25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berguru ke “Ngampan” Delod Ceking

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
August 26, 2024
inEsai
Berguru ke “Ngampan” Delod Ceking 

Foto penulis (tengah)

BATU-BATU di antara Pura Geger dan Pura Uluwatu di Gumi Delod Ceking adalah tebing yang dalam bahasa setempat disebut ngampan. Ada perbedaan status  kawasan ngampan yang menjadi wewidangan ‘wilayah’  Desa Adat di Gumi Delod Ceking. Di Desa Adat Peminge, misalnya di ngampan sudah berdiri sejumlah vila dan hotel milik investor.  Di Desa Adat Kutuh, ngampan adalah karang pemupon Desa Adat yang tereksplisit dalam Awig-Awig. Status hukumnya cukup kuat karena Awig-Awig diakui sebagai  dasar hukum yang mengatur kesejahteraan : Sukerta Tata  Parhyangan (kawasan suci), Sukerta Tata Pawongan (manusia), dan Sukerta Tata  Palemahan (lingkungan).

Di Desa Adat Ungasan, menurut I Ketut Marcin, mantan Bandesa Ungasan, ngampan di bawah pengelolaan Desa Adat. Di Desa Adat Pecatu, kata Wetra Adnyana dan I Nyoman Sudama, kawasan ngampan sebagian menjadi Pelaba Pura dan sebagian telah beralih status ke investor.

Walaupun Kawasan ngampan sepanjang Pura Geger sampai Pura Uluwatu bertebing yang makin ke Barat makin tinggi dengan puncak ketinggian di Pura Ulawatu, keberadaan ngampan itu tidak semua tebing berbatu. Ada juga tanah di antara garis pantai sampai puncak tebing. Tanah-tanah ngampan itu sangat subur, mirip dengan di Batur. Di antara bebatuan, tomat tumbuh subur. Buktinya dulu sebelum 1990-an tanah ngampan itu tempat petani menanam jagung. Jagungnya tumbuh subur dan buahnya besar-besar. Petani itu juga mendirikan pondok beratap daun jati kering atau alang-alang yang dianyam diperoleh dari ngampan pula. Pondok-pondok di ngampan itu sebagai tempat berteduh para petani sembari menjaga kebun dari gangguan binatang (landak dan kera).

Saya meyakini para petani itu tidak tahu bila Perjalanan Sang Maha Kawi Wiku, Dang Hyang Nirartha tempo doeloe telah membuat pondok sastra di sekitar Kawasan itu. Pondok Sastra adalah tempat berteduh untuk menyiapkan sarapan batin dalam meningkatkan jnana (spiritualitas), sedang pondok petani adalah tempat berteduh untuk memenuhi kebutuhan pangan secara jasmani. Kini, ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan makan siang gratis, kebijakan itu telah dilaksanakan para petani secara mandiri tanpa menunggu bantuan sosial dari pemerintah. Kearifan petani yang berkecerdasan memproduksi makanan dengan nandur aneka tanaman pangan cepat panen dan belakangan ini juga menjadi program pemeritah. Kecerdasan petani menyiapkan pangan untuk memenuhi kebutuhannnya perlu terus didorong oleh pemerintah bila perlu didampingi dengan tenaga ahli. Mengedukasi petani dengan baik dan benar, tidak memanjakan dengan harap-harap cemas menunggu bansos pangan.

Kembali ke batu-batu di antara Pura Geger dan Pura Uluwatu. Ada batu kembar, batu mejan, batu makeprus, batu gong, batu buyar, batu cupit, batu madinding, batu pageh, batu matandal. Menyebut batu-batu itu tiba-tiba saya teringat puisi Sutardji Chalzoum Bachri berjudul, “Batu”.

Dalam bait puisinya, Sutardji menyebut aneka batu : batu mawar/batu langit/batu duka/batu rindu/batu janun/batu bisu/ kaukah itu/teka/teki/yang/tak menepati janji ?… Pada bait lain, batu juga digunakan sebagai metafora pemujaan, “… Kau tahu/batu risau/batu pukau/batu Kau-ku/batu sepi/batu ngilu/batu bisu/kaukah itu/teka/teki/yang/tak menepati janji ? …

Jika melihat latar belakang Sutardji, tampaknya budaya Melayu juga memuliakan batu. Ketika demam batu akik beberapa tahun lalu, banyak pemburu yang ingin mengoleksi aneka batu entah hanya sekadar untuk hobi atau dibawa ke aras yang lebih tinggi secara spirit karena batu konon ada jodohnya pula. Batu di tangan orang tepat bisa bertuah, batu tangan orang tak tepat bisa bernilai rongsokan. Memuliakan batu untuk keseimbangan artistik sangat perlu agar tidak ada batu salah genah. Apalagi ada yang lempar batu sembunyi tangan. Hal yang tidak diharapkan.

Jika Sutardji mengeja batu dalam puisi-puisinya, Pemangku Sonteng di Delod Ceking tempo doeloe juga mengeja batu dalam puja saa-nya. Pemangku berpuisi menyebut Bhatara-Bhatari yang berstana di batu-batu itu. Dari situlah muncul istilah bebaturan sebagai tempat yang disucikan. Penyebutan berulang nama-nama tempat dengan aneka nama batu oleh Pemangku Sonteng, dapat dianalogikan dengan mantra Sulinggih yang memuja keagungan Sungai-Sungai di India, Gangga, Saraswati, dan Yamuna, misalnya. Begitu sederhana Pemangku Sonteng melakukan pemujaan dengan olah vokal tanpa suara genta. Orang Bali menyebutnya mantra papojolan ’mantra lugas’ membumi. Kini, seiring dengan pembinaan dan pelatihan kepemangkuan, puja mantra Pemangku Sonteng di Gumi Delod Ceking relatif sama dan standar dengan genta.

Kembali ke batu-batu bertuah di antara Pura Geger dan Pura Ulawatu. Oleh karena bertuah, krama setempat menyucikan batu-batu itu dengan menghaturkan canang saat hari-hari tertentu (Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, dan hari Puja Wali di Pura yang dekat dengan Batu itu). Seperti di Batu Kembar, umat memohon tirta segara untuk Puja Wali di Pura Gunung Payung pada Purnama Sasih Kaulu.

Di Batu Makeprus, nelayan memancing ikan dengan waspada dan eling sambil menyepi kalau-kalau kail bertemu ikan. Swadharma sebagai bandega ‘nelayan’ adalah dharma pemujaan dengan kail dan umpan sebagai mantra untuk merayu ikan-ikan yang berkelana ke sana-ke mari di lubuk. Kearifan ini telah melahirkan peribahasa, lain lubuk lain ikan, lain padang lain belalang, sebagai bentuk pemuliaan kepada nelayan dan petani. Betapa indahnya.

Di Batu Mejan, orang-orang Desa Adat Kutuh tempo doeloe sebelum 1990-an menumpahkan harapan untuk bisa sekadar bertahan hidup mencari pakan ternak untuk sapi-sapinya sambil melaut. Melakukan dua pekerjaan sekaligus, bendega dan pengangon. Sambil menyelam minum air, sebuah kearifan Melayu berbasis agraris. Oleh karena di Batu Mejan, medannya terjal dan mesti menggunakan tangga, kehati-hatian menjadi keniscayaan. Keseimbangan dijaga sehingga bisa selamat dan tercapai tujuan.

Batu-batu bertuah di pesisir Desa Adat Kutuh adalah batu spirit yang pada awalnya tanpa pelinggih, belakangan dibuatkan Pelinggih seperti di Batu Cupit, Batu Medinding, dan Batu Pageh seiring dengan perubahan bentang ngampan karena dikelola dan dikomersialkan untuk kawasan pariwisata. Pelinggih-pelinggih itu menyimpan jejak historis yang perlu dimuliakan oleh generasi yang akan datang berdasarkan semangat trisemaya : Atita, wartamana, nagata. Oleh karena berbentuk pelinggih, maka pujawali pun digelar. Dari tiada menjadi ada. Sebelumnya disebut Pura Tankaton (Pura tak tampak) menjadi Pura Katon (Pura yang tampak maujud).

Begitulah batu-batu bertuah di Gumi Delod Ceking terutama yang berada di sepanjang pesisir dan tebing menyimpan pesan sebagai bentang alam yang menjadi benteng pertahanan moral spiritual sekaligus benteng pertahanan pangan berbasis maritim dan kini intens merayu turis berdatangan membawa dolar. Daya eksotis tebing-tebing itu perlu dijaga dan dirawat agar makin memikat, bukan ditebang sembarangan. Saatnya, berguru ke Ngampan Delod Ceking tentang ketangguhan dan kesungguhan mengolah manik astagina dalam diri. Karang awake tandurin. [T]

BACA artikel lain dari penulisNYOMAN TINGKAT

Antara Pura Gunung Payung dan Pura Batu Pageh
Pura Gunung Payung di Gumi Delod Ceking
Gumi Delod Ceking Sebagai Pusat Perguruan
Ibu Tapa dan Pura Penataran Kampial, Keistimewaan Lain dari Gumi Delod Ceking
Gumi Delod Ceking dan Dadu yang Terbalik
“Kupu-Kupu di Dalam Buku”
Tags: Gumi Delod CekingNusa DuaPura Uluwatu
Previous Post

Alexis de Tocqueville dan Tantangan Demokrasi: Mengapa Agama Sangat Penting bagi Masyarakat Demokratis?

Next Post

Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film

Tambal Sulam Ekranisasi Teks Lama ke Film

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

by I Wayan Yudana
May 24, 2025
0
Saatnya Pertanian Masuk Medsos

DI balik keindahan pariwisata Bali yang mendunia, tersimpan kegelisahan yang jarang terangkat ke permukaan. Bali krisis kader petani muda. Di...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co