Amboi, betapa manisnya, nona tersenyum manja
Amboi, betapa gembira, bahagia jadi wanita
Boleh bergaya bermacam rupa
Kini wanita bebas suaranya
Boleh bekerja, apapun bisa
Kini wanita bebas merdeka
SEBUAH pengantar epik dari lirik lagu “Jadi Wanita” yang dibawakan oleh NonaRia. NonaRia merupakan salah satu grup musik Indonesia yang konsisten membawakan lagu bergenre Jazz. Terkenal dengan tipikal musik klasik era jaman dulu menjadi ciri khas dari group musik ini. Lagu yang rilis pada tahun 2019 ini menyampaikan betul keadaan atau harapan perempuan di era sekarang.
17 Agustus senantiasa disambut dengan meriah oleh seluruh bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, penghargaan kepada setiap pahlawan diwujudkan dalam upacara kemerdekaan ini. Bersahutan para manusia mengagungkan kemerdekaan republik ini. Kemerdekaan yang faktanya belum mendarah daging bagi kaum yang disebut “perempuan”. Jika telah dikumandangkan lirik lagu di atas /Kini wanita bebas merdeka/, lantas apakah sebenarnya kemerdekaan itu?
Sebagaimana lirik /bahagia jadi wanita/ boleh bergaya bermacam rupa/ tentu sudah sangat betul dirasakan perempuan masa kini. Kebahagiaan menjadi perempuan tidak terkira lagi. Bersolek, bercakap di depan kaca menjadi bagian dari kebahagiaannya.
Meski demikian, kebolehan bergaya bermacam rupa itu masih terhalangi oleh stigma negatif masyarakat terhadap dirinya.
/Kini wanita bebas suaranya/ Boleh bekerja, apapun bisa/. Dari lirik ini sangat dibenarkan perempuan telah dianugerahi kebebasan dalam bersuara atau unjuk kebolehannya dan bekerja. Hal ini ialah salah satu hadiah dari para pahlawan perempuan.
Malahayati, membuktikan melalui perjuanganya bahwa perempuan tidak kalah hebat dalam memimpin pasukan disamping pernyataan itu ialah peran laki-laki. Martha Christina Tiahahu, perempuan cantik dengan mahkota rambut panjangnya tidak gentar berjuang dan setia mendampingi ayahnya dalam menghadapi musuh.
Dua tokoh tersebut hanya mewakili dari sekian banyak pahlawan perempuan yang merepresentasikan setiap diri perempuan. Belajar dari kisah-kisah ini ternyata perempuan memiliki hak yang sama dan tidak kalah pentingnya disamping peran laki-laki. Sama halnya dalam lagu “Jadi Wanita” bahwa perempuan kini –sepertinya- telah memiliki kemerdekaannya.
Kebahagiaan menjadi perempuan sudah selayaknya menjadi perayaan. Berada di tengah “kemerdekaan” bagi kaum perempuan, sayangnya tidak sepenuhnya demikian. Perempuan dengan kepiawaiannya menata rambut, mahkota kepala, pakaian, atau bahkan riasan masih tidak diindahkan oleh manusia lain.
Kebebasan perempuan dalam bersuara di atas mimbar nyatanya masih dianggap tidak cocok meski sudah tidak sehina dulu bagi laki-laki. Perempuan bahkan saking dengan bebasnya boleh bekerja hingga akhirnya merubah tulang rusuknya menjadi tulang punggung di rumah tangganya akibat persoalan ekonomi yang memaksa. Hal ini yang kemudian menjadikan kemerdekaan itu nampaknya seolah dibatasi atau terbatasi.
Lanjutan lirik lagu “Jadi Wanita” dari NonaRia ini sekiranya dapat menjawab makna kemerdekaan itu bagi perempuan seperti apa. Pada akhirnya pendefinisian kemerdekaan bagi kaum perempuan telah memasuki ambiguitas.
Boleh bergaya bermacam rupa
Kini wanita bebas suaranya
Boleh bekerja, apapun bisa
Kini wanita bebas merdeka (Katanya)
Kini wanita bebas merdeka (Katanya)
- BACA artikel lain dari penulisKARISMA NUR FITRIA