9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Transformasi Radio: Menolak Mati dalam Gelombang Digitalisasi

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
September 11, 2024
inEsai
Transformasi Radio: Menolak Mati dalam Gelombang Digitalisasi

Ilustrasi diolah dari Canva

RADIO di Indonesia memiliki sejarah penting sebagai media massa yang berperan signifikan, terutama saat masa perjuangan kemerdekaan. Pada 17 Agustus 1945, berita mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pertama kali disiarkan melalui radio oleh kantor berita Domei (sekarang RRI), meskipun ada ancaman dari Jepang yang masih menduduki Indonesia.

Siaran tersebut membantu menyebarluaskan kabar kemerdekaan ke berbagai wilayah negeri, bahkan hingga ke pelosok, sehingga masyarakat Indonesia segera mengetahui bahwa negara mereka telah merdeka. Terbayang betapa euforia saat itu tentu sangat luar biasa.

Setelah kemerdekaan, radio tetap menjadi alat penting untuk mempersatukan bangsa. Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan pada 11 September 1945 dengan tujuan menyebarkan berita kemerdekaan, menggalang dukungan, dan membangun semangat nasionalisme.

Pada masa revolusi, radio juga digunakan untuk menyampaikan strategi dan perkembangan politik, serta menjadi media informasi yang andal di tengah keterbatasan media cetak dan televisi saa itu. Radio bukan hanya media informasi, tetapi juga simbol perlawanan dan kedaulatan bangsa, yang memainkan peran vital dalam menghubungkan rakyat dan pemerintah selama perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia tercinta.

Transformasi Radio di Era Digital

Masa berganti, namun hingga kini radio tetap menjadi media yang penting di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang akses terhadap internet masih terbatas. Radio, sebagai media tradisional, menghadapi tantangan besar dalam era digital dengan munculnya streaming online dan podcasting.

Perubahan ini menuntut radio untuk melakukan adaptasi yang tidak hanya teknis, tetapi juga konseptual. Salah satu adaptasi yang menyolok salah satunya adalah, bahwa penyiar kini harus menjadi lebih multitalenta, menggabungkan kemampuan penyiaran klasik dengan kemampuan digital seperti pengelolaan media sosial dan podcasting. Penyiar tak lagi hanya berkomunikasi dengan suara, tetapi juga dengan video, teks, dan gambar di platform media sosial dan streaming.

Kebiasaan mendengar pun telah berubah. Platform digital menyerahkan kontrol yang kuat pada pendengar. Mereka dapat memilih apa yang ingin mereka dengar, kapan, dan di mana saja. Ini bertentangan dengan karakter radio tradisional yang sifatnya linier, di mana pendengar harus menunggu program tertentu pada jam tertentu. Akibatnya, kini pendengar menjadi lebih otonom, cenderung mengkonsumsi konten berdasarkan preferensi pribadi, bukan jadwal stasiun (Pandusaputri, 2024).

Dengan adanya perubahan ini, mau tak mau radio di era digital ini perlu melakukan reposisi, ia harus menjadi bagian dari ekosistem multiplatform, di mana tradisi siaran langsung tetap dijaga, namun juga dibarengi dengan fleksibilitas teknologi digital. Hal ini menjadi mutlak agar bisa bertahan dan berkembang.

Radio digital kini memungkinkan interaksi langsung dengan pendengar melalui berbagai saluran, seperti media sosial, aplikasi, dan fitur interaktif lainnya. Ini menciptakan ruang dialog dua arah yang sebelumnya tidak dimungkinkan dalam radio tradisional. Melalui media sosial, pendengar dapat memberikan umpan balik secara real-time, berpartisipasi dalam polling, atau bahkan terlibat dalam siaran langsung melalui komentar dan pesan.

Aplikasi radio digital memungkinkan pendengar mengirimkan permintaan lagu, ikut serta dalam kuis, atau mengirimkan pertanyaan kepada bintang  tamu acara. Fitur interaktif seperti ini secara drastis mengubah cara radio berfungsi, bukan lagi sebagai media satu arah, tetapi menjadi platform komunikasi dua arah yang lebih partisipatif.

Di tengah perubahan sosial zaman yang ditandai oleh individualisme dan fragmentasi komunitas, radio digital dengan fitur interaktifnya, mampu menjembatani keterpisahan sosial dan memberi pendengar rasa keterlibatan yang lebih kuat. Para pendengar tidak lagi menjadi objek pasif, tetapi aktor yang terlibat aktif dalam narasi siaran. Ini menumbuhkan rasa inklusi sosial yang sangat dibutuhkan di tengah dinamika masyarakat modern liquid society yang semakin terpolarisasi dalam era yang ditandai oleh letupan perubahan begitu cepat pada pelbagai bidang (Bauman, 2000).

Secara lebih filosofis, interaksi langsung melalui teknologi ini bisa dilihat sebagai upaya manusia modern untuk menegosiasikan ruang-ruang keterhubungan yang makin sulit dicapai dalam kehidupan fisik. Dengan adanya radio digital yang interaktif, komunikasi tidak hanya menjadi suatu proses teknis, tetapi juga menjadi fenomena sosial yang lebih mendalam, di mana relasi manusia diredefinisi melalui media suara dan teknologi digital (Castell, 2010).

Radio modern yang kini menggunakan media sosial sebagai perpanjangan dari jangkauan siarannya, memperluas pengaruhnya ke audiens yang mungkin tak terjangkau oleh frekuensi tradisional. Stasiun radio membangun akun di platform digital seperti Instagram, Twitter (atau X), dan TikTok untuk berinteraksi dengan audiens secara langsung, mempromosikan konten, dan bahkan memicu diskusi. Melalui media sosial, mereka dapat menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan format digital.

Media sosial juga memungkinkan penyebaran viral dari konten radio, memperkuat daya jangkau dan menciptakan berbagai komunitas virtual (Boyd & Ellison, 2007). Melalui kampanye media sosial, stasiun radio dapat menarik audiens untuk berpartisipasi aktif dalam program-programnya, saling berbagi pengalaman, atau mempengaruhi konten melalui polling dan saran. Ini membuat radio tidak lagi sekadar platform penyiaran, tetapi bagian dari ekosistem media yang dinamis, interaktif, dan inklusif (Castells, 2010).

Tantangan dan Ancaman Radio di Era Digital

Bila ditilik dengan cermat, ada ancaman terselubung dalam fenomena ini. Ketergantungan pada media sosial berpotensi mengurangi independensi radio sebagai media, karena algoritma platform digital menentukan distribusi dan visibilitas konten. Jika sebuah stasiun terlalu terikat dengan mekanisme media sosial, ia bisa-bisa akan terjebak dalam logika viralitas, yang mengorbankan kedalaman konten demi popularitas instan.

Selain itu, polarisasi sosial yang dipicu oleh hitungan algoritma media sosial dapat menciptakan segmen-segmen audiens yang terfragmentasi, di mana komunitas yang terbentuk bukan lagi inklusif, tetapi menjadi lingkungan eksklusif tanpa adanya hal baru, yang memperkuat bias dan pemikiran sempit (Pariser, 2011).

Fenomena ini juga dapat mengubah etos penyiaran, dari upaya penyediaan informasi dan hiburan yang berkualitas, menjadi sekadar memancing reaksi dan keterlibatan singkat demi jumlah “likes” dan “shares.” Ini membawa risiko penyiaran kehilangan fungsinya sebagai alat pendidikan publik dan justru terjebak dalam budaya digital media yang kehilangan bobot.

Radio Komunitas: Solusi untuk Daerah dengan Koneksi Terbatas

Stasiun radio dengan coverage akses internet yang luas memiliki tantangannya sendiri. Namun bagaimana dengan radio yang beroperasi di daerah dengan akses internet terbatas? Pemikiran Adorno dan Horkheimer mungkin bisa mengingatkan, bahwa meskipun teknologi dianggap bisa menjadi pembebas, teknologi justru seringkali menjadi alat dominasi jika tidak dikendalikan dengan baik.

Oleh karena itu, radio di daerah  harus mempertahankan kemandiriannya dari kepentingan  agenda kapitalistik yang menyamar melalui konten yang hanya berorientasi komersial (Adorno & Horkheimer, 1944). Untuk itu radio komunitas yang non-profit bisa menjadi alat perlawanan budaya, memberi platform bagi suara-suara yang sering diabaikan oleh media arus utama, dan inilah yang membuatnya relevan di era digital, bahkan di saat tanpa adanya akses internet yang kencang.

Untuk daerah dengan koneksi internet terbatas, bentuk siaran radio yang ideal harus menggabungkan efisiensi teknologi analog dengan pendekatan interaktif sederhana, tanpa bergantung pada infrastruktur digital yang rumit.

Radio analog tradisional tetap menjadi pilihan terbaik karena keandalannya dalam menjangkau wilayah yang sulit diakses jaringan internet. Dalam konteks ini, radio berfungsi sebagai media yang convivial dalam pengertian Ivan Illich—media yang menjadi sarana kreatif antar manusia, namun tidak menciptakan ketergantungan teknologidan sosial yang berlebihan (Illich, 1973).

Meski demikian, siaran radio semacam ini tidak harus berhenti pada format tradisional. Ada potensi untuk mengintegrasikan teknologi sederhana, seperti penggunaan SMS atau panggilan telepon, untuk memungkinkan pendengar bisa berinteraksi dengan stasiun radio. Ini memberi kesempatan untuk menciptakan dialog dua arah, sesuatu yang sangat dihargai dalam era komunikasi modern, tanpa harus bergantung pada platform digital yang melulu membutuhkan jaringan internet.

Dalam hal ini, radio analog yang interaktif secara lokal, dengan pendekatan yang melibatkan teknologi rendah, tetap menjadi bentuk siaran yang paling ideal bagi daerah yang koneksi internetnya terbatas. Selamat Hari Radio Nasional, Selamat Ulang Tahun kepada Radio Republik Indonesia yang ke 79. Sekali di Udara, Tetap di Udara![T]

Teknologi Komunikasi dan Perubahan Masyarakat
Televisi, Riwayatmu Dulu
Gema Pelangi di Ambara Tabanan – Nostalgia Radio pada HUT PRSSNI
Tags: digitalisasimedia sosialradio
Previous Post

A Tribute to Maestro I Made Sija: Menengok Sudut Memori Sang Maestro

Next Post

Pondok Literasi Sabih Pedawa dan Kolaborasi Lintas Negara

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
Pondok Literasi Sabih Pedawa dan Kolaborasi Lintas Negara

Pondok Literasi Sabih Pedawa dan Kolaborasi Lintas Negara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co