BERWISATA kerap dikaitkan dengan satu destinasi yang favorit dan padat pengunjung. Pariwisata juga sering dihubungkan dengan hingar-bingar wisatawan di satu objek wisata atau biaya perjalanan yang perlu disiapkan dalam jumlah banyak.
Padahal, melakukan perjalanan wisata dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Anggaran untuk berwisata juga dapat diatur sedemikian rupa, mengikuti kemampuan wisatawan. Begitu pun destinasi wisata yang akan dituju dapat saja merupakan tempat yang belum begitu dikenal.
Salah satu pilihan berwisata adalah live in di pedesaan. Aktivitas ini merupakan wisata alternatif yang dilakukan wisatawan dengan cara tinggal menginap di sebuah pedesaan untuk jangka waktu satu hingga tiga hari. Suasana yang jauh dari kemacetan dan polusi kendaraan menjadi daya tariknya.
Awalnya, wisata live in dipilih dengan pertimbangan anggaran yang terbatas untuk mengunjungi dan tinggal di destinasi populer. Namun kini berwisata seperti ini mulai menjadi tren. Banyak pengelola wisata live in yang mulai menawarkan paket wisata menginap di pedesaan.
Pangsa pasar wisata live in memang tidak seramai wisata konvensional seperti pantai maupun taman rekreasi. Namun justru pariwisata jenis ini mampu menjaga kualitas lingkungan dengan pembatasan jumlah wisatawan.
Sasaran wisatawan live in juga sangat terbatas. Mengingat harga paket wisata yang relatif murah, wisata ini lebih banyak diminati oleh pelajar maupun mahasiswa. Dalam perkembangannya, wisata ini banyak diminati oleh kelompok milenial yang jenuh pada destinasi wisata populer.
Tujuan
Pengembangan wisata live in bertujuan agar wisatawan dapat mengenal lebih dekat kehidupan sosial budaya di pedesaan. Wisatawan dapat belajar seni dan budaya di pedesaaan, mengikuti kegiatan gotong royong, belajar menari di desa, dan aktivitas sosial budaya lain.
Pengalaman hidup di pedesaan dapat menjadi nilai lebih dari paket wisata live in. Wisatawan dapat melakukan pekerjaan domestik masyarakat setempat. Dengan tinggal di homestay atau rumah penduduk, wisatawan dapat memasak makanan tradisional yang biasa dilakukan masyarakat.
Wisatawan selama tinggal di pedesaan dapat berinteraksi dengan masyarakat setempat, melakukan kerja bakti, atau belajar bahasa daerah masyarakat setempat. Wisatawan benar-benar menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat desa.
Wisata live in cocok bagi keluarga atau masyarakat perkotaan. Udara yang sejuk di desa dan keterlibatan dalam kehidupan masyarakat adalah sesuatu yang sulit ditemukan di kota. Ragam aktivitas dapat dikemas dalam wisata ini, seperti menanam padi di sawah, berkebun, ke peternakan, atau memancing.
Pembatasan
Dibandingkan paket wisata lain, wisata live in tidak terlalu banyak memerlukan biaya. Lebih murah dibanding paket wisata konvensional lainnya. Itu karena wisata jenis ini tidak membutuhkan biro perjalanan dan hotel. Wisatawan dapat menginap di rumah-rumah penduduk.
Secara ekonomis, wisata live in juga memberi kontribusi secara langsung kepada masyarakat. Paket wisata ini akan dapat mendongkrak perekonomian di desa. Industri kecil dan kerajinan di desa dapat menjadi bagian dari wisata ini. Begitu juga kuliner khas tradisional, dapat menjadi daya tarik.
Meski demikian, wisata tinggal di pedesaan ini tetap perlu pembatasan. Membiarkan wisatawan mengunjungi pedesaan dalam jumlah banyak akan berdampak pada tekanan ekosistem di desa. Jangan hanya karena orientasi ekonomis, lingkungan di pedesaan menjadi rusak karena banyaknya wisatawan.
Pembasatan juga perlu dilakukan terhadap objek dan daya tarik wisata di pedesaan. Nilai jual sebuah wisata live in sesungguhnya bukan pada objek maupun wahana wisata yang ada di pedesaan, namun lebih pada kesejukan alam pedesaan, pemandangan alamnya, serta kehidupan sosial budayanya.
Bukan hanya pembatasan, kesiapan masyarakat setempat diperlukan pula dalam pengelolaan wisata tinggal di pedesaan ini. Akomodasi wisatawan; meskipun sederhana, namun tetap perlu memenuhi standar kenyamanan.
Tantangan pengembangan wisata live in selanjutnya adalah dalam hal pelayanan dan kebersihan lingkungan. Pelayanan memang tidak perlu terlalu berlebihan dan dibuat-buat, karena wisatawan justru menyukai kesahajaan dari masyarakat pedesaan.
Kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama antara wisatawan yang menginap dan masyarakat setempat. Jangan sampai alam pedesaan yang asri menjadi tempat pembuangan sampah dari kota yang tidak terkelola dengan baik.
Wisata tinggal di pedesaan dapat menjadi alternatif bagi wisatawan yang jenuh dengan destinasi perkotaan yang padat pengunjung. Novelis Kanada Lori Lansens mengatakan, matahari bersinar lebih cerah di pedesaan, membuat orang lebih sehat.[T]
BACA artikel lain dari penulisCHUSMERU