29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Jelajah Sungai dalam Sastra dan Sarira

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
May 21, 2024
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

PEMBICARAAN mengenai air tak akan pernah usai. Sama seperti keberadaan air di dunia ini sebagai bagian dari unsur alam yang tak akan pernah habis. Meskipun demikian, belum ada yang menjamin kuantitas air akan sama di setiap daerah, pun tak ada yang dapat memastikan kualitas air akan sama di setiap zaman.

Yang pasti, air memiliki dwirupa. Dalam wujud tenang ‘shanta rupa’, air adalah kebutuhan pokok manusia untuk menghilangkan dahaga tubuh dan membasuh ruh dari segala kekotoran. Sementara air dalam wujud menakutkan ‘ugra rupa’ dapat meluluhlantahkan tatanan fisik maupun mengacaukan kehidupan sosial manusia.

Masih segar dalam ingatan, di penghujung tahun 2018 hanya dalam satu hari hujan, banyak wilayah di Bali yang banjir dan longsor di bilangan wilayah Gianyar memakan korban satu keluarga. Tidak hanya itu, gempa bumi di Sulawesi yang memicu Tsunami memakan ribuan korban. Termasuk pula erupsi Gunung Krakatau yang menyebabkan Tsunami di wilayah Selat Sunda meluluhlantahkan wilayah pesisir Selat Sunda.

Citra keganasan air dalam realitas di atas mengingatkan kita pada kisah Yadhu Parwa dalam kesusastraan Jawa Kuno. Dalam karya sastra itu, seluruh wangsa Yadhu tenggelam akibat kutukan Dewi Gandari atas kematian seluruh anaknya ketika perang Bharata Yuddha terjadi. Gandari, seorang ibu yang menyaksikan kepedihan atas kematian seratus putranya tidak merealisasikan sumpahnya secara langsung. Air lautlah yang mengeksekusi sumpah Gandari untuk membinasakan seluruh keturunan Krisna.

Dalam fragmen kisah ini, air seolah-olah tunduk dengan sumpah seorang ibu yang kehilangan belahan hatinya. Apa yang terjadi jika ibu para ikan kehilangan tempat hidup untuk anak-anaknya tatkala manusia membuang sampah sembarangan, termasuk mencemari air dengan berbagai bahan kimia? Jangan tanyakan kepada manusia! Sebab alasan pembenaran atas sikapnya bisa lebih banyak dari taburan bintang di malam kelam.

Apabila bertanya pada sastra, gagasan ideal manusia tentang airlah yang akan didapatkan. Ada sejumlah sastra yang membahas air dalam dalam konteks amerta seperti Adi Parwa, Dewa Ruci, dan Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul. Berdasarkan beberapa pustaka tersebut, air sebagai amerta berpusat di laut dan gunung.

Tidak banyak karya sastra yang membahas tentang sungai sebagai penghubung antara mata air di pegunungan dengan laut. Padahal posisinya sebagai perantara menjadi sangat penting. Tanpa sungai, tujuan mata air untuk bersatu dengan samudra luas tak akan tercapai. Sama seperti manusia yang mengidealkan pembebasan akhir ‘moksa’ tanpa melalui proses pergulatan terhadap suka-duka kehidupan. Dari suka-duka kehidupan yang menjajah manusia sejak awal membuka mata sampai akhir tak bisa membuka mata itulah pembebasan final menjadi istimewa.

Lalu apakah pandangan sastra tentang sungai? Dari sejumlah karya sastra yang sempat diperiksa, teks Tantu Panggelaran memberikan refleksi yang menarik tentang sungai. Dikisahkan keadaan Pulau Jawa dalam keadaan tidak stabil karena belum adanya manusia dan gunung sebagai tiang pancang pulau itu. Menyadari hal itu, Batara Brahma dan Wisnu diutus ke dunia untuk menciptakan manusia pertama.

Manusia tersebut lalu diajari langsung oleh para dewa berbagai keterampilan seperti Dewa Wisnu mengajarkan ilmu kepemimpinan, Sang Hyang Citrakara mengajarkan kesenian, Bhagawan Wiswakarma mengajarkan ilmu tata ruang dan arsitektur, dan yang lainnya. Meski manusia telah memiliki berbagai keterampilan untuk menghadapi hidup, keadaan pulau itu masih tetap tidak tenang. Maka dari yoga Shiwa, diketahui tidak ada jalan lain keculai mengutus para Dewa untuk memotong Gunung Mahameru untuk dipindahkan ke Jawa Dwipa sekaligus memutarnya untuk menghasilkan amerta.

Proses pemutaran Gunung Mahameru ternyata menyebabkan para dewa lelah dan haus. Pada saat yang bersamaan, ada air Kalakuta yang muncul dari Gunung Mahameru. Para Dewa yang tidak mengetahui bahwa air itu mengandung racun seketika mati setelah meneguk air Kalakuta. Mengetahui hal tersebut, Batara Parameswara meminum air itu sehingga leher beliau menjadi berwarna hitam.

Sejak saat itulah beliau juga bergelar Nilakanta. Walaupun lehernya berwarna hitam, Batara Parameswara dengan kesaktiannya berhasil mengubah tirta Kalakuta menjadi tatwa amreta siwamba (air kehidupan yang suci). Amreta itu menghidupkan kembali para dewata dan dengan susah payah gunung Mahameru berhasil dipindahkan.

Ketika pemindahan Gunung Mahameru dari jagat Jambu Dwipa, ada seorang brahmana bernama Dang Hyang Têkên Wuwung yang ikut pindah ke Pulau Jawa. Ketika ia beristirahat di sebuah hulu sungai di wilayah Sukayadnya, Batara Iswara memberikan teguran kepada sang Brahmana agar tidak meraup air di bagian hulu yang dapat mengotori aliran sungai di hilir.

Brahmana itu tidak menghiraukan teguran Batara Iswara, bahkan terus mengobok-obok hulu air dan membuang berak, serta sisa makanannya di hulu air sungai itu. Batara Iswara sangat murka mengetahui hal ini, maka aliran air yang telah kotor dengan berak dan sisa makanan itu diperintahkan agar membanjiri pertapaan Sang Teken Wuwung. Mengetahui kenyataan itu, Sang Teken Wuwung menghadap Iswara untuk memohon pengampunan, seraya meminta agar diwisuda lagi menjadi wiku. Sejak saat itulah sang Teken Wuwung bergelar Mpu Siddha Yogi.

Menyimak fragmen teks Tantu Panggelaran, tampak ada pesan penting untuk menjaga kebersihan dan kesucian sungai. Sungai sejatinya sama dengan nadi apabila dianalogikan ke dalam tubuh manusia. Melalui nadilah sari-sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh, maka melalui sungai pula sari-sari kehidupan mengalir dan menghidupi kehidupan. Para penekun dunia tantris yang suntuk meneliti sarira untuk pembebasan jiwa bahkan menemukan “danau di pusat langit” tubuh.

Yang dimaksud dengan danau adalah cairan otak, sedangkan pusat langit adalah rongga kepala. Di ‘danau otak’ itu konon ada teratai putih tempat bersemayamnya Shiwa sebagai pusat kesadaran. Dari danau itu pula mengalir sungai-sungai ke tujuh lubang yaitu dua lubang mata, dua lubang hidung, dua lubang telinga dan lubang mulut.

Lebih lanjut sungai-sungai yang ada di dalam tubuh manusia dalam pustaka Jnyāna Siddhanta disebut dengan Sang Hyang Tirta. Kesucian sungai Narmada sama dengan pikiran (manah), bening sungai Sindu sama dengan budi (buddhi), jernih sungai Gangga sama dengan air pada pangkal tenggorokan, sungai Saraswati sama dengan air pada lidah, sungai Airawati sama dengan air pada hidung, sungai yang mengaliri air pada mata sama dengan Nadisresta, dan air sungai yang mengalir pada telinga sama dengan Siwapresta.

Dari uraian pustaka tersebut, setiap manusia sesungguhnya membawa tujuh sungai di dalam dirinya. Dengan menyadari sungai yang ada di dalam dan luar diri, menjaga kebersihan sungai sekaligus kesuciannya bagi masyarakat Bali yang diklaim sejumlah peneliti sebagai penganut Agama Tirta adalah mutlak dan suatu keharusan.

Oleh sebab itu, tidak ada lagi kesan bahwa masyarakat Bali hanya menyucikan sumber air yang terletak di gunung dan sumber air yang berada di laut. Sungai sebagai penghubung keduanya berdasarkan pembacaan terhadap teks Tantu Panggelaran juga sudah semestinya selalu dijaga kebersihan dan kesuciannya.

Berkaca dari warisan tekstual tersebut maka sudah sepatutnya sungai-sungai Bali saat ini direvitalisasi seperti langkah yang dilakukan pemerintah Kota Denpasar. Landasan kultural untuk menjaga, merawat, dan memberdayakan sungai untuk kesejahteraan sosial seperti tempat pembangunan kawasan wisata baru sudah sangat jelas.

Oleh sebab itu, revitalisasi sungai seperti Tukad Badung, Tukad Bindu, dan Tukad Lumintang menjadi terobosan yang semestinya menginspirasi revitalisasi tukad-tukad lainnya di Bali! Sambil merawat air dan mengharapkan ruwatan darinya, ada pertanyaan yang masih mengganjal, kenapa ikan tidak meninggalkan jejak ketika berenang? [T]

  • BACA artikel lain dari penulisPUTU EKA GUNA YASA
Hutang Budi kepada Petani: Kesaksian Sastra Kawi dan Bali
“Nglebur Basa Gegawan”: Strategi Adaptasi Diri Seorang Ida Padanda Made Sidemen
World Water Forum dan Riwayat Air Bali Kini
Tags: airPutu Eka Guna Yasasastra
Previous Post

Menimbang Dana Abadi Pariwisata

Next Post

Simposium Hiu dan Pari: Butuh Ide Segar Untuk Konservasi Spesies Terancam Punah

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Simposium Hiu dan Pari: Butuh Ide Segar Untuk Konservasi Spesies Terancam Punah

Simposium Hiu dan Pari: Butuh Ide Segar Untuk Konservasi Spesies Terancam Punah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co