Aku Isnan. Aku seorang bek. Jika Tuhan tak berkehendak lain, aku akan tetap jadi bek. Insyaallah.
ISNAN merasa ditakdirkan sebagai bek, untuk timnya maupun untuk keluarganya. Di lapangan ia bertahan bagi timnya. Di rumah ia menyediakan diri menjaga keluarganya.
Sayangnya, sebagaimana sepakbola, hidup tak selalu adil. Timnya berantakan, keluarganya kocar-kacir. Tapi apakah itu membuatnya gagal sebagai seorang bek?
Inilah pertanyaan yang menjadi inti Bek, sebuah novel karya Mahfud Ikhwan yang berawal sebagai sederetan cerita pendek yang dimuat di Kumparan PLUS antara Januari hingga November 2021.
Bek merupakan novel terbaru Mahfud setelah kumpulan esai kritik budaya populernya, Kepikiran Dangdut dan Hal-hal Pop Lainnya, rilis pada awal 2024.
Mahfud Ikhwan lahir pada 7 Mei, 1980 di Lamongan. Lulus dari jurusan Sastra Indonesia UGM tahun 2003. Novel perdananya Ulid terbit pada 2009. Novel kedua, Kambing dan Hujan (2015), memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta dan novel Terbaik Anugrah Sastra Badan Bahasa RI 2016.
Novel ketiga, Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu (2017) memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017, sedangkan sekuelnya Anwar Tohari Mencari Mati (2021), meraih Anugrah Sastra Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur.
Novel terbarunya Bek (2024) penerbit Diva Press, baru saja dirilis 10 Juni di Yogyakarta dan mendapat sambutan luar biasa.
Galerikertas Studiohanafi bekerja sama dengan Mahfud Ikhwan akan mengadakan sesi bedah buku dan diskusi Bek di ruang pamer Galerikertas pada Sabtu, 20 Juli 2024 mendatang pada pukul 15:30 WIB.
Sesi bedah buku dan diskusi Bek merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang diadakan oleh Galerikertas Studiohanafi selama Juli 2024, yang diawali oleh pembukaan pameran “suara .pada” oleh David Bakti pada 6 Juli.
Dilanjutkan sesi performance lecture “kucing menyimpan ikan asin di mulutnya” oleh Afrizal Malna pada 13 Juli, sesi bedah buku Bek pada 20 Juli, dan diakhiri oleh tur pameran dan lokakarya oleh David Bakti dan kurator Luqi Lukman pada 27 Juli.
Dalam sesi bedah buku, peneliti Esha Tegar Putra didapuk sebagai pembedah buku sekaligus moderator sesi ini. Selain itu, acara akan dibuka dengan penampilan Taman Sawangan Ukulele yang akan memainkan sejumlah lagu secara akustik sebelum sesi bedah buku dimulai. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis.[T][Rls]