16 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Merayakan Jazz, Mencipta Kenangan, dan Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara

JaswantobyJaswanto
August 4, 2024
inPanggung
Merayakan Jazz, Mencipta Kenangan, dan Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara

Panggung Giri UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

SEPASANG turis berkulit pucat baru saja duduk di kursi plastik di depan Panggung Giri saat pembawa acara menyapa hadirin dan berbasa-basi dengan bertanya “Apakah Anda sekalian bahagia?” dan “Apakah Anda sekalian siap menyambut para penampil hari ini?”. Yang ditanya, dengan senang hati dan serempak menjawab, “Ya, tentu saja.”

Maka, suasana menjadi gegap-gempita saat Collective Harmony membuka hari kedua Sthala Ubud Village Jazz Festival (selanjutnya ditulis UVJF) 2024 dengan membawakan karya-karya klasik Louis Armstrong (alias Satchmo), penyanyi dan pemain terompet jazz Amerika Serikat yang legendaris, di Panggung Giri, Sabtu (3/8/2024) sore.

Nancy Ponto, Rachman Neider, Phil Antonio, Telly Yoesoef, dan Ras Gito, lima penyanyi yang tergabung dalam Collective Harmony itu, memaksa penonton untuk berdansa, menari, dan bersuka cita, melupakan segala derita dan tenggelam dalam karya-karya Armstrong (The King of Jazz)—penghibur Afrika-Amerika populer pertama yang berhasil menerobos “lintas ras” itu.

Collective Harmony mengajak pengunjung untuk berdansa dan menari di depan Panggung Giri | Foto: tatkala.co/Jaswanto

UVJF 2024 yang digelar di Sthala Hotel, Ubud, Gianyar, telah berakhir dengan meriah dan meninggalkan kesan mendalam bagi para pengunjung. Selama dua hari, UVJF tahun ini berhasil menarik sekira 3000 pengunjung dari berbagai belahan bumi yang menikmati penampilan dari grup musik jazz internasional dan lokal di tiga panggung: Giri, Padi, dan Subak.

Pada hari kedua ini—yang sekaligus hari penutupan festival—ada sembilan grup jazz yang menampilkan repertoarnya. Ialah Collective Harmony (Indonesia), FAWR (Indonesia), Eric Chong Trio With Sinuksma & Kanhaiya (Hong Kong-Indonesia), Simon Praticco Trio (Italia).

Lalu Claude Diallo Trio With Indra Gupta & Gustu Brahmanta (Swiss-Indonesia), New Centropezn Quartet (Rusia), Zagorski-Skowronki Project feat Kajetan Galas (Polandia), Uwe Plath Quartet (Jerman), dan Galaxy Bigband (Indonesia) membuat festival ini menjadi istimewa dan penuh warna—sebagaimana musik jazz itu sendiri.

FAWR tampil di Panggung Padi UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Semakin sore pengunjung tampak semakin ramai. Di Panggung Padi yang terletak di dekat pintu masuk, bersama senja yang mendaulat langit Lodtunduh, para pengunjung duduk dengan nyaman sambil mendengarkan komposisi musik yang dibawakan FAWR—komposisi yang terinspirasi dari berbagai genre, mulai dari R&B hingga jazz dan world music.

Repertoar yang dibawakan Nataniel Isachar Kaleb (gitar), Agil Nur Pambudi (bass), dan Grady Boanerges (drum)—trio FAWR itu, seperti memasukkan unsur improvisasi dan emosi ke dalam musik mereka. Musik-musik FAWR sore itu seolah terhubung dengan penonton secara global dan melampaui batasan budaya.

Marjan dari Belanda, seorang pengunjung setia UVJF, berbagi pengalamannya. “Ini yang kesembilan kalinya saya datang ke festival ini, dan saya sungguh-sungguh menikmatinya. Saya akan terus datang setiap tahun—sebab setiap tahun festival ini menghadirkan pengalaman yang berbeda.”

Musik jazz, dengan kekayaan makna, improviasai, dan interpretasinya, selalu bergantung pada persepsi, intelegensia, dan pengalaman pendengarnya. Jika dilihat dari sejarah kelahirannya, jazz mirip dengan keroncong di Indonesia—yang juga lahir dari jeritan hati rakyat jajahan kolonial Portugis.

Galaxy Bigband Jazz Orchestra di Panggung Giri UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Son

Pada awalnya sekira abad 20, musik jazz lahir untuk menyatakan sebuah sikap—untuk tidak mengatakan sebuah pemberontakan—dan dimainkan dengan alat musik apa-adanya. Namun, seiring zaman, jazz kerap kali dianggap musik borjuis dan elit, kendati demikian tetap mampu memperlihatkan kerumitan teknik yang membuatnya terbuka terhadap interpretasi bebas di tengah keteraturannya.

Jazz mencakup berbagai sub-genre, seperti Swing, Bebop, Ragtime, Smooth Jazz, Fusion Jazz, hingga yang paling kompleks, Free Jazz atau Avant-Garde Jazz. Dan UVJF memayungi semua genre tersebut. “Bukan hanya Free Jazz, tapi Just Jazz,” Yuri Mahatma, Co-founder UVJF, menegaskan.

Ubud Village Jazz Festival 2024 ditutup dengan penampilan Galaxy Bigband Jazz Orchestra, sebuah grup musik yang didirikan pada 1992 oleh warga Jepang di Jakarta. Ini grup dengan anggota terbanyak di UVJF tahun ini—dengan anggota sekitar 15 orang.

Malam itu, Galaxy Bigband membawakan repertoar ayunan klasik tradisional yang dipopulerkan oleh band-band ikonik seperti Caunt Basie dan Duke Ellington Orchestra serta melodi gaya Latin yang menawan—dan itu memang ciri khas mereka.

Tetapi, barangkali ini yang mengesankan. Sebelum mengakhiri penampilannya, dengan orkestra yang harmonis, mereka mengajak penonton—lokal dan asing—menari-bergoyang bersama mengikuti lagu “Kopi Dangdut” yang diaransemen dalam bentuk jazz. Selain mengejutkan, hal ini juga menciptakan suasana yang meriah dan penuh kegembiraan.

Dengan segala keindahan dan kelenturannya, sekaligus kerumitan tekniknya, jazz terus menjadi wadah ekspresi yang tak terbatas. Ubud Village Jazz Festival 2024 telah mencipta kenangan manis dan pengalaman berharga, yang barangkali tidak akan pernah dilupakan oleh para musisi jazz—yang berkesempatan tampil—dan pengunjungnya. “Sampai jumpa di Ubud Village Jazz Festival tahun depan,” ujar Yuri Mahatma menutup malam yang mengesankan itu.

Mendengar Rasa dalam Bahasa Suara

Berbicara musik jazz, dalam sebuah roman metropolitan berjudul Jazz, Parfum, dan Insiden (2017) yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma, terdapat sebuah kutipan yang menarik. “Jazz isn’t music. It’s language. Communication.” Kutipan tersebut disampaikan Enos Payne—musisi asal Brooklyn, New York.

Apa yang dikatakan Enos tentu saja bukan sekadar cuap-cuap kosong yang nyaring bunyinya. Coba buka lembaran sejarah musik jazz, maka Anda akan menemukan riwayat kemanusiaan orang Afrika-Amerika yang tertindas. Dan inilah yang membuat penulis F. Scott Fitzgerald menyatakan datangnya Abad Jazz pada tahun ‘20-an menjabarkan suatu sikap. Mengenai hal tersebut, Seno Gumira menulis…tentu Fitzgerald menyatakan pendapatnya dalam konteks pembebasan sebuah sub-kultur dari rasa rendah diri, yakni sub-kultur budak-budak hitam dari Amerika keturunan Afrika.

Jazz, bagi sastrawan penulis Sepotong Senja untuk Pacarku itu, seperti hiburan, tapi hiburan yang pahit, sendu, mengungkit-ungkit rasa duka. “Selalu ada luka dalam jazz, selalu ada keperihan. Seperti selalu lekat rintihan itu—rintihan dari ladang-ladang kapas maupun daerah lampu merah,” tulis Seno dalam Jazz, Parfum, dan Insiden.

Lagu “Berta, Berta” dalam album Branford Marsalis, I Heard You Twice The First Time, tulis Seno lagi, sebuah nyanyian bersama tanpa iringan instrumen, tanpa bermaksud menjadikannya suatu paduan suara yang canggih, diiringi suara rantai terseret.

Eric Chong with Sinuksma & Kanhaiya saat tampil di Panggung Subak UVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Jaswanto

“Itulah rantai yang mengikat pergelangan tangan dan kaki para budak—rantai perbudakan. Mereka tidak menjadi bebas karena menyanyi, tapi tak ada rantai yang mampu menghalangi mereka menyanyi. Itulah hakikat jazz: pembebasan jiwa,” lanjut Seno.

Tentu saja setiap jenis musik, bahkan setiap jenis kesenian bisa dinyatakan hakikatnya sebagai pembebasan jiwa. Namun, dalam jazz, kata pembebasan itu hadir secara konkret dalam suatu ruang yang bernama improvisasi. Ya, barangkali lebih tepat dikatakan hakikat jazz adalah improvisasi.

Di UVJF 2024 hari pertama, di Panggung Subak, Noé Clerc Trio—grup musik beraliran jazz asal Prancis—membawakan repertoar berjudul “Canson”.

Noé Clerc (akordeon), Clément Daldosso (kontrabas), dan Elie Martin-Charrière yang bertugas menjaga ritme permainan mereka bertiga dengan drum-nya itu, membuat mata pengunjung terpejam merasakan dan mengimajinasikan sesuatu—banyak hal—dalam Canson.

Mendengar Canson, kita dapat membayangkan rintihan para minstrel abad pertengahan di Prancis yang keliling membawakan lagu-lagu bermuatan kisah tempat-tempat yang jauh atau tentang peristiwa sejarah.

Noé Clerc saat membawakan repertoar “Canson” di Panggung Subak YVJF 2024 | Foto: tatkala.co/Jaswanto

Atau justru malah membayangkan sebuah tempat di mana penjajahan dan perbudakan masih berlaku. Atau, oh, cukup mendengarkan saja tanpa berpikir macam-macam seperti kata John Fordham: “Anda tidak usah tahu musiknya untuk memahami rasanya….”

Jika kita perhatikan betul suara instrumen Noé Clerc Trio  itu satu per satu, maka kita akan mendengar betapa akordeon dan harmonika Noé Clerc saling kejar-mengejar dengan double bass (kontrabas) Clément Daldosso dan drum-nya Elie Martin-Charrière.

“Dengarkanlah apa saja dalam jazz maka kita akan mendengarkan instrumen yang berdialog. Itulah beda jazz dengan jenis musik lain. Jazz adalah suatu percakapan akrab yang terjadi dengan seketika, spontan, dan tanpa rencana,” kata Seno.

Noé Clerc Trio seperti tidak ingin memainkan sebuah repertoar, tapi  ingin mengungkapkan kata hatinya. Tapi karena bahasa kata seolah tak pernah cukup mewakili kata hatinya itu, maka dengan terampil mereka menyampaikan kata hati itu lewat suara instrumennya—seperti kata Seno Gumira tentang musisi jazz pada umumnya.

Sampai di sini, karena begitu menyentuh suara-suara dalam Sthala Ubud Village Jazz Festival 2024, mengutip apa yang telah ditulis Seno Gumira, “Kita mendengar rasa, dalam bahasa suara.”[T]]

BACA artikel lain tentangUBUD VILLAGE JAZZ FESTIVAL

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Adnyana Ole

Sthala Ubud Village Jazz Festival 2024, Panggung Kebebasan Itu Telah Dibuka
Siap-siap, Ubud Village Jazz Festival 2024 Segera Dimulai
Ubud Village Jazz Festival: Seratus Persen Panggung untuk Musik Jazz
Tags: festival musik jazzSthala UbudUbud Village Jazz FestivalUVJF 2024
Previous Post

NABI MUHAMMAD & MAHARSI DIRGHATAMA

Next Post

Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Kendang Sunda dalam Flamenco dan Jazz: Indonesia dan Spanyol dalam Repertoar Adien Fazmail Quinteto di UVJF 2024

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Makan Apa Sih, Kok Masih Muda Bisa Asam Urat?

    by Gede Eka Subiarta
    May 16, 2025
    0
    Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

    BARU umur 30 tahunan, tetapi sudah mengalami asam urat yang parah, ada juga yang sudah gagal ginjal dan ada juga...

    Read more

    ‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

    by Hartanto
    May 15, 2025
    0
    ‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

    SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

    Read more

    Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

    by Gede Maha Putra
    May 15, 2025
    0
    Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

    SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

      Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

      May 16, 2025
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
        Kuliner

        45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

        SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

        by Komang Puja Savitri
        May 14, 2025
        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
        Khas

        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

        PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

        by I Nyoman Tingkat
        May 12, 2025
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

          Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

          May 15, 2025
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co