DALAM Dharma Pawayangan, disebutkan bahwa dalang adalah sosok yang memiliki tugas dan kewajiban mulia serta pengetahuan mendalam tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Tatwa Dalang Kanda Bhuwana, dengan pemahaman mendalam tentang “kandan awak daging jagat kandan jagat daging awak,” menghubungkan kesatuan antara alam semesta besar dan kecil. Esensi dari Dharma Pawayangan ini adalah landasan utama bagi kreativitas dalang.
Seorang dalang yang memahami Dharma Pawayangan tidak hanya memegang peranan sebagai pemain wayang, tetapi juga penjaga nilai-nilai spiritual dan moral. Tiga entitas mistik yaitu Sanghyang Guru Rekha, Sanghyang Saraswati, dan Sanghyang Kawi Swara yang dipuja dan diinternalisasikan oleh dalang, menjadi sumber inspirasi dan kekuatan dalam setiap aksi kreatifnya. Dalam setiap gerakan wayang dan dialog tokoh wayang, dalang menghidupkan ajaran-ajaran suci ini, menggabungkan aspek spiritual dengan seni pertunjukan.
Kreativitas dalang yang dipandu oleh Dharma Pawayangan tidak hanya terbatas pada teknik dan improvisasi, tetapi juga mencakup integrasi antara logika, kecerdasan, dan intuisi yang telah diolah melalui meditasi dan penyerapan energi semesta. Bayu, sabda, dan idep, yang merupakan energi penggerak, kehendak yang kuat, dan intuisi tajam, memungkinkan dalang untuk meresapi dan mengekspresikan getaran semesta melalui seni wayang.
Proses kreatif seorang dalang sejalan dengan prinsip-prinsip Dharma Pawayangan, di mana dalang tidak hanya menciptakan pertunjukan untuk hiburan, tetapi juga untuk menyampaikan kebenaran dan keindahan yang mendalam. Melalui penghayatan Dharma Pawayangan, dalang mampu membaca tanda-tanda alam dan jiwa zaman, mengadaptasi cerita wayang agar tetap relevan dan bermakna bagi penonton masa kini.
Dharma Pawayangan mengajarkan bahwa kreativitas dalang bukanlah semata-mata hasil dari latihan teknis, melainkan buah dari perjalanan spiritual yang mendalam. Seorang dalang yang sejati akan selalu mencari pencerahan dari Sanghyang Guru Rekha untuk kebijaksanaan, Sanghyang Saraswati untuk ilmu dan seni bicara, dan Sanghyang Kawi Swara untuk kekuatan suara dan penyampaiannya. Ketiga sifat ketuhanan ini diserap dalam diri dalang dan ditransformasikan menjadi karya seni yang memukau dan bermakna.
Dengan memahami dan menghayati Dharma Pawayangan, dalang tidak hanya menjadi seniman yang kreatif tetapi juga seorang guru yang menyampaikan nilai-nilai luhur melalui seni. Karya wayang yang dihasilkan menjadi cerminan dari kesatuan antara spiritualitas, kreativitas, dan pengetahuan mendalam tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Inilah yang membuat pertunjukan wayang tetap hidup dan relevan, membawa pesan-pesan moral dan spiritual yang abadi kepada setiap generasi.
Oleh karena itu, dalam konteks Dharma Pawayangan, kreativitas dalang adalah manifestasi dari integrasi antara pengetahuan spiritual dan artistik. Melalui perjalanan spiritual yang mendalam, dalang mampu menciptakan pertunjukan yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pencerahan dan kebijaksanaan kepada penontonnya, menjadikan wayang sebagai medium yang kaya akan makna dan keindahan. [T]
- BACA artikel lain dari penulisI GUSTI MADE DARMA PUTRA