AKU INGIN BERSEDIH LEBIH LAMA
aku ingin berjalan di dirimu
seperti seorang anak kecil yang menangis kesasar mencari arah ibunya
tetapi waktu ialah sungai
yang mengalir tanpa henti
dan menghanyutkan apa saja
termasuk diriku
ia tiba-tiba saja datang
Menuntun dan mengusap airmataku
serta memulihkan luka-luka
lalu mengusap debu pada pakaianku
memandikan dan menyisir rambutku yang ikal
serta menggenggam tanganku
untuk lanjut berjalan
padahal kala itu aku ingin bersedih lebih lama
Medan, 27 November 2023
DI TEPIAN SAWAH
sepasang matamu yang lembut
adalah air mancur yang bercucuran
dan di sana terselip aku
yang sedang mandi berbasah kuyup
di pancuran mata airnya
Medan, 26 November
KETIDURAN DI SORE HARI
suatu hari kau terbangun dengan rasa letih mengembara. kau lihat ke sebelahmu, yang ada hanya waktu yang tertidur memelukmu. ia terasa dingin dan fana tetapi senantiasa mengarungi nafasmu.
kejenuhan pun menyeruak deras, mendatangkan angin yang membawa gigil dari celah yang masuk. pandanganmu gusar diterkam gulita, dan saat kau hendak
menyalakan lampu, kau sadari ternyata lampu terbenam bersama mentari.
kau tak bisa merasakan apa-apa pada tanganmu, seolah ia buntung setelah mencuri. kakimu juga terpasung, menolak melangkah meski hanya sejengkal saja.
dan leher sampai kepalamu menjalar kabut-kabut lembut dan beku.
namun tiba-tiba seperti ada yang memanggil, suaranya tenang bagai percikan air pancur yang jatuh menghantam batu. lalu dituntunnya kau melihat sekitar, lengan waktu yang memelukmu erat ia telentangkan di bantal. kemudian di papahnya kau berjalan ke arah jendela, jendela yang asing dan tak bernama. tetapi seolah sudah kau kenal lama. entah di mana, mungkin di negeri seberang embun pagi.
lantas kau membuka jendela itu, bercakap dengan udara, menyapa sinar dan menatap anak kecil pulang bermain. rasa tenteram pun muncul dari temaram matahari yang sedang terbenam. dan kau sadari, kau ketiduran di saat senja.
Medan, 2023
- KLIK untuk BACA PUISI-PUISI LAIN