7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Seni Instalasi Karya Polenk Rediasa Dibuat Dari Tulang Tengkorak “Sapi Duwe” di Desa Tambakan-Buleleng

tatkalabytatkala
August 5, 2024
inPameran
Seni Instalasi Karya Polenk Rediasa Dibuat Dari Tulang Tengkorak “Sapi Duwe” di Desa Tambakan-Buleleng

Seni instalasi sapi duwe di Desa Tambakan, Buleleng

SELAIN memiliki tradisi unik sapi duwe,  Desa Tambakan di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, kini memiliki semacam monumen peringatan yang berdiri di tengah desa itu. Monumen itu, selain untuk menancapkan ingatan terhadap tradisi sapi duwe itu, sekaligus juga sebagai peringatan atas pentingnya pengelolaan dan pelestarian lingkungan di desa yang masih asri itu.

Monumen itu sesungguhnya adalah karya seni instalasi yang dibangun dengan materi dari tulang dan tengkorak sapi duwe yang masih disimpan oleh warga Desa Tambakan setelah bertahun-tahun mereka begitu setia menjalankan tradisi dan ritual sapi duwe.

Seni instalasi itu adalah proyek karya seniman rupa Polenk Rediasa yang memang lahir di Desa Tambakan. Polenk Rediasa bernama lengkap I Nyoman Rediasa adalah dosen seni rupa Undiksha Singaraja yang kualitas karya-karyanya tak perlu diragukan lagi, baik karya lukis maupuan karya seni instalasi.

Seni Instalasi Partisipatif Teo-Ekologis Sampi Duwe di Desa Tambakan, Buleleng, Bali | Foto: Ist

Karya seni instalasi yang secara lengkap disebut sebagai Seni Instalasi Partisipatif Teo-Ekologis Sampi Duwe itu mulai dipamerkan secara resmi, Selasa, 6 Agustus 2024, di jaba Pura Prajapati, Desa Tambakan.

Pameran ini adalah bagian dari ujian disertasi Rediasa untuk mendapatkan gelar doktor dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

“Proyek seni instalasi ini memang disertasi pada program doktoral ISI Denpasar, dan nantinya karya seni ini akan tetap berdiri di Desa Tambakan sebagai semacam monumen,” kata Polenk Rediasa.

Tradisi Sapi Duwe

Tradisi sapi duwe, atau tradisi bulu geles, di Desa Tambakan memang unik. Penjelasan sederhananya, warga desa punya tradisi untuk menghaturkan godel atau anak sapi, atau bulu geles, kepada dewa yang dipercaya memberi anugerah kepada warga desa itu.

Setelah diupacarai, bulu geles itu kemudian dilepasliarkan ke tengah hutan. Sapi itu dibiarkan berkeliaran di kebun dan hutan desa, bahkan berkeliaran hingga ke desa-desa lain di sekitar Desa Tambakan. Tak ada yang berani menangkap sapi itu.   

Tengkorak sapi duwe yang masih disimpan warga Desa Tamabakan | Foto: Ist

Setiap dua tahun sekali, tepatnya saat Purnama Kasa atau bulan purnama di bulan pertama penanggalan Bali, warga desa menggelar upacara.

Saat upacara itu, warga desa akan menangkap sapi liar itu di tengah hutan. Sapi yang ditangkap adalah sapi yang cukup umur, kira-kira bobotnya kisaran 400 hingga 800 kilogram. Sapi yang ditangkap sekitar 30 ekor.

Sapi itu dipotong dan dagingnya dijadikan sarana upacara, setelah itu dibagikan kepada warga.

Dari hasil pemotongan sapi sejak bertahun-tahun itu, tersisa kemudian tulang dan tengkorak sapi yang sebagian besar masih disimpan oleh warga. Nah, tulang dan tengkorak sapi itulah yang kemudian digunakan sebagai materi utama dari seni instalasi karya Polenk Rediasa ini.

Polenk Rediasa | Foto: Ist

Polenk Rediasa. Lahir di Tambakan, Buleleng, 18 Maret 1979. Bernama lengkap I Nyoman Rediasa, perupa dan dosen di Undiksha, Singaraja.

Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Denpasar, ISI Denpasar, dan pascasarjana Kajian Budaya, Universitas Udayana, Denpasar.

Ia menggelar pameran bersama dan tunggal sejak tahun 2004 di dalam dan luar negeri. Pameran tunggalnya, antara lain “Body Exploration” (National Gallery, Jakarta, 2008), “Installation Exhibition and Performance Art” (2007), “Body Study” (Popo Danes Gallery, 2005), “Signs” (Retro Resto and Gallery, Sanur, 2004).

Dia pernah mendapatkan penghargaan dalam Biennale Beijing tahun 2008. Karya-karyanya banyak dipakai Kompas sebagai ilustrasi cerpen.

Bukan Sekadar Karya Seni

Seni Instalasi Interaktif Sapi Duwe di Desa Tambakan merupakan karya seni rupa konseptual, yang menggunakan elemen utama sampah artistik pertinggal Sapi Duwe berupa tulang dan tengkorak.

“Tujuan dari penciptaan karya seni ini, untuk menggali makna Sapi Duwe dengan memuliakan sampah pertinggal sapi duwe—sebagai warisan budaya, yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan melalui visual instalasi interaktif,” kata Polenk Rediasa.

Proses penciptaan karya seni instalasi Sapi Duwe di Desa Tambakan | Foto: Ist

Melalui pendekatan eko-art, kata Polenk, seni instalasi ini mengungkapkan; apa dan ada apa di balik ritual. Membuka tafsir baru yang selama ini cenderung bermakna vertical common sense dan tak terbantahkan.

“Dengan karya seni instalasi membedah makna ritual yang yang dapat mencerna rasio,” ujarnya.

Adapun proses perwujudan seni instalasi interaktif di ruang publik Desa Tambkan ini, melibatkan banyak masyarakat desa sebagai pelaku seni dan pemberi makna terhadap seni itu sendiri.

Menurut Polenk, proyek bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan spiritualitas, serta menjadi model pelestarian lingkungan bagi desa-desa lainnya di Bali.

Sampah sampi duwe seperti tulang dan tengkorak, kata Polenk, menciptakan pengalaman visual yang memukau sekaligus menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya pelestarian alam dan spiritualitas masyarakat.

“Instalasi ini tidak hanya menawarkan pemandangan estetis, tetapi juga membawa makna filosofis yang menggugah kesadaran kolektif tentang hubungan harmonis antara manusia dan alam,” kata Polenk.

Proyek ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat Desa Tambakan sebagai pelaku seni, menghidupkan kembali kearifan lokal melalui proses kreatif yang didukung oleh teori seni rupa konseptual, eco art, sosial ekologi, dan hermeneutika.

Sapi duwe setelah ditangkap di hutan dalam sebuah upacara | Foto: Ist

Metode mungkah-munggah wali, yang digunakan dalam proyek ini, mengandung nilai-nilai teo-ekologis yang mendalam, di mana masyarakat tidak hanya melihat karya seni tetapi juga ikut terlibat dalam proses penciptaannya. Ini merupakan bentuk dedikasi dan persembahan masyarakat kepada alam, sebagai wujud syukur dan penghormatan.

Desa Tambakan, sebagai salah satu hulu Pulau Bali, menurut Polenk, memang memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan. Melalui proyek ini, diharapkan pelestarian dan penanaman pohon di Desa Tambakan akan menjadi sumber air yang berkelanjutan bagi desa-desa di hilir.

Menjaga dan memuliakan alam, desa ini bisa menjadi role model bagi desa-desa lain untuk menggali mitos dan kearifan lokal masing-masing, mengangkatnya sebagai bentuk penghormatan terhadap alam. Ini adalah implementasi dari konsep Tri Hita Karana yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.

Sampi duwe menjadi simbol sakral dalam instalasi ini, menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Pohon- pohon sakral dipilih sebagai tempat penginstalan, memperlihatkan keindahan alami sekaligus mengajak masyarakat untuk merenungkan dan mengubah perilaku serta pola pikir mereka terhadap lingkungan.

Instalasi ini tidak hanya berfungsi sebagai sebuah karya seni, tetapi juga sebagai alat edukatif yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.

Polenk berharap  seni instalasi ini menjadi alat edukatif dan mobilisasi sosial yang efektif, memperkuat identitas budaya dan mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem,.

“Melalui karya ini, kami ingin menunjukkan bahwa seni bisa menjadi media yang kuat untuk perubahan sosial dan pelestarian lingkungan,” ujar Polenk.

Proses penciptaan karya seni instalasi | Foto: Ist

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, memperkuat identitas budaya, dan mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.

Ini adalah bagian dari upaya jangka panjang untuk mengintegrasikan seni dan ekologi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, menciptakan kesadaran yang lebih dalam tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam. Memperkuat jaringan kerjasama antar komunitas seni dan lingkungan, serta mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam upaya pelestarian alam.

Dukungan dari lembaga seni, komunitas lokal, dan para pelaku lingkungan sangat penting untuk keberhasilan proyek ini. Keterlibatan mereka tidak hanya dalam bentuk dukungan moral, tetapi juga dalam partisipasi aktif selama proses penciptaan karya seni ini.

“Dukungan ini menunjukkan adanya kesadaran kolektif dan komitmen bersama untuk menjaga dan melestarikan alam serta budaya Bali,” kata Polenk.

Proyek ini juga berupaya untuk memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan nilai-nilai budaya lokal. Melalui berbagai kegiatan yang melibatkan anak-anak dan remaja, diharapkan mereka dapat tumbuh dengan kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan dan menghormati warisan budaya mereka. [T]

Sumber: Rilis dan berbagai sumber
Editor: Adnyana Ole

Tags: Desa TambakanISI DenpasarPameran Seni RupaPolenk RediasaSeni InstalasiSeni Rupa
Previous Post

Rason Wardjojo, Gitaris Cilik, dan Bagaimana Ia Mengenal Jazz

Next Post

Mengenal Pedesaan lewat Wisata “Live in”

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Mengenal Pedesaan lewat Wisata “Live in”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co