LIMA hari yang lalu, setiap sore menjelang berbuka puasa, banyak anak sekolah berlatih silat di kantor PC Nahdlatul Ulama (NU) Buleleng. Mereka memukuli samsak, berduel, dan sesekali olahraga—berlari-lari.
Hal tersebut membuat saya penasaran dan bertanya, “Mengapa mereka memukuli samsak dengan begitu keras? Bencikah mereka pada samsak?”
“Itu persiapan untuk lomba silat antarpelajar,” jawab salah seorang teman. “Untuk beberapa hari ini mereka menginap dan latihan di sini,” sambungnya.
Itu jawaban yang tak pernah saya pikirkan. Ternyata, siswa-siswi tersebut rupanya adalah atlet—lebih tepatnya atlet silat Pagar Nusa yang akan bertanding di Cabang Olahraga Silat Pekan Olahraga Antar Pelajar (Porjar) 2024.
Porjar diadakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Buleleng. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari, dari tanggal 23-27 Maret 2024 di Gor Bhuana Patra Singaraja.
Latihan bersama atlet Pagar Nusa di Kantor PCNU Buleleng | Foto: Dowi
Ada banyak perguruan silat yang ikut serta di dalamnya, seperti Bakti Negara, Perisai Diri, Kompas, Satria Muda Indonesia, PSHT, Pagar Nusa, dan masih banyak lagi lainnya.
Meski sedang dalam suasana Ramadan, tampaknya para atlet silat Pagar Nusa (PN)—yang berlatih setiap sore di PCNU Buleleng itu—tidak menganggap waktu berpuasa sebagai halangan, rintangan, apalagi duri tajam. Hal tersebut terlihat dari semangatnya saat latihan di sore hari dan malam hari. Hingga saya tertarik menontonnya setiap malam di sana waktu itu.
“Pagar Nusa Buleleng mengikuti kejuaraan Porjar Tingkat Kabupaten. Puasa tidak menjadi halangan bagi ttlet kami,” kata Imam Hasyim Asy’ari, pelatih silat Pagar Nusa Buleleng, Kamis (28/3/2024).
Dalam Porjar 2024, PN Buleleng mengirim 14 atlet yang diambil dari siswa-siswi MAN Buleleng, MTsN 1 Buleleng, MIN 4 Buleleng, MTs Nurul Iman Pengulon, dan MI As-Syafi’iyah Pemuteran.
“Empat belas orang yang kami kirim untuk mengikuti kejuaraan ini, empat di antaranya mendapat juara. Juara 2 Kelas A Putri SMA/SMK/MA, Juara 3 Kelas D Putri SMP/MTs, Juara 3 Kelas A Putri, dan Juara 3 Kelas F Putra Tingkat SD/MI,” ujar Hasyim.
Membentuk Nyali Pendekar
Tentu. Walaupun lebih banyak yang tidak lolos, tapi tiga atlet putri yang berhasil menyabet juara itu, cukup menjelaskan bagaimana Pagar Nusa Buleleng telah serius menyiapkan generasi perempuan yang tangguh, hebat, dan berdedikasi. Lebih-lebih dalam kondisi sedang berpuasa. Itu sudah menujukan bahwa perempuan bukan “makhluk lemah” dan “bulan puasa” tidak ada hubungannya dengan kelemahan seseorang.
“Fisik orang puasa dengan yang enggak puasa tuh beda. Kepala pusing, bingung, mau pakai teknik apa, sementara di lain sisi juga memikirkan berbuka. Tapi, semenjak saya mengkikuti silat dan berlomba di Porjar kemarin, saya merasa lebih tangguh dari sebelumnya,” tutur Carrisa Putri Ramadhani,15, salah satu atlet Pagar Nusa Buleleng.
Atlet Pagar Nusa Buleleng | Foto: Dok. PN Buleleng
Putri mengatakan, tidak hanya laki-laki saja yang memiliki kekuatan dan keberanian. “Tetapi itu juga ada pada perempuan—dan bahkan bisa jadi lebih,” katanya lagi penuh bangga.
Sebagai pelatih, tampaknya Imam Hasyim Asy’ari tahu betul dengan kondisi atletnya. Hingga ia mesti bekerja keras dalam mendidik dan melatih mereka sebagai petarung walaupun dalam kondisi berpuasa.
Setidaknya ada dua hal yang dilakukan Hasyim dalam mempersiapkan atlet. Pertama, membuat program latihan fisik dan teknik yang keras. “Ini membutuhkan pengorbanan besar, disiplin tinggi, dari adik-adik atlet dan jajaran pelatih juga manajer dalam berlatih,” katanya.
Kedua, setelah fisik dan teknik matang, Hasyim kemudian membentuk karakter percaya diri atlet agar bisa mengeluarkan kemampuan maksimal dalam bertanding.
Hasyim mengaku telah menempa para jagoannya itu selama 3 bulan. Walaupun tidak banyak yang lolos, tapi tahun ini, baginya, merupakan satu pembelajaran berharga. Karena sedikitnya telah membentuk mental para atlet tersebut dalam ajang kompetisi yang cukup bergegsi itu.
Sehingga, ia berharap, di tahun depan anak-anak asuhnya bisa berlatih lebih maksimal lagi agar bisa meningkatkan prestasi dan bisa mengharumkan nama perguruan pencak silat NU, Pagar Nusa, di kancah kabupaten, provinsi, maupun nasional.
“Kami akan mengevaluasi hasil kejuaraan kemarin dan memperbaiki kelemahan atlet yang gugur dengan meningkatkan latihan,” ujar Hasyim percaya diri.
Tak hanya itu, selain akan mengadakan program latihan dengan porsi tinggi, Hasyim juga berencana mengadakan latihan gabungan (latgab) dengan perguruan lain untuk membentuk mental juara kepada anak didiknya.[T]
Reporter: Sonhaji Abdullah
Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Jaswanto