12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit”: Ini Benar Film, Bukan Bondres di Layar Lebar

Made AdnyanabyMade Adnyana
January 13, 2024
inUlas Film
“Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit”: Ini Benar Film, Bukan Bondres di Layar Lebar

Sengap, Tompel dan Sokir, bintang film “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” | Foto: Ist

SESUNGGUHNYA dunia perfilman di Bali sangat potensial dan berpeluang maju. Kalimat ini muncul sejak lama, ketika geliat berkarya para sineas dari Bali makin terlihat, terutama melalui ajang kompetisi atau festival film dokumenter, film pendek dan sejenisnya. Terlebih kemudian kemajuan teknologi turut mempermudah beberapa aspek penggarapan, apalagi juga dilengkapi dengan munculnya potensi pekerja kreatif dari kampus-kampus yang memiliki mata kuliah bahkan program studi sinematografi.

Lalu apakah perfilman Bali terhenti sampai hanya pada potensi dengan segala pendukungnya saja, tanpa karya nyata? Di luar film pendek dan film dokumenter yang diproduksi dan diputar dalam ajang khusus secara terbatas, produksi film Bali jelas masih sangat minim kalau tak mau dibilang langka.

Berbicara film dalam artian tayangan yang bisa disaksikan masyarakat secara luas melalui wahana khusus gedung bioskop, iya, memang minim, langka dan terbatas. Bertahun-tahun potensi perfilman Bali sebatas wacana tanpa karya. Beberapa karya dibuat namun tak semuanya muncul ke publik secara luas.

Jika dihitung sejak produksi berjudul “Leak” (2017) yang mencoba penayangan di bioskop lokal di Denpasar, maka jumlah film yang memang diproyeksikan untuk penayangan layar lebar di bioskop, jumlahnya masih kurang dari hitungan jari tangan.

Kalau ditanya apa penyebabnya, paling mudah menjawab, memproduksi film cerita penuh untuk tayangan bioskop bukan hal mudah. Ada begitu banyak aspek yang harus dipersiapkan, proses panjang, dan tentu saja biaya produksi yang tak sedikit. Ketika film sudah jadi dan siap tayang, tahap berikutnya juga menguras tenaga dan pikiran, mulai dari masalah surat keterangan lolos sensor dari LSF, izin tayang, dan mekanisme penayangan melalui bioskop berjejaring yang memang tak mudah. Lain dari itu, peluang pasar atau potensi penonton jelas menjadi perhitungan.

Sejak “Leak (Penangkeb)” yang diputar Maret 2019, praktis belum ada lagi karya sineas Bali yang diputar secara regular di gedung bioskop setidaknya di Denpasar. Sebelum pandemi Covid merebak, terbetik kabar akan ada satu produksi yang digadang-gadang sebagai unggulan,  yakni film berjudul “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit”.

Namun dua tahun lebih masa pandemi — bisa dimaklumi sebagai penyebab banyak hal yang tertunda atau terhenti — termasuk film “Nyi Rimbit” yang sempat tiada kabar lagi. Hingga menjelang akhir tahun kemarin muncul kabar “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” diputar untuk gala premiere di salah satu bioskop baru di Denpasar.

Salah satu adegan dalam film “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” | Foto Ist

Hingga memasuki minggu pertama Januari 2024, film ini pun resmi masuk gedung bioskop dan diputar secara regular (bukan penonton khusus dengan undangan) di Denpasar Cineplex. “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” mengisahkan satu desa fiktif bernama Kalidasa yang dilanda keresahan setelah sejumlah warga mereka tewas secara misterius. Bukan grubug atau wabah, tapi ada kekhawatiran kalau peristiwa ini berkaitan dengan mistik, ilmu hitam.

Jero bendesa pun memanggil tiga sekawan, Sengap, Tompel, dan Sokir, untuk menyelidiki masalah ini dan menemukan pelakunya. Kecurigaan mengarah kuat kepada seorang nenek misterius yang hidup sendirian di tengah hutan, Nyi Rimbit.

Apa yang menarik dari film ini? Adakah sekadar pelepas dahaga berkepanjangan akan karya-karya sineas Bali yang ditunggu-tunggu?

Melewati 10 hari penayangan (pada saat tulisan ini disusun, Sabtu 13 Januari 2024) bolehlah diapresiasi, menjadi catatan tersendiri, di mana dengan empat kali penayangan tiap hari, kursi yang tersedia selalu penuh terisi.

Salah satu adegan dalam film “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” | Foto Ist

Entah kebetulan, setipe dengan beberapa film lokal Bali yang beredar di bioskop sebelumnya, “Nyi Rimbit” juga berada di jalur drama horor. Tidak jauh berbeda dengan kondisi perfilman nasional yang masih mengandalkan daya tarik unsur mistis. Bedanya, apalagi karena mengedepankan pemeran grup Clekontong Mas (tiga kawan Sengap, Tompel, dan Sokir), sudah pasti unsur komedi menjadi bagian yang dominan juga. Bukan hal baru atau aneh, karena sejumlah film horor barat, juga film horor nasional sedari era Suzanna, juga kerap memasukkan nuansa komedi. Begitu pula Warkop DKI pernah memasukkan nuansa horor di film “Setan Kredit”.

Jatuh-jatuhnya “Nyi Rimbit” lebih membuat penonton bergidik ngeri atau malah tertawa terpingkal? Meskipun pengadegan horornya digarap cukup apik, tak bisa dimungkiri, lawakan menjadi lebih dominan. Bahkan Leak pun bisa diolok-olok.

Disebut sebagai film apapun, yang jelas “gado-gado” drama, komedi, dan horror yang satu ini berhasil membuat penonton terhibur dan setidaknya tersenyum. Bukankah tujuan utama satu tontonan memang untuk menghibur?

Serupa dengan film lokal Bali sebelumnya, menjadi catatan sekaligus pertanyaan pula, mengapa pemerannya didominasi (kalau tak mau dikatakan nyaris seluruhnya) adalah kelompok publik figur seperti artis, penyanyi lagu pop Bali atau selebgram. Di luar Clekontong Mas yang juga dijadikan sebagai judul, film ini didukung penyanyi pop Bali Yessi Diana, Gek Diah, Yudi Darmawan “Leeyonk Sinatra”, Gek Yuri, juga Lanang Botax dari Lolot Band.

Selain itu juga ada Unggit Desti, Sri Sumahardani, Gede Pay, Bayu Kramas, Asri Saputri, Oli Olie. Last but not least, pemeran Nyi Rimbit, si “niang gaul”, AA Ayu Mas .

Salah satu adegan dalam film “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” | Foto Ist

Boleh jadi ada asumsi sekaligus menjadi formula, mengumpulkan pemeran yang rata-rata sudah punya nama untuk memperkuat nilai jual atau daya tarik. Atau boleh jadi juga untuk mempermudah berbagai persiapan hingga masalah teknis, karena kebetulan pemeran yang diajak adalah teman atau terbilang masih satu circle dengan tim produksi khususnya duet sutradara IB Hari Kayana alias Gus Hari dan Gus Windi alias Jibolka Baker, atau Hery Budiana selaku produser.

Awalnya, begitu melihat judul film, juga mengetahui ide cerita dan naskah dari personel Clekontong Mas, ada keraguan terbersit dalam pikiran. Apakah nantinya, jangan-jangan “Nyi Rimbit” hanya memindahkan bondres dari panggung ke layar lebar?

Kerap terjadi, mereka yang terbiasa tampil di atas panggung, saat bermain di depan kamera, sedikit banyak akan terbawa dengan gaya dan penampilan panggung. Walau jelas mediumnya berbeda, audiens juga berbeda. Bahasa panggung dan bahasa audio visual tentu saja berbeda, karena interaksinya jauh berbeda.

Untungnya keraguan itu tak begitu banyak terbukti, karena hanya pada beberapa bagian saja, Clekontong Mas membawakan lawakan panggung ke layar lebar sehingga terkesan agak garing. Selebihnya, Sengap, Tompel dan Sokir, berupaya sedemikian rupa berinteraksi dan memberi ruang kepada pemeran lain seperti Yessi Diana sebagai Nyi Likig alias Leak sesungguhnya, pun Lanang Botax sebagai jero bendesa yang agak-agak konyol juga.

Sisi lain yang membuat “Nyi Rimbit” tidak tergagap dalam penuturannya, karena dialog nyaris seratus persen menggunakan bahasa Bali. Tentu ini menguntungkan karena dialog menjadi lebih natural dan pas. Sekalipun untuk itu perlu disiapkan subtitle atau terjemahan dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan penonton yang barangkali tak begitu mengerti dengan bahasa Bali.

Salah satu adegan dalam film “Clekontong Mas The Movie: Nyi Rimbit” | Foto Ist

Bahwa kemudian film ini sulit bisa diputar secara nasional karena faktor bahasa kiranya tak perlu terlalu dikhawatirkan. Terbukti beberapa film nasional seperti “Yo Wis Ben” yang dominan menggunakan bahasa Jawa tetap bisa diterima dengan baik. Apalagi kalau berbicara film asing dari Italia, Jerman, Perancis, juga India yang tetap bisa disaksikan dengan baik dengan adanya terjemahan yang memadai.

Secara teknis, film yang nyaris keseluruhan memakai lokasi suting di Desa Bayung, Kintamani, ini menyuguhkan kualitas gambar dengan angle-angle yang lebih baik daripada beberapa produksi lokal Bali sebelumnya. Begitupun tata suara yang memadai untuk penayangan gedung bioskop, walau pada beberapa frame belum balance.

Tentu tidak fair kalau membandingkan “Nyi Rimbit” dengan prouksi film nasional dengan peralatan yang lebih canggih dan biaya produksi yang mencapai puluhan kali lipat. Namun keinginan untuk menjadikan film ini sebagai lokomotif produksi lokal berikutnya tentu patut diapresiasi. [T]

  • BACA artikel ULAS FILM lain tatkala.co

Tags: bondresCelekontong Masfilmkesenian baliresensiresensi filmUlasan Film
Previous Post

Mengajarkan Siswa Cara Memilah dan Mengolah Sampah

Next Post

Tanggung Jawab Sosial Tahap Pertama

Made Adnyana

Made Adnyana

Dosen, penulis musik, host podcast "Oke Made"

Next Post
Tanggung Jawab Sosial Tahap Pertama

Tanggung Jawab Sosial Tahap Pertama

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deeflearning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co