TIDAK seperti ajang kecantikan lainnya, audisi Wanita Muslimah Indonesia (WMI) 2024 tidak hanya memilih wanita karena cantik rupa, namun juga mengedepankan akhlak, kepribadian, keilmuan, wawasan pengetahuan tentang keislaman, fiqih, bacaan Al-Qur’an, dan bakat.
Audisi ini diikuti oleh wanita dari berbagai daerah di tanah air, baik remaja, ibu rumah tangga, maupun wanita karier. Terjaringlah 99 peserta dari beberapa perwakilan daerah, hingga akhirnya yang lolos sebagai finalis hanya 9 orang saja. Dengan penjurian yang sangat ketat, kesembilan wanita tersebut tidak pantang menyerah.
Tentu saja mereka semua dibekali dengan materi yang diberikan oleh para pakar di bidang agama, artis, psikologi, hingga tokoh seni dan budaya. Acara tersebut dibuka oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Drs. Ahmad Luthfi, SH., SSt., MK.
Irjen Pol. Luthfi memberikan sambutan sekaligus penyemangat bagi para finalis dan menyampaikan dukungan sepenuhnya pada organisasi Wanita Muslimah Indonesia. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ia yakin ke depannya WMI bisa menjadi organisasi besar yang dapat diterima di seluruh lapisan masyarakat.
Wanita Muslimah Indonesia (WMI) adalah sebuah komunitas yang didirikan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2020. WMI bertujuan memberikan wadah bagi muslimah untuk bersilaturahmi dan bersinergi menjadi sosok muslimah yang kreatif, inovatif, dan produktif. Organisasi ini juga berkomitmen dalam mendukung hijrah menuju kebaikan, memperkuat keimanan dan ketakwaan, serta meningkatkan wawasan dan rasa percaya diri.
Para Finalis Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia Tahun 2024 | Foto: Panitia
WMI mengadakan berbagai kegiatan di bidang keagamaan, kemanusiaan, sosial, budaya, pariwisata, pendidikan, kesehatan, wirausaha, industri kreatif, serta pemberdayaan wanita dan perlindungan anak-remaja. Organisasi ini juga menjalin kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri dengan mengedepankan kebersamaan dalam kesederhanaan.
Selain membentuk komunitas wanita muslimah di Indonesia yang aktif dalam berbagai kegiatan tersebut, WMI juga berfokus pada edukasi dan pelatihan, serta mendorong pemanfaatan teknologi informasi dalam mengembangkan usaha para wanita muslimah.
Selain itu, WMI berusaha mengangkat citra positif hijab dan merangkul individu yang sedang proses berhijab melalui sosialisasi hijab dan kegiatan positif yang berkaitan dengan Islam, wanita, dan hijab.
WMI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dan keberadaannya meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemenang Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia tahun ini diraih oleh Sophia Rebeca Albeck, perwakilan DKI Jakarta, sebagai Juara I. Runner-up I adalah Sri Rahayu, perwakilan dari Semarang, Jawa Tengah, dan Runner-up II adalah Emi Suy, perwakilan dari Jawa Timur.
Harapan I diraih oleh Arzetta Putri Budiyono, finalis dari Tegal, Jawa Tengah. Harapan II diraih Kelana Herurianti dan Harapan III diraih Yanti Susilowati, keduanya perwakilan dari Bandung, Jawa Barat.
Sedangkan penampilan terbaik diraih Budi Sulistyaningsih, perwakilan Surakarta, Jawa Tengah, serta Harshanti, perwakilan Depok, Jawa Barat.
Menurut Yvone Dahler, selaku ketua panitia, kegiatan ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang memang mau dan mampu berkompetisi secara murni, baik, dan benar, agar kegiatan ini mendapatkan wanita yang aktif, kreatif, inovatif, dan produktif serta bisa maju ke tingkat nasional.
“Dan menunjukkan pada publik bahwa wanita yang tidak lagi muda dan fisik yang sudah berbeda serta ibu rumah tangga, mereka juga berhak meraih prestasi,” lanjut Yvone.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Drs. Ahmad Luthfi, SH., SSt., MK, menyerahkan piala kepada Juara I Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia, Sophia Rebeca Albeck, perwakilan DKI Jakarta | Foto: Panitia
Ketua Yayasan Annida_99, dr. Aldena Cinka Nauratefida Putty MARS, yang sudah empat tahun berturut-turut mendukung kegiatan Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia menambahkan, melalui kegiatan ini WMI ingin membuktikan bahwa wanita berhijab mampu berprestasi dan berkarya di mana pun dan kapan saja.
Menurut Aldena Cinka, Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia merupakan agenda tahunan dari Organisasi Wanita Muslimah yang jelas dan berkualitas serta menyalurkan bakat-bakat para wanita muslimah di Indonesia sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.
“Selain itu, melalui ajang ini pula, perempuan-perempuan yang terlibat diharapkan mampu menjadi muslimah yang bisa memberikan manfaat bagi kaum perempuan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,” ungka Aldena Cinka dengan jelas dan gamblang.
Salah satu juri di kegiatan tersebut, Dr. dr. Dicky Yulius Pangkey, SH., MH., MARS., FISQua, sangat kagum dengan remaja dan bunda-bunda muslimah yang antusias mengikuti Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia—dan bahkan, dengan hampirnya 700 tamu undangan, kiprah WMI tidak bisa dianggap sebelah mata.
Kepada para finalis, artis sinetron Zora Vidyananta, yang saat itu hadir sebagai bintang tamu bersama dr. Aditya Surya Pratama, selebgram dan influencer, juga mengingatkan bahwa para finalis yang tampil sesungguhnya tidak lagi menjadi objek, tapi subjek.
“Semua finalis cantik-cantik. Selain itu, melalui ajang ini diharapkan mampu menjadi muslimah yang bisa memberikan manfaat bagi kaum wanita khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, serta menunjukkan potensi dirinya sehingga mampu memotivasi dan mengedukasi kita semua,” jelas keduanya.
Dr. Aliefety Putu Garnida, Cht., SST., SKM., M.Psi., MH.Kes., MARS., FISQua, selaku Ketua Umum sekaligus Founder Wanita Muslimah Indonesia, dalam wawancara pada puncak perayaan di Jakarta mengatakan bahwa WMI memiliki visi dan misi yang mulia.
“Kami memiliki kepedulian pada kemasyarakatan dan kepedulian terhadap kaum duafa yang berlandaskan agama Islam, serta mendukung segala kegiatan pemerintah dalam bentuk kegiatan kemanusiaan, keagamaan, sosial budaya, pariwisata, pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan industri kreatif serta pemberdayaan wanita,” terang perempuan yang akrab dengan panggilan Mami Lefie itu.
Pendiri sekaligus Ketua Umum WMI, Dr. Lefie M.Psi, M.H.Kes., MARS, FISQua menyerahkan penghargaan Citra Istakarya Nusantara | Foto: Panitia
Menurut Lefie, Wanita Muslimah Indonesia (WMI) ini dibentuk sebagai wadah silaturahmi bagi para wanita untuk menyumbangkan tenaga, pikiran, ide-ide kreatif, maupun materi, dalam rangka mempersatukan wanita muslimah serta mengangkat harkat dan martabat wanita melalui upaya kegiatan bermanfaat.
“Sebagai organisasi yang masih sangat awal hadir di tengah masyarakat, WMI dibentuk dengan cita-cita untuk menjadi tempat berkumpulnya para wanita dengan segala latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda-beda,” ujarnya.
Tak hanya itu, sambungnya, WMI juga terus berusaha untuk memberi sumbangsihnya, baik berupa tenaga, pikiran, maupun materi, dalam rangka melanjutkan dan mengisi semangat pemberdayaan wanita yang telah menjadi komitmen organisasi ini dengan penuh semangat, kuat, dan hebat.
“Wanita juga wajib menghargai budaya bangsa sendiri. Dan di sinilah bentuk dukungan Wanita Muslimah Indonesia pada pemerintah akan cinta pada budaya bangsa, bukan mencintai budaya negara asing. Dan sudah waktunya wanita muslimah Indonesia memiliki beauty pageant yang berkelas dan berkualitas,” katanya menutup pernyataan dengan percaya diri.
Muslimah merupakan komponen dalam keluarga sekaligus masyarakat yang berperan penting dalam membentuk generasi dan peradaban. Bagaimanapun, seorang muslimah adalah madrasah pertama bagi setiap lapisan generasi. Betapa pentingnya peran muslimah dalam kehidupan serta peradaban ini.
Peran muslimah yang demikian besar itu tidak serta-merta. Jika kita menginginkan mengulang sejarah dan mengukir kembali pribadi muslimah yang siap mendukung terwujudnya peradaban Islam yang gemilang, maka perempuan Islam harus menjadi muslimah yang berprestasi sehingga dapat ikut berkontribusi.
Muslimah yang memiliki ilmu dan wawasan yang luas akan mampu memberikan pengajaran, pendidikan, dan pembinaan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak. Seperti yang sudah disinggung di atas, setiap muslimah adalah madrasah atau tempat belajar yang pertama bagi setiap lapisan generasi.
WMI Foto bersama dengan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Drs. Ahmad Luthfi, SH., SSt., MK beserta jajarannya | Foto: Panitia
Kualitas generasi di masa yang akan datang akan banyak ditentukan oleh kualitas muslimah pada masa ini. Jadi, jika muslimah ingin melihat bagaimana gambaran generasi di masa yang akan datang, maka lihatlah kualitas muslimah pada saat ini.
Oleh karena itu, jadilah muslimah yang berprestasi. Namun, bukan prestasi yang dianut oleh kaum feminis ekstrem. Di sini muslimah berprestasi untuk berkontribusi membangun sebuah peradaban yang madani.
Berprestasi dan berkontribusi secara berkelanjutan sehingga dampaknya tidak hanya pada masa atau zaman kita, tetapi juga pada masa atau zaman generasi yang akan datang. Bahkan mungkin akan terus berkelanjutan dan berkesinambungan ke masa depan.
Dunia membutuhkan wanita yang kuat. Wanita yang akan mengangkat dan membangun pribadi orang, yang akan mampu mencintai dan saling mengasihi. Wanita yang hidup dengan berani, baik, lembut, dan tangguh.
Wanita dengan tekad yang kuat seperti kata Michelle Obama, “Kesuksesan bukan seberapa banyak uang yang kau hasilkan, tetapi tentang dampak yang kau berikan dalam kehidupan.”
Semoga kegiatan WMI ini terus berkelanjutan melalui program-program kerja yang memberikan inspirasi kepada muslimah Indonesia untuk terus meng-upgrade diri. Sehingga dapat meningkatkan peran positif wanita dalam segala lini kehidupan, baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun berbangsa dan bernegara.
WMI selalu di hati. Bahwa tugas wanita tidak melulu dapur, sumur, dan kasur, tapi di tangan wanitalah akan tercipta tunas-tunas bangsa generasi penerus yang berkualitas.[T]