29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hujan, Panggung Basah, Kain Penari dan Penabuh pun “Belus” Hingga ke “Bagian Dalam” – Cerita PKB 2024 dari Duta Tabanan

Julio SaputrabyJulio Saputra
July 17, 2024
inKhas
Hujan, Panggung Basah, Kain Penari dan Penabuh pun “Belus” Hingga ke “Bagian Dalam” – Cerita PKB 2024 dari Duta Tabanan

Penampilan Yayasan Lilanjani Kerta Bumi di PKB XLVI Tahun 2024. Foto: Tim Dokumentasi GKD Tabanan 2024.

PESTA Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 telah berakhir. Ada banyak momen dan kenangan manis yang terciptakan, juga berbagai cerita yang tak terlupakan.

Para seniman kembali ke kabupatennya masing-masing sambil mengurus Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Para penikmat seni mencari acara-acara lain agar mereka tetap bisa menikmati keindahan dan kekayaan budaya Bali.

Namun, di antara semua penampilan yang memukau, ada satu hal yang menarik untuk diceritakan, yakni tentang penampilan sekaa gong kebyar dari Yayasan Lilanjani Kerta Bumi, di atas panggung yang basah sehabis diguyur hujan seharian.

Yayasan Lilanjani Kerta Bumi, Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan tampil sebagai duta Kabupaten Tabanan pada Parade Gong Kebyar Dewasa.

Penampilan Yayasan Lilanjani Kerta Bumi di PKB XLVI Tahun 2024 di atas karpet yang masih basah | Foto: Tim Dokumentasi GKD Tabanan 2024

Mereka tampil pada 3 Juli 2024 pada pukul 19.00 WITA. Mereka tampil bersama alias mebarung dengan gong kebyar duta dari Kabupaten Jembrana, yakni Paguyuban Seniman Muda (PSM) Jembrana, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo.

Pada malam 3 Juli itu, di waktu mereka seharusnya sudah menabuh dan menari di Panggung Terbuka Ardha Chandra, Taman Budaya Provinsi Bali, hujan masih turun tipis-tipis dari atas langit.

Karena hujan, penampilan mereka harus ditunda untuk sementara waktu. Syukurlah, setelah kurang lebih sejam menanti, hujan benar-benar reda. Mereka pun akhirnya naik ke atas panggung dan menyajikan penampilan terbaik yang sudah mereka persiapkan.

Namun apa daya. Hujan memang sudah reda. Namun panggung masih basah. Tempat duduk penabuh juga masih basah. Namun, begitu penampilan mereka tetap memukau.

Usai pentas, muncul cerita-cerita menggelikan dari mereka. Tentu saja cerita tentang panggung yang basah, rasa kedinginan, dan lain-lain, tapi mereka harus tetap tampil sempurna. Ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi saat itu.

Itulah yang diceritakan oleh I Gede Putu Resky Gita Adi Pratista, S.Sn., M.Sn, komposer sekaligus pimpinan produksi pementasan dari Yayasan Lilanjani Kerta Bumi. Di hari mereka pentas, hujan yang turun sdari pagi menjadikan pangggung tempat pementasan menjadi seperti genangan air. Meskipun akhirnya hujan berhenti, tak langsung menjadikan panggung kering.

Para panitia dan stage crew sudah melakukan hal yang terbaik untuk menghilangkan genangan air, termasuk menguras air yang menyerap masuk ke dalam karpet merah yang menutupi keseluruhan panggung. Sayangnya, panggung tetap basah dan licin. Para penampil tidak punya pilihan lain selain tetap melanjutkan pementasan.

Panggung yang basah itu kemudian menghadirkan tantangan-tantangan baru, baik bagi penabuh dan penari. Panggung yang basah bukanlah panggung dengan kondisi ideal. Menabuh di atas panggung yang basah berdampak signifikan terhadap ketahanan fisik para penabuh. Ketahanan fisik benar-benar diuji malam itu.

Duduk bersila di atas panggung yang basah dan dingin bukan tidak mungkin membuat mereka menggigil. Air yang semula meresap di atas karpet seketika berpindah tempat, meresap ke dalam kostum, seperti kamen dan saput yang mereka kenakan saat itu. Bahkan, ada juga yang meresap sampai ke dalam-dalamnya, membuat bawahan atau pakaian dalam mereka terasa seperti terendam air.

Para penari mengangkat kamen yang basah saat pementasan tari kekebyaran “Raga Sidhi” | Foto: Tim Dokumentasi GKD Tabanan 2024

Usai pentas terdengar komentar bernada jenaka dari penabuh: “Sekaa gong butuh kembang!” Artinya, kelompok penabuh dengan (maaf) alat kelamin yang pucat.

Tentu saja komentar itu hanya guyonan. Namun, bisa dimaklumi, karena duduk di karpet yang basah, maka pakaian dalam mereka ikut basah, sehingga “barang berharga” mereka juga ikut kedinginan.   

Kondisi itu diakui membuat mereka merasa tidak nyaman, namun bagaimana pun mereka harus tetap menjaga fokus dan ritme permainan di atas panggung. Dalam kondisi seperti itu, mereka jadi rentan masuk angin, terlebih mereka tampil di panggung terbuka.

Kelelahan dan kedinginan bisa menurunkan kondisi fisik kapan saja. Tantangan-tantangan yang mereka hadapi di atas panggung itu  membuat fisik mereka harus bekerja lebih keras dibanding persiapan yang mereka jalani.

“Ditambah lagi intrumen yang dimainkan pasti terganggu kualitas bunyinya, karena memang tidak ada gamelan yang didesain untuk dimaikan saat turun hujan,” ujar Resky.

Menurutnya, para penari juga menghadapi tantangan yang sama. Selain daya tahan tubuh yang harus benar-benar dijaga dengan baik, mereka juga harus menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kondisi panggung yang basah. Meski sudah beralaskan karpet, tidak menuutp kemungkinan panggung tidak terasa licin. Mereka harus hati-hati dalam setiap gerakan agar tidak terpeleset atau terjatuh, namun tetap terlihat anggun dan eskresif.

Di samping itu, gerak mereka juga terganggu karena bobot kostum mereka bertambah berat akibat air yang menyerap ke dalam kain.

Hal tersebut terlihat jelas saat penampilan tari Kekebyaran “Raga Sidhi” dipentaskan. Terlihat jelas air meresap ke dalam area bawah kamen yang dikenakan oleh para penari, menjadikan area kamen yang basah berwarna lebih gelap dari warna aslinya.

Fragmentari “Jayaning Singasana” dari Yayasan lilanjani Kerta Bumi | Foto: Tim Dokumentasi GKD Tabanan 2024

Selain ketahanan fisik, ketahanan mental juga diuji malam itu. Panggung yang basah menciptakan kekhawatiran akan kemungkinan tergelincir atau jatuh terpleset. Setiap langkah harus diperhitungkan dengan cermat, dan setiap gerakan harus dilakukan dengan eskra hati-hati.

Begitu pula dengan para penabuh, ketahanan mental datang dari keharusan tetap berkonsentrasi penuh meskipun kondisi panggung tidak mendukung. Mereka harus menjaga irama dan harmoni, memastikan setiap tabuhan tetap presisi meski merasa kedinginan dan tidak nyaman. Mereka harus tetap tenang dan tidak membiarkan rasa lelah dan dingin membuyarkan fokus dan mengacaukan pementasan mereka.

Resky menceritakan, selama masa persiapan untuk Pesta Kesenian Bali XLVI Tahun 2024, para penabuh dan penari dari Yayasan Lilanjani Kerta Bumi menjalani latihan intensif untuk memastikan setiap gerakan dan tabuhan gamelan mereka sempurna. Namun satu hal yang tidak pernah mereka persiapkan adalah kemungkinan harus tampil di atas panggung yang basah akibat hujan.

Meskipun mereka telah berlatih keras berminggu-minggu dan berbulan-bulan, cuaca yang tak terduga memberikan tantangan tambahan yang benar-benar menguji penampilan mereka.

“Dan selama latihan, tidak ada proses mempersiapkan diri untuk tim ketika cuaca hujan. Jadi mreka dituntut untuk tetap tampil maksimal, sesuai persiapan karya, walau ada agenda tambahan yang tidak terduga, yakni genangan air,” kata Resky.

Meskipun tantangan genangan air dan panggung yang basah tidak pernah ada dalam skenario latihan mereka, para seniman muda dari Yayasan Lilanjani Kerta Bumi tersebut mampu tampil dengan sangat memukau. Mereka menunjukan bahwa persiapan yang matang dan semangat yang tinggi mampu mengatasi rintangan dan tantangan yang mereka hadapi.

Mereka tampil dengan maksimal meski ada faktor tambahan yang tak terduga, tidak serta merta membuat mereka gentar.

Para seniman dari Yayasan Lilanjani Kerta Bumi, Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, adalah salah satu contoh seniman Bali yang memiliki dedikasi dan semangat yang tinggi dalam berkesenian. Mereka memberikan penampilan yang tetap indah dan mengesankan di tengah kondisi yang tak terduga.

Fragmentari “Jayaning Singasana” dari Yayasan lilanjani Kerta Bumi | Foto: Tim Dokumentasi GKD Tabanan 2024

Secara keseluruhan pementasan Gong Kebyar Dewasa Yayasan Lilanjani Kerta Bumi berjalan dengan lancar. Barangkali penonton tidak tahu apa-apa saja yang mereka hadapi di atas panggung, termasuk menghadapi basahnya pakaian dalam mereka. Mereka tampil dengan sangat mengagumkan.

Seniman-seniman muda dari Tabanan itu menampilkan tabuh kreasi pepanggulan bertajuk “Sunar Genjong”, lalu tabuh kreasi kekebyaran dengan judul “Raga Sidhi” dan terakhir menampilkan Fragmentari “Jayaning Singasana” yang mengundang tepuk tangan meriah dari ribuan penonton.

Tabuh “Sunar Genjong” terdengar menarik karena dibuat untuk membaca dan memaknai kembali proses kreatif yang ada dalam dunia musik tradisional Bali, khususnya dalam memainkan intrumen gamelan, sekaligus menjadi penghormatan bagi setiap insan kreatif yang terus menerangi langkah dan melanjutkan kreativitas pada gamelan Bali, dari dulu hingga sekarang.

Fragmentari “Jayaning Singasana” dari Yayasan lilanjani Kerta Bumi | Foto: Tim Dokumentasi GKD Tabanan 2024

Sementara itu, Tari Kreasi Kekebyaran “Raga Sidhi” sukse menyajikan sisi feminin dan maskulin dalam tari Bali, pun mempresentasikan kemerdekaan dalam berkesenian. Para penari juga meminjam elemen-elemen tari yang diciptakan oleh I Ketut Marya dengan laku jongkoknya yang sangat fenomenal.

Fragmentari “Jayaning Singasana” juga tak kalah memikat. Mereka menyajikan sebuah karya yang menggambarkan sejarah tentang Sri Sri Magada Nata yang mimindahkan pusat pemerintahan dari Puri Pucangan ke wilayah Tabanan. Puri yang baru itu kemudian diberi nama Puri Agung Tabanan dengan kotanya yang disebut Kota Singasana. [T]

Reporter: Julio Saputra
Penulis: Julio Saputra
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel tentangGONG KEBYARdan artikel lain dari penulisJULIO SAPUTRA

Gong Kebyar Dewasa dari Yayasan Lilanjani Kerta Bumi, Tabanan, Sajikan Sunar Genjong, Raga Sidhi, dan Jayaning Singasana di PKB 2024
“Wayah” : Menyelami Kedalaman Makna dan Ekspresi dalam Seni Baleganjur Duta Kabupaten Badung 2024
Tembakan Teatrikal dan Musik yang Beda dari “Raja Buduh” – Catatan Baleganjur Duta Jembrana di PKB 2024
Tags: gong kebyargong kebyar dewasaPesta Kesenian BaliPesta Kesenian Bali 2024tabanan
Previous Post

Bolehkah Menggunakan Bunga Palsu Untuk Membuat Banten? – Pertanyaan Mahasiswa Masa Kini

Next Post

Menengok Tradisi Munjung ke Setra, “Piknik” di Kuburan ala Orang Buleleng saat Hari Pagerwesi

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post
Menengok Tradisi Munjung ke Setra, “Piknik” di Kuburan ala Orang Buleleng saat Hari Pagerwesi

Menengok Tradisi Munjung ke Setra, “Piknik” di Kuburan ala Orang Buleleng saat Hari Pagerwesi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co