10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Buku “Menafsir Realitas dan Wacana” | Epilog: Mencari Pembaca

I Wayan ArtikabyI Wayan Artika
November 25, 2023
inEsai
Buku “Menafsir Realitas dan Wacana” | Epilog: Mencari Pembaca

Mungkin ada persaaan puas setelah selesai satu tulisan. Tapi lebih bahagia lagi jika tulisan ini mendapat pembaca. Menulis kemudian adalah sebuah perjuangan untuk mendapat pembaca. Pembaca tidak mudah diraih. Sangat ditentukan oleh kecocokan antara materi tulisan dan pembaca. Di tengah kesulitan itu, saya memang mendapat pembaca. Meskipun Terlalu sedikit. Setidaknya saya tidak hanya masturbasi (lagi).

Saya pernah tergelincir ke dalam situasi yang sangat sempit. Selingkup desa. Saya menulis satu persoalan konspirasi antara investor dan aparat desa. Yang akhirnya terjuallah tanah perkebunan milik warga secara paksa. Ada penipuan di sini. Yang paling saya tolak adalah pelanggaran teritori jalur hijau kuno yang membatasi alas tutupan dan pemukiman. Lalu saya menulis masalah ini. Berhasil dibaca banyak orang, di kalangan pembaca koran Bali Post. Dan, utamanya membuat heboh di desa saya.

Mendapat pembaca ternyata mudah. Tulis hal yang berkaitan dengan pembaca. Bisa pujian atau kritik. Tapi yang lebih mudah lagi mendapat pembaca adalah tulisan yang mengkritik pembaca, apalgi kiritik ini diterima sebagai hujatan atau pelecehan.

Hal ini memang bukan “resep” jitu bagi saya untuk mendapat pembaca (atau tidak dianjurkan). Cara ini terjadi secara alamiah dan jujur. Saya menulis topik yang memancing diri saya untuk berpendapat. Pun, berkali kali tersandung perkara dengan pembaca. Puncaknya adalah pada novel Inses, yang berlatar belakang Desa Batungsel, desa kelahiran saya. Novel ini saya perkaya dengan berbagai pengetahuan yang saya miliki, diberi oleh Bapak sebagai cerita ketika saya anak-anak, sebagai buah parenting seorang ayah.

Saya masih melewati beberapa kali kejadian buruk, akibat tulisan saya. Unjungnya permusuhan yang saya alami dengan pembaca yang dirugikan. Sungguh tidak enak. Tulisan yang bertentangan dengan pembaca tidak dihindari oleh pembaca itu sendiri tetapi justru sebaliknya, diburu. Pada skala yang lebih besar, inilah disebut tulisan yang memicu kontroversi.

Tulisan yang kontroversial bukan berarti jelek tetapi harus dikembalikan kepada wacana atau realitas yang ditulis. Benar, apakah ada kontroversi? Atau memang masyarakat pembaca sudah terbelah dalam kontroversi sebelum adanya tulisan. Maka tulisan pun harus berpihak atau sedikit lebih “aman” bagi penulis kalau dijadikan tulisan yang moderat.

Saya lebih paham setelah menulis epilog ini, tulisan-tulisan saya yang dibaca dan menimbulkan permusuhan di antara saya dan mereka adalah karena lewat tulisan, saya berpihak kepada salah satu kelompok. Tegasnya, masyarakat terbelah dalam pertentangan. Lantas tulisan yang dilempar ke tengah mereka menjadi infrastruktur memicu ”perang” terbuka. Dari banyak pengalaman ini saya dapat simpulkan kalau pada akhirnya sayalah yang terseret ke dalam pertentangan atau kontroversi itu. Sementara pihak yang diuntungkan atau yang dibela (walau ini hanya konsekuensi) di dalam tulisan pun cenderung bergeming. Maka saya sebagai penulis telah berani ambil risiko walaupun ketika satu tulisan disusun, sama sekali tidak sanggup memikirkannya. Kalau sudah dipikirkan, maka arah tulisan pasti belok. Pasti aman. Sehingga saya tidak dapat pengalaman masuk kandang harimau desa adat yang sangat ganas, bersama Bapak saya yang tidak sanggup lagi menjelaskan rasa cemas dan malunya; tidak sampai nginep di kantor Polsek Pupuan, tidak pernah menjalani ritual pengusiran dari desa.

Semua pengalaman itu ada dalam bingkai mendapatkan pembaca. Ada dua kategori pembaca: yang dikenal dengan baik (karena berdekatan) dan yang tidak. Pembaca yang dikenal dengan baik adalah pembaca yang dekat dengan penulis. Selebihnya tentu pembaca-pembaca yang jauh, waktu dan ruang.

Saya lebih banyak bermasalah dengan pembaca yang dekat. Mungkin ini satu prinsip yang saya kembangkan bahwa menulis bagi saya adalah untuk mengisi kekosongan teks tulisan di antara warga desa. Ada banyak sekali tulisan, entah buku atau berita di koran, tetapi tidak ada yang menulis tentang mereka dan hidupnya di Desa Batungsel. Anak-anak yang sekolah SD di Desa Batungsel juga tidak pernah membaca nama des aini di dalam buku Pelajaran. Karena itulah tanggung jawab saya sebagai penulis memulai dengan menghadirkan Batungsel di dalam tulisan-tulisan saya. Pembaca akan bertemu satu nama desa yang asing dan juga sangat sulit diucapkan. Jalan yang saya tempuh untuk hal ini adalah dalam cerpen. Sampai pada kasus novel Inses, yang saat terbit harus mengubah seting, dari Desa Batungsel, menjadi Jelungkap, lalu berubah lagi kelak dengan revisi besar, terbit sebagai edisi II, menjadi Kemoning; latar cerita saya selalu Desa Batungsel, dengan kebun kopi, sayong, Batukaru, jalan setapak, dengung lebah, harum bunga kopi, bunga sungenge dengan getah pahit (di Jawa Srengenge).

 Tulisan-tulisan saya memang pada akhirnya menghadirkan Desa Batungsel ke dunia baru: tulisan. Hal ini tentunya sangat mengagumkan. Setidaknya saya alami ketika SD. Pada satu buku di perpustakaan sekolah SD 1 Batungsel, saya bertemu buku bergambar penuh warna. Ada ular yang saya kenal di dalam habitatnya: sawah. Yang lain lebih memukai saya. Tulisan pendek dan foto-foto burung pemakan padi. Satu jenis adalah burung peking yang sama dengan burung yang saya sering pelihara ketika musim padi berbuah, namanya berbeda sedikit ”petingan” yang sungguh membuat saya tercengang. Kok  ada burung petingan di dalam buku sekolah? Bagaimana hal ini terjadi?

Pengalaman ini seperti memberi wawasan realitas baru bagi saya. Ada realitas sehari-hari hidup di desa dan ada realitas lain, realitas di atas buku atau realitas tertulis. Jika demikian halnya, buku jadi sangat menarik. Pembaca dapat menemukan hubungan erat antara realitas dengan tulisan di atas kertas. Inilah yang membuat saya sangat terkesan.

Pengalaman itu cukup lama jadi mimpi. Saya ingin sekali ada bacaan atau buku mengenai kehidupan di desa. Inilah yang banyak saya tulis dan menjadi satu cara untuk mendapat pembaca, selingkup desa. Ini sudah cukup. Lewat tulisan saya, mendapat pembaca dan materi bacaan ini dekat dengan mereka serta kehidupannya. Maka Batungsel adalah pilihan. Pun harus diterima karena pernah jadi malapetaka bagi saya.

Amat sedikit tulisan tersedia di desa saya. Apalagi yang berhubungan dengan berbagai variable kehidupan di desa. Saya pun banyak menulis tentang desa untuk mengisi dunia teks yang kosong. Harapannya, Masyarakat Batungsel, dapat membaca kehidupan mereka, sebagaimana ada banyak foto. Demikian juga harus ada banyak tulisan yang mendokumentasi kehidupan Batungsel. [T]

Catatan:

  • Tulisan ini diambil dari Epilog dalam buku “Menafsir Realitas dan Wacana” karya I Wayan Artika
Buku “Menafsir Realitas dan Wacana” | Prakata: Jejak di Atas Jalan Bahasa
Tags: BahasaBukurealitaswacana
Previous Post

Buku “Menafsir Realitas dan Wacana” | Prakata: Jejak di Atas Jalan Bahasa

Next Post

Puisi-puisi GM Sukawidana | Narasi Imajiner Memasuki Ruang Kosong Snerayuza

I Wayan Artika

I Wayan Artika

Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum. | Doktor pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja. Penulis novel, cerpen dan esai. Tulisannya dimuat di berbagai media dan jurnal

Next Post
Puisi-puisi GM Sukawidana | Narasi Imajiner Memasuki Ruang Kosong Snerayuza

Puisi-puisi GM Sukawidana | Narasi Imajiner Memasuki Ruang Kosong Snerayuza

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co