MUSIK tradisional adalah musik yang hidup di suatu daerah yang dipengarui oleh tiga hal yakni; seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat penikmatnya. Musik Manggarai, musik yang hidup secara turun-temurun di masyarakat dan difungsikan untuk upacara adat serta sarana hiburan.
Alat musik Manggarai berupa Gendang dan Gong. Alat musik ini apabila dimainkan harus melalui proses ritual. Instrument Gendang yang ada pada musik etnik
Di Manggarai dikenal dengan dua jenis Gendang, yakni Tutung: gendang utama yang dimainkan sebagai pembuka musik, dan Oreng; dua jenis Gendang yang dimainkan sebagai pola ritmis dan penanda dinamika musik yang dimainkan. Gendang dibuat dari kayu berongga dan berselaput dari kulit kambing atau rusa pada salah satu bagiannya.
Menurut Felix Edon, salah satu seniman professional yang berasal dari Manggarai, alat musik Gendang ini merupakan alat musik sakral hanya boleh digunakan pada upacara adat seperti Penti, pesta sukuran, Congko Langka; upacara penyucian diri dari kotoran dengan sarana kerbau. Kerbau pilihan sesuai dengan jenis upacara dan jenis kerbau yang ditentukan.
Upacara Wagal; tradisi meminang/pernikahan. Roko Molas Poco; upacara yang digelar dalam proses pembangunan rumah. Upacara ini dilaksanakan saat pemilihan kayu bahan rumah dengan prosesi ritual yang diarak dari hutan. Ada seorang gadis duduk di atas kayu yang diarak. Penyimpanan alat musik Gendang ini hanya boleh di rumah Gendang (rumah utama dalam kampung adat Manggarai).
Angelina Ayuni Praise, Alumni IKJ 2020, menambahkan, pada penyajian musik Manggarai, apabila digunakan sebagai pengiring musik ritual, pemain kendangnya dimaikan oleh para wanita. Selain memberikan daya tarik secara visual dari para pemainnya, hal itu juga menambah kesan estetisnya. Akan tetapi, kalau difungsikan untuk hiburan, bisa dimainkan oleh laki-laki.
“Permain instrument Gong pada music etnik Manggarai dimainkan dengan diayun sambil memukul. Hal itu juga bertujuan untuk menambah estetika,” kata Angelina Ayuni Praise.
Seiring berjalannya waktu, perlahan alat musik ini sudah bisa digunakan pada acara-acara di luar kampung adat seperti di gereja sebagai pengiring lagu-lagu inkulturasi dan sebagai sarana Pendidikan di sekolah-sekolah. Perkembangan yang terjadi hingga kini, alat musik Gendang dan Gong ini sudah beredar semakin luas. Sanggar-sanggar di Manggarai telah banyak memiliki alat music ini.
“Mereka memperlakukan alat ini masih tetap sama. Apabila dimainkan untuk upacara adat, ada prosesi ritual yang dilalui dengan menghaturkan darah ayam,,” kata Felix Edon.
Felix Edon adalah seorang pensiunan kepala bagian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai, yang saat ini melanjutkan tugasnya sebagai praktisi budaya di Manggarai.
Gambar 1. Kegiatan Workshop Musik Tradisional Manggarai | Sumber. Dokumentasi I Nyoman Mariyana, tahun 2023
Felix Edon juga menyebutkan, di wilayah Todo Manggarai, terdapat Gendang yang berasal dari kulit wanita yang sudah meninggal. Cerita ini menjadi mitologi yang dipercaya karena hingga saat ini, alat musik itu masih terjaga dan tersimpan dengan baik. Apabila ingin melihatnya, ada prosesi ritual telebih dahulu. Wilayah Todo adalah ibukota pertama Manggarai, selanjutnya berkembang menjadi tiga kabupaten; Manggarai Barat, Manggarai Tengah dan Manggarai Timur.
Secara musikalitas, dalam permainan musik di Manggarai, terdapat 7 jenis irama yang ada dalam pernyajian musiknya, diantaranya;
1. Takitu
Irama ini biasanya dimainkan sebagai irama pemula dari seluruh rangkaian acara. Mulai dibunyikan pada pagi hari sebagai pertanda acara di kampung itu hendak dimulai. Maka para warga sudah mulai bergegas untuk turun ke halaman untuk menyambut tamu undangan. irama ini juga pemberi isyarat bahwa di kampung itu akan ada acara atau akan ada tamu penting. Keunikan pada irama ini adalah pukulan gong yang bertalu-talu 4 – 8 gong. Setiap gong dipukul oleh satu orang dengan baris berderet. Biasanya dimainkan oleh wanita.
2. Concong
Iriama ini bertempo lambat dan sedang. Irama ini bisa digunakan sebagai iringan Tari Raga-Sae. Raga; gerak tari laki-laki, dan Sae; gerak tari perempuan.
3. Kedendik
Pemain Caci sudah masuk ke kampung. Permainan tuan rumah dengan tamu. Dimainkan dengan menggabungkan kedua kendang menjadi 1 antara kendang Tutung dan Oreng, dimainkan dari sisi kiri dan kanan dalam tempo cepat. Berfungsi sebagai penyemangat.
4. Ndundundake
Irama yg berfungsi sebagainiringan tari.
5. Mbata
Irama yg digunakan sebagai iringan musik vokal pada malam hari. Sanda nyanyi keliling tanpa musik hanya dengan hentakan kaki. Cako.
6. Redep
Irama yg digunakan sebagai iringan tari dalam tempo sedang.
7. Tako Latung Data
Irama transisi pada tarian. Pola irama ini disesuaikan dengan gerak tari. Apa bila penari mundur dan maju, ada pola tersendiri yang dimainkan.
Gambar 2. Kegiatan Workshop Tari | Sumber. Dokumentasi I Nyoman Mariyana, tahun 2023
Fungsi alat musik Etnik Manggarai
1. Gendang sebagai alat musik utama pada upacara adat
2. Gong ; berpasangan dengan gendang
3. Tambur; sebagai musik petanda perang
4. Sunding; menyerupai alat musik tiup dengan sistim nada penta tonik. Sebagai alat musik hiburan. Biasanya dimainkan di pagi hari atau malam hari.
5. Cakatinding; alat musik dari bambu
6. Cakatonda; alat musik berbilah darinkayu menyerupai kolintang
7. Juk; alat musik petik
8. Biola; alat musik gesek yang terbuat dari kayu nara. Alat geseknya terbuat dari ekor kuda.
9. Gambus; alat musik pesisir
Gambar 3. Penyerahan Tanda Penghargaan Oleh Rektor ISI Denpasar Kepada Narasumber Workshop | Sumber. Dokumentasi I Nyoman Mariyana, tahun 2023
Angelina Ayuni Praise, adalah seniman muda Manggarai yang menekuni seni Tari. Sejak lulus Sarjana Seni (S1) di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tahun 2020, dia mengabdikan diri sebagai guru Tari di SMK Negeri 3 Komodo. Tekadnya yang kuat untuk mengembangkan kesenian daerahnya, mendorong anak-anak muda untuk menekuni dan mencintai kesenian yang diwarisi kini.
Pengembangan seni khususnya seni tari ia tekuni guna lebih mengembangkan potensi seni yang ada.
Dengan keindahan alam yg ada di Labuan Bajo sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi wahana kreativitas seni berbasis kearifan lokal Manggarai. Pengembangan musik etnik Manggarai dilakukan dengan pengembangan alat-alat musiknya tanpa menghilangkan identitas budaya setempat. Tradisi menjadi dasar pengembangan kreativitas untuk melahirkan karya-karya baru bernafaskan adat Menggarai. [T]