MENUNGGU MARIA
Rindu dari dada Maria membentang di laut itu.
Laut seribu serdadu.
Barangkali akan berujung di rumah Banda ini.
Melewati pintu-pintu perang.
Membawa berita revolusi
dari kapal Netherlands.
Bung Kecil menunggu di anak tangga.
Teras yang dingin dan terbuka.
Menunggu sahabat lama mengatur pertemuan.
Di luar jadwal menjadi batu.
22.19
SEIN UND ZEIT
: Elfride Petri
Denganmu, Elfride, aku bisa mendengar nyanyian batu
Yang hidup di lembah Rhein
Seperti masa tua itu, menghapus hari pada jam kukuk
Kita tak terasing, tidak juga menjadi apa-apa
Waktu tersepai di bawah daun-daun pinus
Mungkin akan jatuh di kepala kita, perintah kata
Yang pernah didengar orang Yahudi
Saat masih berada di luar sana
Sedang kita duduk di sini, Elfride, di kedalaman Todtnauberg
Melihat burung-burung menyelami kabut
01.56
SHELL SHOCK
Bayanganmu barangkali tertinggal di Verdun
Saat hujan peluru, saat sel artileri jadi hewan pemburu
Mengerat batas parit dan foto para kekasih
Ke mana ingatanmu pulang sesudah perang, sayangku?
Tempat tubuhku kau kenang sebagai garis pagi
Yang rajin mengukur hari sampai kau tiba di ranjang ini
Kau panggil lagi segala yang pergi, selain aku
Dengan suara dari baris depan, baris paling pertama
Yang dihapus dari pertahanan dan sejarah pemenang
22.30
BINTANG-BINTANG YANG DIHITUNG SEUSAI PERANG
:Dedy Ahmad Hermansyah
Kita adalah bintang-bintang yang dihitung seusai perang
Di antara serbuk udara basah dan sunyi mata Gandhi
Yang telah membuka dada keras orang-orang Britania
Ketika musim dingin melangkah di tanah gembur revolusi
Ketika tiga peluru melipat kelir waktu
Kita terlepas
Menutup kronik perdamaian
Dengan jantung yang bergetar pelan
23.46
TIDUR PANJANG DI MAUSOLEUM
Perubahan harus dimenangkan dengan senjata
Dengan sungai Lena yang melahirkan nama pemimpin Bolshevik
Dengan tanah beku yang memantulkan langit merah
Dengan lentik api yang menyala dari Iskra
Dalam tidur panjang di mausoleum
Kita bisa mencium bau roti perdamaian
16.39
SUNGAI BIEDERITZ
Di negeri panzer, anakku
Setiap pria dilahirkan untuk berperang
Untuk mati sebagai lajang
Mata ibumu, anakku
Gemericik air yang menggetarkan kelopak perdamaian
Tempat hari-hari menyusut dan tak berarti lagi
13.08
- BACApuisi-puisilain di tatkala.co