12 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

WAIKUNTHA DALAM LONTAR PEMBELAJARAN AKSARA BALI TINGKAT TINGGI

Sugi LanusbySugi Lanus
January 8, 2024
inEsai
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU
  • Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Januari 2024

Dalam catatan hari kemarin, saya selintas mengupas Waikuntha-Dharma (jalan atau ajaran menuju Wisnu-loka/Waikuntha) yang disebutkan dalam Kidung Wargasari, sebuah pedoman tembang yang demikian populer dalam masyarakat Bali.

Mungkin ada yang bertanya: Dari mana penulis Kidung Wargasari mendapat teks ajaran Waikuntha-Dharma itu sehingga menjadi bagian dari karyanya?

Lontar yang jauh lebih kuno yang mengandung teks secara langsung menyebut kata ‘Waikuntha’ yang diwarisi masyarakat Jawa Kuno dan Bali adalah sebuah lontar pedoman pembelajaran aksara Bali dan Jawa Kuna tingkat tinggi. Judul lontarnya adalah Swara Wyanjana.

Siapapun yang memasuki kesusastraan Jawa Kuno dan Bali jika tidak mampu memahami secara baik isi lontar Swara Wyanjana, maka yang bersangkutan hanyalah seorang amatiran.

Lontar Swara Wyanjana adalah lontar wajib yang harus dibaca oleh kaum terpelajar yang ingin memasuki khazanah kesusastraan dan kebatinan Jawa Kuno (Kawi) dan Bali. Jika seseorang membahas aksara Bali, atau ajaran kebatinan Bali, tanpa pemahaman mendasar dari isi ‘Swara Wyanjana’, bisa disamakan dengan seorang yang “membahas masakan Bali tanpa paham basa genep dan basa gede”.

Halaman depan lontar Swara Wyañjana

Isi atau teks lontar Swara Wyanjana adalah pedoman sangat kuno atau bisa dikatakan “purba”. Sebab lontar ini berisi teks pembelajaran aksara yang dipakai dalam pembelajaran aksara Karosti. Sejarah pembelajaran aksara Bali tidak bisa dipisahkan dengan pembelajaran aksara di Asia, khususnya di Bharata Warsa dan Bhatara Kanda — atau Asia secara keseluruhan. Aksara Karosti berkembang menjadi aksara Brahmi yang kemudian menjadi aksara Dewanagari dan aksara Pallawa. Aksara di Nusantara tidak berkait langsung dengan aksara Dewanagari yang berkembang di India Utara. Aksara Pallawa yang digunakan oleh penduduk di India Selatan yang berkembang di Nusantara dan Asia Tenggara. Sansekerta sendiri adalah nama bahasa, bukan aksara.

Terlebih jika seseorang ingin memasuki kepanditaan — baik di tahapan pinandita dan selanjutnya menjadi pandita — tanpa pemahaman mendasar dari isi ‘Swara Wyanjana’ maka seumur hidupnya akan menjadi gamang dalam bermantra atau memahami kaidah ‘bija aksara’ dan puja yang mengandung penulisan dirga, pasang pageh, dstnya, serta nantinya meningkat sampai modre.

Sebelum membahas istilah ‘waikuntha’ yang ada dalam lontar Swara Wyanjana, ada baiknya membahas selintas isi lontar ini. Kenapa ‘waikuntha’ disebut dalam lontar ini? Bagaimana gambaran umum isi lontar ini?

// °awighnamāstu // nihan tiṅkaḥ iŋ °akṣara kaṅ inaranan swara wyañjanā/ mwaŋ warggākṣara warṇna/ ślokanya // warṇnāstu/ saptācatūryyaḥ// swara/ śca/ pi/ catur/ daśa // wyañjanakaṁ/ traya/ triṅśat·// warggastu/ pañcawiṅśati // warṇna ṅaranya/ kweḥnya/ 47/ °a karādi/ °a kāranta // swara ṅaranya/ kweḥnya/13/ ya karadi/ ya kāranta // wyañjana ṅaranya/ kweḥnya/ 33/ °okārādi/ °okāranta // warggā ṅaranya/ kweḥnya/ 25/ ma karadi/ ma kārta / yeka wargga ṅaranya //

Demikian pembuka lontar yang berisi penjelasan apa sebenarnya yang terkandung dalam lontar ‘Swara wyañjanā’.

Memasuki lontar-lontar Bali yang dari segi kebahasaan dan peristilahan yang penuh serapan Sansekerta dan Kawi, seorang pembelajar lontar Kawi wajib memahami kewargaan-aksara yang terdiri dari 47, 13, 33, 25 — sekian banyak pembagian aksara yang wajib dipahami penulisan dan suaranya.

Dari pemahaman kewargaan-aksara dalam lontar ‘Swara wyañjanā’ akan muncul pemahaman kenapa PASANG PAGEH dalam penulisan aksara Bali seperti itu. Alasannya adalah alasan kewarga-aksaraan dan artikulasi bunyi. Dengan memahami lontar ‘Swara wyañjanā’ kita akan paham bahwa PASANG PAGEH bukan dari sekedar MULA KETO tetapi ada logika artikulatif dan dasar linguistika di wilayah bunyi yang mendasarinya.

Versi lontar lain sejenis yang lebih sederhana turunan dari lontar Swara Wyanjana, berjudul Wargga Aksara, menjelaskan bagian depannya lebih sederhana:

// °awighnamāstu // nihan· tiṅkaḥ niṅ ākṣara / kaṅ inaranan· warggākṣara / mwaŋ swara wyañjanā / mwaŋ dīrgha / hrĕswa / pluta nihan· lwir niŋ ślokanya // warṇnastu saptacaturyyaḥ / swara ca pi caturdaśaḥ /wyañjanakaṁ trayaḥ triṅśaḥ / warggāḥ stu pañcawiṅśāti // warṇna ṅaranya / °a kārādi / °u kārānta // swara / 14 / kweḥnya // kahādi / makārānta / 15 (25) / kwehnya // wargga ṅaranya / ya kārādi / ha kārānta // wyañjana ṅaranya / 9 / kweḥnya // nihan kaglaran iṅ ākṣara / kaṅ iṅaranan· swara wyañjana//

Dalam konteks apa ‘waikuntha’ dibahas ketika membahas kewargaan-aksara dalam lontar Bali?

Dalam lontar versi lengkap lontar ‘Swara wyañjanā’ bagian akhirnya menjadi kunci pokok memasuki relasi aksara dan swara aksara dengan kedewataan. Dari sinilah sumber kenapa di Bali dalam Dewata Nawasanga semua penjuru memiliki aksaranya masing-masing. Dewata melewat dengan ’aksara’ baik tulisan dan suaranya.

Sementara itu, jika kita kembali ke Kidung Wargasari, relasi kedewataan dengan chakra dalam diri manusia pun dibahas, dan dari sana kita melihat bahwa ‘waikuntha-dharma’ ada di chakra kedua. Jika chakra kedua terbuka, akan terbuka jalan pemahaman diri yang lebih utuh menuju ‘alam Bhatara Wisnu’ atau ‘Wisnu-loka’ (alias Waikuntha). Dalam lontar ‘Swara wyañjanā’  relasi kedewataan dan juga nama alias atau gelar-gelar dewata dan prami-pasangannya dijelaskan secara sangat rinci, ini akan memberikan gambaran batiniah yang jelas ketika para pandita-pinandita memuja dalam stuti-stawa atau mantra pemuliaan kedewataan.

Dalam kutipan ini disebutkan /waikuṇṭhā wistaraśrawa/ sebagai bagian dari kedewataan Bhatara Wisnu:

// wiṣṇu narayaṇa śori/ ca kṛpaṇi janārddhanaḥ/ padmanābho ṅṛpikaiśa/ waikuṇṭhā wistaraśrawa// garuḍawāhanaṃ rāmaḥ/ bhaśradhāra kapidhwajaṃ/ sañjayaṃ dhamodharaśca/ bāmana tripitha/ sītāragañca nabaśca/ prawa°umnani ruddhakaḥ// harisarggiḥ śri dhāraśca/ lokanṛk· madwapajayoḥ/ widwaswanohāt pajayāḥ/ prahlānowṛkṣakapawo//

Penjelasan rinci kedewataan dan gelar dari Bhatara Wiṣṇu disebut juga Narayaṇa-Kṛpaṇi Janārddhanaḥ dan seterusnya. Memegang roda dharma dan berwahana Garuda, berstana di Waikuṇṭhā dengan gelar nama pemuliaan Wistaraśrawa (waikuṇṭhā wistaraśrawa).

Lontar Swara Wyañjana disamping menjelaskan tentang stana Bhatara Wisnu dan semua kedewataan dalam Dewata Nawasanga beserta aksara suci dan posisinya di tubuh-batin manusia, juga memberikan penjelasan berbagai gelar lain penyebutan atau berbagai gelar alias dari para dewata yang dimuliakan dalam berbagai lontar Bali dan Kawi. Dari ‘Saŋ Hyaŋṅ Aditya’ yang dimuliakan di Sanggar Jajaran (Sanggah atau Mrajan) di Bali, sampai yang dirahasikan seperti gelar ‘Saŋ Hyaŋ Bhairawiṅgisaṅgi’, dstnya.

Halaman depan lontar Wargga Aksara

Lontar ini pertama-tama memberikan dasar untuk memasuki pemahaman aksara dan aspek fonetik kebahasaan Kawi dan Sansekerta yang berguna menjadi pondasi memasuki lontar-lontar ajaran Hindu-Bali yang bahasa Sansekerta, Kawi dan Bali. Dari kewargaan-aksara kemudian lontar ini lebih lanjut membahas “kewargaan-kedewataan” dan relasinya dengan peristilahan dan gelar-gelar lainnya. Semacam thesaurus atau kamus sinonim melengkapi di akhir lontar, yang membuat pembaca punya pedoman mendasar dalam memahami berbagai peristilahan tingkat tinggi yang dipakai memasuki khazanah pengetahuan kepanditaan dan seni sastra Kawi.

Waikuṇṭhā-wistaraśrawa atau Wiṣṇu-loka menjadi salah satu pokok lontar Swara wyañjanā, di tengah penjelasan lainnya yang juga membahas konstelasi penjelasan “kewarga-dewataan”yang berguna sebagai sesuluh dalam mendalami ajaran kebatinan Bali, baik dari jalur (paksa) Waikuṇṭhā-Dharma (jalan Wiṣṇu atau Waisnawa), jalur Buddhapaksa, atau Śiwa-Dharma (ajaran Kasiwaan). [T]

BACA artikel lain dari penulisSUGI LANUS

WAIKUNTHA DALAM KIDUNG HINDU BALI
Tags: aksaraaksara balilontarsastra
Previous Post

Menelisik Campur Kode Dalam Lirik Lagu “Secret Lover” Karya Kis Band Bali

Next Post

In Memoriam | Wayan Madra Aryasa dan Telatah I Gusti Bagus Sugriwa

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
In Memoriam | Wayan Madra Aryasa dan Telatah I Gusti Bagus Sugriwa

In Memoriam | Wayan Madra Aryasa dan Telatah I Gusti Bagus Sugriwa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more

Paradoks Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Menghina

by Ahmad Sihabudin
June 10, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

BERPENDAPAT katanya boleh mengatakan apa pun, bebas berekspresi, termasuk pernyataan “hinaan”. Kalau begitu menghina juga sama dengan berpendapat, menurut para...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co