desa-desa, ketemu orang-orang kreatif, dan ngobrol bareng mereka yang vibes-nya positif. Saat ini sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswi S2 Akuntansi Undiksha.

Next Post
Luncurkan Album AIR, Sandrina Malakiano Rayakan Kisah Diri, Kekuatan, dan Kehidupan Perempuan

Luncurkan Album AIR, Sandrina Malakiano Rayakan Kisah Diri, Kekuatan, dan Kehidupan Perempuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co